Mohon tunggu...
dispssins
dispssins Mohon Tunggu... Mahasiswa -

go Ahead

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah dengan Jatuhnya Rezim Soeharto Tahun 1998 Memberi "Kutukan" Tersendiri bagi Angkatan Kelahiran 1998??

25 Juli 2016   14:53 Diperbarui: 25 Juli 2016   18:30 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang sudah merasakan manis-pahitnya rezim soeharto tentu akan banyak fakta-fakta dan opini-opini yang dapat dituturkan. Terlebih jika kita memandang ke belakangan tragedi-tagedi yang sudah terjadi demi runtuhnya masa orba terkhusus dengan tahun 1998. Bagi orang-orang yang kelahiran ini tentu tidak akan pernah merasakan bagaimana pahitnya menjalani tahun tersebut. mulai dari kekerasan dan lain sebagainya

Tak luput juga bagi orang tua yang sedang mempunyai anak baru, tak terbayang bagaimana pahitnya menjalani hidup baru dengan sibuah hati dengan keadaa negara yang carut-marut dari tahun sebelumnya hingga 1998. Bagi mereka yang lahir januari-sebelum kerusuhan mei tentu belum sepahit yang dirasakan diwaktu hari h terjadinya kericuhan. Menurut saya semua kalangan mengalami penderitaan dari kejadi 1998, mulai dari pemerintah yang menderita akan runthnya kepercayaan dan periode pemerintannya, dan juga kalangan masyarakat yang tidak mendapat situasi aman dan nyaman serta para pengusaha yang banyak gulung tikar. 

Tentunya Penderitaan bagi orang-orang Indonesia khusunya bagi ibu-ibu yang mengandung tidak dimulai sejak 1998, namun dari tahun-tahun sebelumnya yakni seperti krisis moneter 1997 dan lain sebagainya. Lantas dengan salah satu kejadian kelam Indonesia adakah "kutukan-kutukan" untuk tahun tersebut  atas penderitaan yang dialami atau sejenisnya yang dampaknya berlangsung lama, kemudian bagaiaman kisah anak-anak yang kelahiran 1998  ke tahun-tahun selanjutnya. Mari kita lihat satu persatu

1. Kita bahas dari Kurikulum. (Keberuntungan/ketidak beruntungan)

a. Masuk SD 2004 langsung Kurikulum 2004

Sebelum Tahun 2004 kurikulum bagi dunia pendidikan Indonesia adalah Kurikum 1994. Memang setelah saya baca di Wikipedia bahwa kurikulum ini mendatangkan keuntungan tersendiri. Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya. mulai di berlakukan pula wajib pramuka sebagai nilai tambah ekstrakulikuler. 

Kurikulum ini tentunya tidak semua mendapat kesempurnaan. Terkhusus bagi sekolah sekolah dasar di perkampungan terkhusu lagu sumatera utara. bahwa kurikulum ini sama saja seperti tahun-tahun sebelumnya. 

b. Berlangsungnya Kurikulum 2006 (KTSP)

belum lagi tamat SD, kurikulum 2004 yang dicanangkan saat pemerintahan SBY ini, berubah lagi ke kurikulum 2006 atau yang kita kenal saat ini sebagai KTSP. 

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).[1]

Salah satu perubahan yang menonjol pada KTSP dibanding dengan kurikulum sebelumnya adalah KTSP bersifat desentralistik. Artinya, segala tata aturan yang dicantumkan dalam kurikulum, yang sebelumnya dirancang dan ditetapkan oleh pemerintah pusat, dalam KTSP sebagian tata aturan dalam kurikulum diserahkan untuk dikembangkan dan diputuskan oleh pihak di daerah atau sekolah. Meski terdapat kebebasan untuk melakukan pengembangan pada tingkat satuan pendidikan, namun pengembangan kurikulum harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ketetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.[2] KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun