Sebuah sumbangan tulisan dari Veteran Millenials
Pertanyaan besar sedang melanda seluruh rakyat Indonesia menyambut debat capres yang pertama tahun 2019. Bagaimana tidak, dari seluruh rangkaian agenda kampanye capres dan cawapres 2019, agenda debat adalah yang terpenting bagi masyarakat demokrasi. Memang selain debat, ada berbagai fitur dalam bagaimana cara memenangkan hati rakyat Indonesia.
Dimulai dari kampanye damai, kampanye akbar, door to door, kampanye media dan lain sebagainya, merupakan faktor penting untuk memenangkan pertarungan capres 2019. Namun debat kandidat mendapatkan tempat yang khusus dalam dunia demokrasi.
Pertarungan visi dan misi sangatlah penting dalam menilai isi kepala kedua kandidat. Karena itulah esensi dari kontestasi, dimana baik capres nomor 01 dan 02 bukanlah petahana ataupun penantang, bukanlah presiden vs calon presiden, bukan kepala pemerintahan vs ketua partai oposisi, bukanlah kader partai PDIP vs Gerindra.Â
Debat capres akan mempertemukan kedua warga Negara Indonesia yang bertarung ide dan gagasan serta cara mengaplikasikan gagasan mereka ketika menjadi pemimpin Indonesia nanti.
Oleh sebab itu debat capres adalah bagian terpenting bagi rakyat Indonesia untuk menilai, memahami dan memastikan pilihan mereka nanti pada tanggal 17 April 2019. Dimana debat capres akan mempertontonkan gagasan dan ide yang terbaik akan dipilih oleh rakyat Indonesia.
Namun, mengapa debat capres 2019 kali ini dirasakan lebih mengakomodir keuntungan petahana? Bukankah sebelumnya, koalisi pemerintah selalu menggaungkan bahwa pidato Prabowo tidak dilandasi oleh data-data yang valid? Bahwa rakyat sudah pintar, bisa membedakan mana yang fakta mana yang hoax, bahwa tim sukses Prabowo Sandi selalu melebih-lebihkan situasi? Bahwa Prabowo selalu menebar pesimisme, bahwa kampanye pilpres 2019 harus kampanye yang bermutu yang substansif dan penuh dengan ide serta gagasan?
Ketika sekarang tiba saatnya untuk beradu ide dan gagasan, justru KPU mengeluarkan aturan bahwa setiap capres akan diberikan kisi-kisi pertanyaan. Kebijakan KPU tersebut seolah-olah meruntuhkan teori yang selama ini digembar gemborkan oleh koalisi pemerintah.
Sebelumnya pemaparan visi dan misi oleh capres juga ditiadakan oleh KPU, membuat insan demokrasi di Indonesia sungguh-sungguh menyesali keputusan tersebut. Minim pendidikan politik bagi rakyat Indonesia dan sangat buruk bagi kecerdasan bangsa ini.
Benarkah ketiadaan pemaparan tersebut menjadi pangkal dari permasalahan? Capres 01 lebih suka dengan pemaparan visi misi yang dilakukan oleh timses, sedangkan Capres 02 siap dengan pemaparan visi misi yang dilakukan oleh capres yang bersangkutan. Itu adalah fakta yang didapatkan dari media liputan6. Sehingga pada saat ini ramai di media massa bahwa timses petahana menuding bahwa kubu Prabowo Sandi takut berdebat ketika penyampaian visi dan misi.
Pernyataan tersebut tidak logis dengan melihat fakta yang sebelumnya ada. Bahwa penyampaian visi dan misi yang seharusnya tanggal 9 Januari 2019 dilakukan oleh capres dan debat mengenai visi dan misi dilakukan pada saat agenda debat capres pada tanggal 17 Januari 2019.