Mohon tunggu...
Paradissa Mawla Khansa Andhini
Paradissa Mawla Khansa Andhini Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030080 - Ilmu Komunikasi

Take notes, watch and learn

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Gen Z di Era Digital? Memangnya Ada ya?

19 Juni 2024   20:35 Diperbarui: 19 Juni 2024   20:42 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak mengenal Generasi Z atau Gen Z? Generasi yang tumbuh dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh teknologi digital, yang mana internet, media sosial, dan smartphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka.

Sebagai individu dari era digital, Gen Z menghadapi tantangan unik dalam menjelajahi identitas budaya mereka dan menavigasi kehidupan sosial dalam konteks yang semakin terhubung secara digital.

Seperti yang kita ketahui, bahwa identitas budaya merupakan inti dari eksistensi seorang manusia. Hal ini mencakup cara individu melihat diri mereka sendiri dan bagaimana mereka berhubungan dengan dunia di sekitar mereka. Bagi Gen Z, memungkinkan bahwa identitas budaya dibentuk oleh berbagai faktor, seperti pengaruh dari keluarga, teman sebaya, pendidikan, dan media sosial. Mereka tumbuh dalam masyarakat yang semakin multikultural dan global yang memungkinkan mereka untuk mengadopsi dan menghargai berbagai aspek dari berbagai budaya.

Namun, eksplorasi identitas budaya Gen Z juga terkait erat dengan penggunaan teknologi digital. Media sosial merupakan platform bagi mereka untuk mengekspresikan diri, menciptakan "persona digital" yang seringkali berbeda dari identitas mereka di dunia nyata. Mereka menggunakan berbagai bentuk konten digital, seperti foto, video, dan tulisan untuk menyampaikan gagasan, minat, dan nilai-nilai yang mereka miliki.

Selain eksplorasi identitas budaya, Gen Z juga menghadapi berbagai tantangan sosial dalam era digital. Penggunaan yang berlebihan dan tidak sehat dari media sosial telah dikaitkan dengan peningkatan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan ketidakpercayaan diri. Di sisi lain, media sosial juga menjadi alat bagi mereka untuk mengeksplor perubahan sosial melalui aktivitas online.

Namun, mereka juga dihadapkan pada risiko disinformasi yang dapat mengaburkan pemahaman mereka tentang isu-isu kompleks. Selain itu, tekanan konformitas dari standar yang ditetapkan oleh media sosial dan budaya online seringkali menghasilkan kecemasan dan perasaan tidak cukup di kalangan Gen Z.

Gen Z dapat dikatakan sebagai kelompok yang tumbuh dengan internet dan teknologi digital sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Dengan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter, mereka memiliki platform untuk mengekspresikan diri dan membentuk identitas budaya mereka. Media sosial memungkinkan mereka untuk mengontrol bagaimana mereka dilihat oleh orang lain, menciptakan persona digital yang sering kali berbeda dari identitas mereka di dunia nyata.

Namun, persona digital ini bisa menimbulkan tantangan dalam memahami identitas budaya yang sejati. Ketika Gen Z terpapar berbagai budaya melalui internet, mereka dapat mengadopsi aspek-aspek tersebut ke dalam identitas mereka sendiri. Sementara ini dapat memperkaya pemahaman mereka tentang dunia, hal ini juga bisa menciptakan kebingungan dan konflik internal tentang siapa mereka sebenarnya. Maka penting bagi Gen Z untuk menemukan keseimbangan antara identitas digital dan identitas dunia nyata mereka.

Salah satu dampak signifikan dari teknologi digital adalah pengaruhnya terhadap kesehatan mental Gen Z. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan perasaan rendah diri.

Gen Z sering kali merasa tertekan untuk memenuhi standar kecantikan dan kesuksesan yang tidak realistis yang dipromosikan di media sosial. Di sisi lain, media sosial juga dapat menjadi sumber dukungan emosional dan informasi bagi Gen Z. Mereka dapat menemukan komunitas yang memahami dan mendukung mereka, yang dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dan diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun