Mohon tunggu...
DISTA ANANDA FADHILA
DISTA ANANDA FADHILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis tulisan non fiksi dan suka membaca buku fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Pemikiran Asy'ariyah yang Mengalami Perkembangan Pesat di Dunia Pendidikan Serta Filsafat Dunia

16 Oktober 2024   16:42 Diperbarui: 16 Oktober 2024   16:45 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan Pemikiran Asy'ariyah yang Mengalami Perkembangan Pesat di Dunia Pendidikan Serta Filsafat Didunia.

Teologi asy'ariyah merupakan teologi yang diemukakan oleh imam Abu Al-Hasan Al-Asy;ariyah Yang awal kemcunculannya membawa huru-hara di dunia Pendidikan serta perfilsafatan dengan pemikiran-pemikiran yang luar biasa. 

Hal ini membawa banyak perdebatan diawal kemunculannya. Karenaa pemikiran asy'ariyah merupakan kelanjutan dari bani Abbasiyah tepatnya pada kehalifahan Al-Makmun, yang merupakan bani dengan kekhalifan terlama. Yang mengemukakan tentang aliran filsafat. Pada awal kemunculanya asy'ariyah muncul dengan paham-paham yang disebut filsafat dengan radikalnya, serta perkembangan pesat nya di dunia Pendidikan. Banyak yang mengatakan bahwa radikaalnya filsafat pada masa asy'ariyah karena menolak paham rasionalisme ekstream yang dikembangkan oleh kaum mu'tazilah yang menganut adat Yunani.

Mengapa dikatakan menolak paham yang dikembangkan oleh mu'tazilah sebab awal peramsalahnya adalah munculnya aliran-aliran politik setelah kematian Usman bin Affan. Dari kematian Usman bin Affan ini mulai muncul gesekan antara dua kubu yaitu kubu Ali bin Abi Thalib dengan muawiyah. Gesekan itu muncul saat perang shiffin yang merupakan perang saudara. Alasanya adanya perang shiffin adalah kematian Usman bin Affan dan guna menentukan siapa pemimpin bani selanjutnya. saat mendekati akhir peperangan sudah dapat nampaak dengan jelas bahwa yang seharusnya menang adalah golongan Ali bin Abi Tholib, namun karena golongan Muawiyah tidak terima dengan kekalahan yang akan dialaminya, mereka membuat siasat buruk yang mengakibatkan pasukan Ali bin Abi Thalib kalah. Walaupun sudah mencoba membujuk orang-orang irak agar tidak percaya dengan 'tahkim' atau perundingan, namun tetap saja membuat golongan Muawiyah seakan menang dan pasukan Ali bin Abi Thalib yang kalah. Dari situ muncul kekecewaan dari golongan ali sehingga membuat tepecahnyaa aliran khawarij, murjiah, qadariyah, jabariyah,maturidiyah dan muktazilah.

Karena saking kecewaanya Ali, memutuskan untuk melepaskan diri dan melakukan pemberontakan dan menamkan diri nya sebagai khawarij. Dan Muawiyah sebagai aliran yang berpegang pada alhusnah wal jamaah besrsama emapat ajaran lain seperti (murijah, qadariyah, jabariyah, maturidiyah, dan kutazilah.). 

Maka berdirinya asy'ariyah merupakan bentuk dari penolakan paham rasonil yang mengandung arti sebagai paham yang percaya bahwa sebuah atau suatu kebenran hanya dapat diperoleh melalui bukti atau pembuktian, analisis, dan observasi secara langsung. Dan dari paham ini banyak tokoh yang menjadi korban kekerasan, dan, penyiksaan dalam bentuk lain yang mengerikan. Dari sini mulai timbul perpecahan antara asy'ariyah dan mu'tazilah.

Lalu bagaimana korelasinya antara filsafat dan Mu'tazilah?. Jadi munculnya filsafat hingga berkembang pesat adalah balasan, timbal balik dari dari adanya paham rasionalisme ekstrim oleh Mu'tazilah. Karena berpemahaman berbeda dengan asy'ariyah yaitu berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadist, serta percaya pada Allah SWT. 

Berikut adalah ilmu filsafat yang berpengaruh dan terkenal;

1.Sifat-sifat Allah

Asy'ariyah mengakui tuhan berkehendak dan berkuasa, namun untuk porsi pengetahuan asy'ariyah beranggapan bahwa tuhan itulah pengethuan sendiri. Bukan sebagai ilmu pengetahuan tetapi menetahui. Menganggap bahwa itulah esensinya dan yang berada diluar itu bukan nya termasuk zat Nya. Maksudnya adalah allah itu lemah dan itu tidak mungkin, allah itu tidak berdiri sendiri ituadalah hal yang mustahil menurut asy'ariyah sebab Allah itu mempunyai sifat-sifat yang sempurna dan tidak akan bisa dipahami oleh manusia biasa,

2. Takdir dan kebebasan berkehendak

Filsafat asy'ariyah mengajarkan untuk bebas berkehendak serta berpendapat, namunnamun harus sesuai dengan syriat yang telah ditetapkan sebagai islam. 

3. Keseimbangan antara wahyu dan akal

Asy'ariyah memberikan pemahaman bahwa anatar akal atau daya pikir, kemampuan menalar dengan wahyu atau peenyataan yang ada pada diri yang diperoleh dari Allah harus seimbang agar tidak memunculkan konflik batin dikemudian hari. Karena sesuai paham yang dianut asy'ariyah menolak adanya paham rasionalisme ekstrim sehingga menempatkan waahyu sebagai otorita tertinggi dalam filsafat.

Paham asy'ariyah ini merupakan pembeda atau jalan tengah antara filsafat dan teologi. Teologi tersebut memiliki pengaruh besar terhadap keagamaan islam saat itu. Yang mana teologi yang diungkapkan saat itu tidak sejalan dengan mazhap yang dianut asy'ariyah. Maka dengan itu diciptakanya filsafat yang berpandangan skeptis dan terintergrasi.

Selain pada filsafat yang mendunia terdapat pula dunia pendidian yang membawa pada sebuah perubahan namun tetap pada porsi Islamiyah. Dimana Pendidikan ini menekankan pada akidah dan akhlak yang kuat. Serta mengakui adanya pengaruh pribadi dan pengaruh ekternal yang dapat dikatakan sebagai sosialisasi. Hal- hal yang dikemukakan dalam dunia Pendidikan tersebut adalah;

1.Pendidikan berbasis tradisional

Maksud dari Pendidikan berbasis tradisional adalah Pendidikan ini memfokuskan Pendidikan pada ilmu asli atau ilmu murni. Seperti ilmu Al-Qur'an, ilmu Hadist, fikih, akidah serta ilmu tafsir. Hal ini bertujuan membuka pikiran dari masyarakat luas tentang kebebasan berkehendak, dengan syarat tetatap pada bertumpu pada syriat islam, serta penafsiran yang paling benar bahwa filsafat dapat diterima selama tidak menyimpang dari wahyu.

Selain itu pendekatan yang dilakukan oleh guru-guru nya adalah hafalan secara berulang-ulang kali dengan kitab klasik sebagai acuannya.

2.Pendidikan madrasah 

Di kemukakan oleh tokoh Al-Ghazali guna menyeimbangkan antara teologi dan filsafat yang sesuai dengan paham yang mereka anut. Fokus yang diambil dalam Pendidikan madrasah ini sama isinya dengan Pendidikan tradisional yaitu Al-Qur'an dan hadist akidah, serta akhlak. Serta dengan system sanad yaitu rantai transmisi ilmu dari guru kepada murid.

3.Pendidikan akhlak

Pendidkan akhlak atau moral saangat ditekankan sebab berhubungan langsung dengan moral yang mana dari moral itulah kita membangun diri kan dimata orang lain. Ketaatan dan keimanan kepada Allah dianggap yang paling utama ketimbang rasionalisme

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun