Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Akun twitter @milisinasional adalah reinkarnasi baru dari akun twitter @distriknasional yang jadi korban totalitarianisme firaun anti kritik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo dan GAM, Dulu Seteru Kini Sekutu

26 Desember 2018   19:20 Diperbarui: 26 Desember 2018   19:32 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Eramuslim.com

Seorang tokoh revolusi perjuangan yang menentang segregasi rasial Nelson Mandela pernah menyampaikan pesan yang menyentuh mengenai sebuah relasi pertemanan dan musuh. Mandela menyampaikan bahwa "Jika ingin berdamai dengan musuh, kita harus bekerja sama dengan mereka. Maka musuh bisa jadi sekutu"

Pesan Mandela menarik, jika kita perhatikan cerita bagaimana hubungan antara Prabowo Subianto dan Muzakir Manaf Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Kita sama-sama tahu bahwa Prabowo sempat juga menjadi Panglima, ya benar seorang Panglima Kostrad. Mungkin kita akan berpikir apa anehnya pertemanan diantara sesama Panglima, tentu hal wajar dan lumrah. Tapi satu hal juga harus diingat,  bahwa Gerakan Aceh Merdeka adalah sebuah gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Sekarang sudah jelas dimana letak keanehannya tersebut?

Jelas aneh, baik Prabowo dan Muzakir Manaf pada saat masa dimana mereka mengemban misi masing-masing bukanlah orang yang dimungkinkan untuk saling berteman apalagi sampai bersahabat dekat. Pada saat mereka mengemban misi, Prabowo dan Muzakir tidak akan saling bertegur sapa antara satu dan lainnya laiknya pertemanan. Sekalipun bertemu dan bertegur sapa mungkin yang berbicara bukanlah mulut mereka, melainkan moncong senjata yang mereka miliki.

Benar sekali, sapannya akan sekeras dan semengerikan itu, sebab keduanya adalah musuh. Prabowo mengemban misi menumpas separatism yang mengancam kedaulatan NKRI dan Muzakir Manaf adalah pejuang pembebasan.

Absurd memang, tapi ya begitu, dunia yang kita hidupi ini terlalu singkat untuk menjadikan seseorang menjadi musuh kita selamanya. Musuh adalah kawan yang tertunda. Itu juga yang terjadi pada Prabowo dan Muzakir Manaf. Dulu saling bermusuhan yang bahkan sampai ingin membunuh antar satu dan lainnya, namu sekarang berubah jadi sahabat yang saling mensupport satu sama lain.

Cara berdamai dengan musuh adalah bekerjasama dengannya, begitu kata Mandela seorang tokoh inspiratif dari Afrika. Baik Prabowo dan Muzakir insyaf betul hal tersebut, sekarang mereka saling bekerja sama dalam memajukan kesejahteraan untuk orang yang mereka cintai, secara lebuh luas untuk Indonesia.Permusuhan pun berubah menjadi pertemanan.

Dulu seteru, sekarang sekutu. Dulu berseteru sekarang bersatu. Itulah yang menggambarkan Prabowo dan Muzakir Manaf hari ini. Kedua sahabat itu kini berjuang dan saling bekerja sama dalam misi yang serupa yaitu untuk Indonesia jaya. Prabowo dan Muzakir sama-sama secara khusyuk memperjuangkan Indonesia Adil dan Makmur.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun