Bulan-bulan ini, menjadi waktu yang krusial bagi para calon mahasiswa. Terutama calon mahasiswa dari siswa-siswi SMA/SMK yang baru lulus tahun ini. Di akhir bulan April kemarin telah keluar hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Tentunya dari sekian banyak yang mendaftar, ada yang lolos, ada pula yang gagal. Namun tak selesai sampai di sana, bagi yang tidak lolos SNMPTN bisa mengikuti tahapan masuk PTN selanjutnya, yaitu Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). SBMPTN dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei dan hasilnya akan diumumkan pada pertengahan bulan Juni.Â
Bagaimana jika tidak lolos SBMPTN?. Masih banyak jalan menuju Roma, alias masih banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bisa "masuk kuliah". Caranya yaitu dengan mengikuti Ujian Masuk yang diselenggarakan oleh masing-masing PTN, berpindah mendaftar ke PTS (Perguruan Tinggi Swasta), atau mempersiapkan diri untuk mengikuti SBMPTN di tahun berikutnya.
Di tengah-tengah kesibukan mempersiapkan diri untuk tes ujian masuk, ada yang sering dilupakan oleh para calon mahasiswa. Banyak calon mahasiswa yang justru lupa tidak mempersiapkan bagaimana studi yang akan dijalani setelah masuk kuliah nanti. Akibatnya banyak mahasiswa yang di tengah-tengah semester baru menyadari bahwa mereka "salah jurusan". Entah merasa kesulitan mengikuti materi kuliah, atau merasa kuliah yang diikuti tidak sesuai dengan minatnya. Akibatnya studi yang dijalani menjadi tidak optimal. Bukankah kunci utama dari belajar adalah rasa ingin tahu. Jika sudah tidak ada rasa ingin tahu, bagaimana bisa berkembang?.
Ada beberapa hal yang perlu diluruskan dan perlu diketahui oleh calon mahasiswa, seperti hal-hal berikut ini:
1. Pemikiran "Yang penting masuk Universitas Negeri. Jurusannya apa aja nggak masalah, yang penting keterima di negeri".Â
Tak jarang masih ada yang memiliki pemikiran seperti di atas. Masuk ke Perguruan Tinggi Negeri seolah menjadi tujuan utama. Entah karena dorongan orang tua, merasa prestige-nya lebih tinggi, biayanya lebih murah, atau karena alasan yang lain. Padahal masuk ke kampus negeri itu nggak cukup.Â
2. Hanya Tahu Nama Jurusan
Ada juga calon mahasiswa yang hanya mencari tahu nama jurusan atau program studi, tanpa mencari informasi lebih lanjut tentang studi yang diterima. Misalnya tahu ada program studi Teknik Sipil, tapi nggak tahu di prodi tersebut belajar apa. Karena ada "embel-embel" sipil dikira ada hubungannya dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Seriously, it happened to my friend. Padahal jauh sekali, karena PNS berhubungan dengan pemerintahan sedangkan kuliah di Teknik Sipil lebih ke belajar tentang arsitektur bangunan dan perencanaan kota.
3. Sekedar Cari Jurusan yang Dianggap Keren
Disadari atau nggak, tapi memang faktanya ada jurusan-jurusan yang dianggap keren dan ada jurusan yang dianggap sebaliknya. Misalnya coba kamu pilih, mau masuk jurusan Hubungan Internasional (HI) atau Peternakan?. Menurut kamu dari 2 jurusan tadi, mana yang termasuk jurusan keren dan mana yang nggak?. Pasti banyak yang setuju bahwa HI dirasa lebih keren daripada Peternakan. Padahal, ini sama sekali nggak benar. Tanpa peternakan, harga daging saat menjelang Lebaran akan terus tinggi lho karena pasokan yang nggak mencukupi.
Jadi sebenarnya apa sih yang penting dan benar buat calon mahasiswa?Â
Ini persiapan-persiapan yang perlu kita lakukan sebelum melanjutkan studi:
1. Kenali Minat dan Bakat Dalam Diri Masing-Masing
Ini yang paling penting dan paling utama, kenali dulu minat dan bakat dalam diri sendiri. Ketika kamu tertarik dengan sesuatu, kamu akan merasa senang untuk mempelajarinya. Tapi sebaliknya, ketika kamu nggak suka, jadinya akan belajar dengan terpaksa dan justru nggak maksimal.
Kalau kamu minat dan berbakat dengan seni tari, ya kembangkan dengan masuk ke jurusan yang berhubungan dengan tari. Jangan paksakan diri untuk masuk ke Teknik Industri, apa hubungannya dengan tari?.Â
2. Cari Tahu Tentang Program Studi yang Dituju Secara LengkapÂ
Kamu tidak cukup hanya tahu daftar nama-nama program studi/jurusan lalu mengira-ira jurusan itu nantinya belajar tentang apa. Tapi kamu perlu tahu, jika masuk prodi A nanti akan mendapat mata kuliah tentang a, b, c, d. Berapa SKS yang perlu ditempuh, setelah lulus nanti akan mendapat gelar akademik apa, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, sama-sama berhubungan dengan komputer, tapi program studi Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Manajemen Informasi, dan bahkan Pendidikan Teknik Informatika, masing-masing memiliki perbedaan. Supaya tahu, maka cari informasi secara lengkap.
3. Cari Tahu Perguruan Tinggi Mana yang Memiliki Program Studi Tujuan Kamu
Perguruan Tinggi Negeri memang baik, tapi bukan berarti yang terbaik. Tentukan dulu program studi apa yang ingin kamu coba, lalu cari tahu perguruan tinggi mana saja yang memiliki program studi tersebut. Kalau kamu ingin menjadi dokter gigi, ya jangan masukkan UNY di list tujuan kamu karena di sini nggak ada jurusan Kedokteran Gigi. Selain itu, cari tahu juga akreditasi Perguruan Tinggi yang kamu tuju. Perguruan Tinggi yang berakreditasi A atau B tentu berbeda dengan Perguruan Tinggi yang tidak terakreditasi. Jangan sampai salah pilih dengan masuk ke kampus abal-abal.
Ada banyak mahasiswa yang setelah masuk kuliah baru menyadari bahwa mereka salah jurusan. Bahkan teman-temanku ada yang sudah semester 7, tinggal menyelesaikan skripsi untuk lulus, tapi justru berencana untuk pindah ke kampus lain. Sudahlah, belajar dari pengalaman orang lain saja. Jangan sampai ikut-ikutan salah jurusan juga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H