Mohon tunggu...
Dista Aulia
Dista Aulia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Halo! nama saya Dista Aulia saya adalah seorang pelajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gelombang Korean Wave Melanda Indonesia, Apa Saja Dampaknya?

17 September 2023   21:54 Diperbarui: 17 September 2023   21:57 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena global yang kita ketahui sebagai Korean Wave atau Hallyu telah melanda hampir seluruh benua di dunia, tidak hanya di dunia entertainment, namun juga dalam dunia fesyen. Di Indonesia sendiri pengaruh K-Pop dan drama korea telah menyebabkan perubahan yang signifikan dalam preferensi fesyen. Anak muda di Indonesia semakin tertarik dengan penampilan unik dan stylish yang dipopulerkan oleh selebriti Korea favoritnya. Pada artikel kali ini, kita akan mengeksplorasi trend fesyen di Indonesia yang didorong oleh Korean Wave.

Di Indonesia sendiri, Korean Wave mulai dikenal sejak awal tahun 2000-an dengan adanya drama-drama Korea seperti Winter Sonata, Endless Love, Full House, hingga Descedants of The Sun adalah contoh dari drama-drama Korea yang menjadi fenomenal di Indonesia. Merambat dari K-Pop dan K-Drama, budaya Korea pun ikut meluas diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari, mulai dari makanan, skincare, make-up, hingga fashion atau K-Style. Menurut Wicaksono et al. (2021) menyebutkan bahwa perkembangan Korean Wave juga mempengaruhi fashion remaja saat ini. Industri fashion Korea Selatan meledak berkat pengaruh kuat budaya K-POP yang tersebar luas di negara tersebut. Diketahui "K-Wave" ialah peristiwa di mana-mana yang dipicu oleh media sosial dan popularitas selebritas lokal, yang mengarah pada penerimaan konsumen. Fashion Korea yang kini ada pada kecepatan yang tak tertandangi (Nurcaya, 2021).

Fesyen ialah bidang yang bukan seni. Fesyen adalah bagian dari perekonomian negara. Pemerintah Korea memahami hal ini dan tentunya memahami bahwa berinvestasi pada perancang busana muda akan menghasilkan lebih banyak uang untuk pundi-pundi mereka. Desainer Korea mendapatkan banyak perhatian di seluruh dunia. Orang-orang biasa di Seoul dan kota-kota Korea lainnya dikenal karena selera mode mereka yang sempurna dalam kehidupan sehari-hari untuk pria dan wanita. Perancang busana mendukung calon penyanyi dan aktor dengan pakaian gratis, dan ketika mereka menjadi bintang, wajah-wajah terkenal berjalan di landasan secara gratis. Ini adalah hubungan jangka panjang dengan tren mode Korea yang terkenal di dunia.

Selain itu perpaduan style berpakaian dan make-up ala korea yang sangat modern yang membuat remaja jaman sekarang tertarik. Terutama pada remaja perempuan, style ala korea tersebut bisa jadikannya sebagai gaya hidup sehari-hari. Menurut Thorne dan Burnerhal, ini adalah karakteristik utama dari aktivitas fanatik, yang jika tidak akan menimbulkan masalah seperti ketergantungan atau kecanduan (Putri et al., 2019). Menurut Wicaksono dan lain-lain (2021), efek yang terlambat adalah memudarnya budaya Indonesia, semakin mengkhawatirkan demam Korea yang sedang merajalela di Indonesia, terdapat unsur Korea hampir di semua aspek kehidupan Masyarakat. Selain itu kita menjadi lebih konsumtif hanya untuk mengikuti perkembangan fesyen. keinginan untuk selalu mengikuti perkembangan tren fesyen korea ini dapat menyebabkan perilaku konsumtif dimana memungkinkan untuk terus -- menerus membeli baju baru dan sering mengabaikan tanggung jawab keuangan mereka. Lantas apa saja yang menjadi akibat dari tren ini?

  • Ketegangan Finansial

Kebutuhan terus-menerus untuk membeli pakaian baru untuk mengikuti tren dapat membebani keuangan seseorang. Pengeluaran berlebihan untuk barang-barang fesyen dapat menyebabkan hutang dan ketidakstabilan keuangan.

  • Dampak Lingkungan

Fast fashion yang didorong oleh perilaku konsumtif berkontribusi terhadap permasalahan lingkungan seperti limbah tekstil dan polusi. Siklus hidup produk pakaian trendi yang pendek memperburuk masalah ini.

  • Kesehatan Mental

Tekanan untuk menyesuaikan diri dengan tren fesyen Korea dan mengejar penampilan ideal dapat berdampak buruk pada kesehatan mental, sehingga menyebabkan kecemasan dan depresi.

  • Perubahan etika berpakaian

Anak muda jadi berpakaian dengan lebih terbuka karena mengikuti tren fesyen dan berakhir menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan moral bangsa di sembarang tempat.

Fanatisme fesyen Korea di Indonesia merupakan cerminan dari fenomena global yang dikenal dengan Korean Wave. Meskipun ada banyak hal yang bisa dikagumi dari fashion Korea, penting bagi kita untuk mengikutinya dengan rasa keseimbangan dan tanggung jawab. Ketertarikan ini tidak boleh membuat kita mengorbanyak kesehatan mental, stabilitas keuangan, kelestarian lingkungan, dan moral bangsa. Dengan menjadi konsumen yang penuh perhatian dan merayakan gaya unik kita sendiri tanpa terjerumus dalam perangkat fanatisme berlebihan dan perilaku konsumtif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun