Mohon tunggu...
Disri Vibar
Disri Vibar Mohon Tunggu... -

Kaum Muda Bangkitlah untuk bangsa dan negara @DisriVibar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mau jadi Terkenal? Bangun Pencitraan!

3 April 2014   20:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:07 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boleh dikata, benar adanya jika kita ini adalah orang-orang yang mudah lupa. Kepopuleran seseorang, apalagi bagi seorang selebritis dan juga politisi, tentu merupakan target yang harus dicapai. Caranya adalah sebanyak mungkin dapat tampil ke hadapan public (melalui berbagai media), sehingga banyak orang dapat mengenalnya.

Kerap dijumpai, adanya orang tidak peduli bagaimana ia dapat dikenal. Di kalangan selebritis misalnya, gosip-gosip seputar hubungan asmara, dapat dijadikan sebagai jalan. Pun juga menampilkan pose-pose seronok. Atau aktif mengeluarkan pernyataan kontroversial yang bahkan tidak dapat diterima akal sehat. Tapi begitulah adanya.

Untuk dikenal, seseorang atau sekelompok orang, atau suatu organisasi, tidak jarang pula mempersiapkan dana yang jumlahnya tidak sedikit. Saya kira, ini bukanlah suatu rahasia. Sudah dijalankan oleh ratusan, ribuan atau bahkan jutaan orang/kelompok.

Sama halnya, dengan kelompok usaha untuk memperkenalkan produknya, maka kita akan dihadapkan sejauh mata memandang dan sejauh telinga mendengar, untuk berhadapan dengan iklan-iklan. Sampai kita tidak menjadi asing, lekat, mencoba menggunakan produk yang ditawarkan, dan bisa pula menjadi tergantung dengan produk tersebut, dengan beragam alasan, termasuk sebagai bagian dari gaya hidup.

Maka, saat sekarang ramai diperbincangkan dan bolehlah disebut sebagai penghujatan terhadap seseorang yang dikenal secara luas, dianggap sebagai pencitraan belaka, dengan beragam argumentasi dan data-data yang belum dapat terbukti kebenarannya, maka langkah tersebut juga merupakan bagian dari membangun opini guna menimbulkan citra buruk sosok yang diserang dan membangun citra baru bagi yang melakukan.

Ketika hal tersebut dipersoalkan secara masal melalui berbagai media, pertanyaan yang patut diajukan adalah jika hal tersebut salah dan dosa, maka sesungguhnya, kita tengah berhadapan dengan para pendusta yang mengaku anti dusta dengan menyebarkan dusta-dusta dirinya pula.

Bagaimana menurutmu?

Indonesia April 3, 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun