Adanya suasana persaudaraan ini memungkinkan setiap anggota dapat berkomunikasi secara terbuka dan akrab satu sama lain. Sikap terbuka, jujur dan akrab ini yang membuat kehidupan rumah panjang tetap bertahan dan harmonis.Â
Kesadaran akan pentingnya keterbukaan satu sama lain didasari oleh alam pemikiran religius-magis, yang menganggap bahwa setiap manusia memiliki nilai, kedudukan dan hak yang sama dalam lingkungan masyarakat.
Jadi rumah panjang dalam masyarakat Dayak bukan hanya sebagai tempat tinggal tetapi juga sebagai bentuk organisasi komunitas sosial masyarakat Dayak.Â
Sebab kehidupan di rumah panjang itu melukiskan bagaimana sistem organisasi masyarakat Dayak, yaitu berdasarkan pada sistem kekerabatan dan persaudaraan.Â
Sebagai suatu komuniatas sosial maka seluruh penghuni rumah panjang memiliki kesadaran teritorial tempat tinggal dan bersama dengan itu tumbuh pula rasa cinta kepada komunitas tersebut.Â
Apa lagi pada umumnya penghuni rumah panjang itu masih memiliki ikatan geneologis. Rasa cinta dan ikatan geneologis inilah yang membuat kehidupan rumah panjang tetap harmonis dan terhindar dari kemungkinan-kemungkinan negatif seperti penyelewengan atau zinah, pencurian dan kecemburuan sosial.Â
Di rumah panjang solidaritas setiap anggota kerabat sangat kuat dan terjalin dengan baik. Ini tampak terlihat dari aktivitas ibu-ibu atau perempuan Dayak yang selalu berkumpul di ruai rumah panjang untuk membuat kerajinan tangan seperti tenun ikat, anyaman-anyaman, tikar dan kerajinan tangan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H