Mohon tunggu...
Disri Vibar
Disri Vibar Mohon Tunggu... -

Kaum Muda Bangkitlah untuk bangsa dan negara @DisriVibar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar Politik

3 April 2014   15:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:08 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai kaum muda dan orang-orang yang tetap merasa berjiwa muda, saat gelora hati mewujudkan mimpi-mimpi perubahan yang lebih baik bagi bangsa dan Negara ini, sekarang kita tengah mendapatkan pelajaran berharga dari para tetua kita, yang barangkali pula diikuti oleh orang-orang muda pula.

Di tengah perhelatan penting bagi bangsa dan Negara ini, yakni pemilihan umum, kita telah mendengar, membaca atau bahkan menyaksikan secara langsung, bagaimana paktik-praktik untuk memperebutkan suara bangsa ini, dilakukan dengan berbagai cara, yang kadang membuat kita tertawa, prihatin dan mengelus dada, sinis, bahkan dapat membangkitkan amarah.

Bertaburan gambar-gambar foto diri (dan aktivitas) disertai janji-janji dari para calon legislatif, yang notabene akan disebut sebagai wakil rakyat. Hampir sebagian besar, menawarkan janji-janji indah, yang secara logika saja, dapat dikata susah untuk dipenuhi.

Ada beragam strategi dan taktik yang dikembangkan, seperti turun ke bawah atau blusukan dengan melakukan interaksi langsung kepada berbagai komunitas masyarakat, berdialog tentang mimpi perubahan yang diharapkan, mencatat, dan menjadikan sebagai komitmen untuk diperjuangkan apabila mandat didapatkan. Cara seperti ini, yang tidak membeli suara, namun meyakinkan para pemilih untuk memberikan mandat, tentu hanya sedikit yang melakukan. Bersyukurlah bila anda pernah bertemu dan berinteraksi dengan caleg yang berada di Daerah Pilihan anda.

Terbesar, adalah mengerahkan tim sukses, merekrut banyak relawan, bernegosiasi dengan berbagai kelompok/komunitas, jika memberikan dukungan akan diberi “sesuatu”, dan tidak segan untuk menyebar uang dan barang bantuan. Kadang, sang calon sama sekali tidak terlibat langsung bertemu dengan masyarakat. Calon seperti ini, yang konon mampu menghabiskan dana puluhan milyar rupiah, tentu dapat dipastikan hanya berorientasi pada upaya mendapatkan kekuasaan, saja. Ia akan merasa tidak perlu untuk memenuhi janji-janji yang ditebar lantaran merasa telah membeli mandat rakyat.Kemungkinan besar pula, sosok-sosok macam ini, yang akan mencari berbagai peluang untuk mengembalikan modalnya.

Wahai kaum muda dan orang-orang berjiwa muda, yang gandrung terhadap mimpi perubahan yang lebih baik bagi bangsa dan Negara ini, tentunya dapat memetik pelajaran dari berbagai , peristiwa yang tengah berlangsung. Pelajaran tentang hal buruk bukan berarti harus diikuti dan dianggap sebagai kebenaran dalam berpolitik, melainkan sebagai tantangan untuk dihindari dan dilawan. Pemilu sebagai ajang perebutan kekuasaan yang konstitusional, tentunya diharapkan benar-benar menjadi ruang permainan yang fair, para calon wakil rakyat (dan juga calon presiden) memiliki visi dan misi membangun Indonesia, yang benar-benar dapat dilaksanakan.

Wahai kaum muda dan orang-orang berjiwa muda, cukuplah sekali pengalaman buruk, walau kenyataannya telah berulang kali terjadi, membuat rakyat frustasi, setelah para penguasa berlomba menggagahi ibu pertiwi, mengabaikan segenap suara aspirasi, dan selalu saja lihai membela diri. Kini saatnya menentukan pilihan dengan baik. Lihat rekam jejak para calon legislative, jangan sampai secara sadar kita memilih orang-orang yang tidak pantas untuk menjadi wakil kita.

Selanjutnya, mari kita terus belajar dari berbagai peristiwa politik akhir-akhir ini, dengan riang hati, tanpa terbakar oleh berbagai intrik dan fitnah di sana-sini. Indonesia milik kita semua, jangan dipertaruhkan untuk hal yang sia-sia. Merdeka!

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun