Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akun twitter @milisinasional adalah reinkarnasi baru dari akun twitter @distriknasional yang jadi korban totalitarianisme firaun anti kritik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rebutan Proyek ala Buzzer Jokowi

8 Januari 2019   14:56 Diperbarui: 8 Januari 2019   15:10 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : provoke-online.com

Namanya juga cebong, bahkan sampai seorang wartawan Kompas saja menyampaikan kekesalannya terhadap buzzer Jokowi. "Baru dgr dari sumber terdekat penguasa, buzzer petahana lebih mikir invoice dan logistik. Laporannya selalu ABS. Tenang, masih unggul survei. Gitu ceritanya. Padahal penantangnya jauh lebih militan. Trennya jg makin bagus. Peluang menang terbuka lebar. Demikian. Saya ngopdul ya," ujar @BillyKHAERUDDIN . 

Jelas kondisi tercebut mencermirkan kondisi yang kacau dari kelakuan para buzzer Jokowi-Maruf. Jelas hal tersebut sangat merugikan Jokowi-Maruf dan menciptakan peluang kekalahan bahi kubu petahana.

Skrinsut twitter.com/BiLLYKHAERUDIN
Skrinsut twitter.com/BiLLYKHAERUDIN
Jika ada suatu hal yang menggerus eletabilitas Jokowi-Maruf, buzzer politik mereka sendiri adalah jawabnya. Buzzer politik petahana begitu agresif dan sumbu pendek dalam mengomentari hal apapun terkait citra Paslon yang dibelanya, makian seturut kata-kata kasar juga sering sekali terujar dari komplotan buzzer politik tersebut. 

Tak jarang pula tanggapan mereka mengenai situasi terkini dalam menghadapi persoalan bangsa begitu dangkal, seolah apa yang diucapkannya tanpa terlebih dahulu dipikirkan secara matang.  Juga kelakuan mereka yang mata duitan, hanya tau menagih gaji dan mengurusi urusan logistik, tapi kerjanya nol besar. 

Kelompok buzzer petahana juga sering kali membuat jagat media sosial gempar dengan glorifikasi-glorifikasi kinerja junjungannya yang sebenarnya hal itu adalah lumrah dilakukan sebagai petugas negara. Menanggapi kondisi itu tak heran mereka acap menerima cibiran sebab membuat kekisruhan di timeline. Buzzer politik petahana pun sering disindir dengan sebutan "kecebong'', segerombolan orang yang bermukim di kolam keruh ber-IQ 200 seperti kata seseorang yang mendapat gelar Professor di medsos.

Media sosial memang menjadi sebuah lanskap baru dalam diskursus politik dewasa ini. Kenyataan tersebut menjadikan media sosial menjadi arena setiap pasangan menggaet perhatian publik. Tak jarang media sosial menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk melancarkan propaganda, dan buzzer politik bertugas sebagai tentara untuk memviralkannya.  Tapi menjaga tensi politik tetap teduh mestilah dikedepankan, jangan terus mengompori dan memanaskan media sosial, sebagaimana yang dilakukan buzzer politik petahana.

Adakah kinerja buzzer signifikan dampaknya untuk mempengaruhi opini publik? Banyak orang setuju bahwa memang kinerja buzzer cukup dapat mempengaruhi persepsi publik, pola komunikasi dan penyebaran informasi yang mereka bangun penuh strategi. Penggalangan opini mereka bangun secara sistematis sehingga tidak memberikan celah informasi lain bisa hadir, dengan tujuan pesan yang mereka sampaikan benar-benar sampai secara utuh.

Sayangnya elektabilitas petahana tak kunjung terdongkrak meski dengan kinerja buzzer yang sudah semilitan itu. Bahkan tren elektabilitas Jokowi-Maruf terus menurun meski namanya selalu didorong untuk menjadi buah bibir netizen. Agaknya kita perlu memberi perhatian khusus pada buzzer Jokowi-Maruf ini, agar mereka tidak sekedar menghebohkan, tapi juga mesti menyampaikan pesan yang substantif, jangan justru memperkeruh dan merenggangkan kesatuan yang sudah terjalin antar anak bangsa.

Jika kita melihat langsung ke twitter pun kita bisa dapatkan bagaimana buzzer pada kubu Jokowi-Maruf saling serang antar pendukung satu dan lainya, bahkan sampai pada taraf saling bongkar membongkar aib. Mereka bukannya sibuk bahu membahu mendorong elektabilitas, justru saling mencibir mengekspose dapur mereka yang berantakan. Ada juga pihak yang menyayangkan bahwa buzzer politik Jokowi-Maruf hanya memikirkan urusan logistik demi kepentingannya, tanpa memikirkan pesan logis pada narasi yang mereka bawa.

Sumber:

medcom.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun