Bagi kita, mungkin nama Atambua tidak begitu ramah di telinga. Meski setelah nama kota itu diabadikan oleh Riri Riza dan Mira Lesmana dalam sebuah Film berjudul "Atambua 39 Derajat Celsius", pun kita tidak jua akrab dengan nama itu.
Tapi bagi Capres Prabowo Subianto nama Atambua bukanlah sekedar sebuah nama kota, lebih dari itu adalah sebuah kenangan. Kenangan seorang Prajurit TNI yang mengabdikan dirinya untuk menjaga dan menegakkan kedaulat NKRI.
Ketika Timur-Timur bergejolak menyuarakan pemisahan diri, Prabowo Subianto adalah orang yang berada di garis paling depan mengamankan dan mengupayakan agar konflik yang berujung disintegrasi itu terhindari.
Kini Prabowo kembali menginjakkan kaki di Atambua, tapi kali ini dengan misi yang jauh berbeda, bukan untuk meredam konflik atau mencegah disintegrasi. Kedatangan Prabowo di Atambua kali ini adalah untuk ikut hadir dalam acara perayaan Natal Nasional yang diadakan oleh Gerakan Kristiani Indonesia Raya (Gekira) sebuah organisasi sayap yang menanungi umat kristiani Partai Gerindra.
Selain ikut hadir dalam kegiatan Natal Nasional itu, Prabowo juga melakukan napak tilas, bagaimana perjuangan dirinya ketika mempertahankan Timur-Timur agar tidak lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi. Prabowo melakukan ziarah ke makam-makan para pejuang yang ikut bersamanya mempertahankan kedaulatan NKRI.
Prabowo nantinya juga akan menemui rekan-rekan sesama pejuang Timur-Timur yang masih hidup untuk temu-kangen, bernostalgia ketika menjalani perjuangan di Kota Atambua. Saling berbagi cerita ketika berada di tapal batas terujung NKRI, bertahan untuk menyaksikan bendara merah putih tetap berkibar.
Cerita konflik Timut-Timur yang terjadi di Atambua, juga Riri Riza dan Mira Lesmana coba bingkai melalui film "Atambua 39 Derajat Celsius" mungkin Riri Riza dan Mira Lesmana mencoba menggambarkan Atambua sebagai tempat yang "panas", entah secara geografis atau sejarah yang pernah singgah di daerah itu. Tapi lebih dari gambaran film, Atambua adalah kota yang hangat, siapapun yang datang akan mendapat jamuan senyum yang tulus. Tidak percaya?
Lihat saja bagaimana sambutan atas kedatangan pak Prabowo. Begitu hangat dan begitu ramah. Jika sempat, coba saja buktikan kehangatan Atambua, keluarlah disaat pagi hari ketika anak-anak kecil beramai pergi ke sekolah, senyum dan sapaan hangat akan mudah dijumpai sepanjang jalan.
Jadi mungkin tidak salah, tempat yang tepat untuk bernostalgia itu bernama Atambua.
Sumber: