Pengetahuan dan pengertian yang memuncak dalam kebijaksanaan dan yang menyatu dengan kesederhanaan itu menyatukan orang dengan dunianya. Pada hakikatnya manusia adalah pribadi, makhluk individu tetapi tidak dapat disangkal bahwa ia juga berelasi dengan makhluk-makhluk lainnya, dengan dunianya, termasuk manusia lainnya (Bakker, 1994:2). Ini senada dengan pemikiran dan pemahaman yang mengatakan bahwa hakikat manusia adalah makhluk yang multidimensional dan memiliki taraf yang bertingkat atau berjenjang. Di samping sebagai makhluk yang multidimensional dan memiliki taraf yang berjenjang, juga berstruktur bipolaritas (Lanur, 1993:37). Artinya, manusia sebagai totalitas yang mengandung atau mempunyai dua aspek realitas yang tidak dapat disangkal.
Manusia sebagai realitas juga makhluk yang bermasyarakat. Sosialitas artinya hubungan antar manusia dan pribadi itulah yang mendorong manusia untuk bermasyarakat atau hidup bersama membangun dunianya. Pertanyaan yang muncul adalah apakah masyarakat ideal itu? Apakah masyarakat ideal itu menurut Dayak Desa? Bagaimanakah orang Dayak Desa membangun hidup bermasyarakat yang ideal? Bagaimanakah orang Dayak Desa membangun sosialitas antar sesama manusia? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang hendak diuraikan dalam tulisan ini.
Pengertian Masyarakat Ideal Secara Umum
Secara implisit masyarakat ideal itu merupakan masyarakat yang dicita-citakan atau masyarakat terbaik. Munculnya suatu masalah sosial dianggap sebagai deviasi (penyimpangan) terhadap konsep masyarakat ideal (Bakker, 1994:10). Konsep masalah sosial tergantung pada pengertian tentang masyarakat. Pada umumnya penyusunan konsep masyarakat ideal itu dipengaruhi oleh kondisi masyarakat pada masa hidupnya. Karena itu masalah sosial itu sendiri ditentukan oleh kebudayaan, misalnya oleh adat istiadat yang ada (Bakker, 1994:11). Contoh pada masa lampau orang tidak mempersoalkan anak-anak bekerja bersama orang tuanya menyadap karet atau pergi ke uma (Dayak Desa), tetapi dewasa ini, pekerja anak-anak dilihat sebagai pelecehan atau penindasan terhadap kebebasan anak-anak.
Jadi, masyarakat ideal terjadi jika adanya kesadaran akan hal-hal dan kewajiban pada interaksi seluruh anggota masyarakat yang berperan sebagai peserta komunikasi (Lanur, 1993:42). Singkat kata, masyarakat ideal adalah kesesuaian tingkah laku atau perbuatan seluruh masyarakat dengan norma-norma umum masyarakat dan adat istiadat, terintegrasi dengan tingkah laku umum, serta dapat mengetahui jati dirinya dan mengorganisasikannya sebagai satu kesatuan yang utuh dari sistem sosial.
Masyarakat Ideal Menurut Dayak Desa
Sebagai ekspresi masyarakat ideal pada Dayak Desa terlihat dalam aktivitas perladangan Dayak Desa. Sistem perladangan Dayak Desa merupakan aktualisasi dari kehidupan yang tak terhitung secara ekonomis. Maksudnya adalah hubungan antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok atas dasar saling menghormati yang melahirkan dan memperkuat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Ekspresi sosial-budaya ini sekaligus menunjukkan kesadaran orang Dayak Desa bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa orang lain. Orang Dayak Desa sadar bahwa masyarakat ideal adalah masyarakat yang harus hidup berdampingan dengan yang lain. Contoh lain adalah relasi yang baik antara pejabat desa dengan masyarakat.
Manusia Membangun Hidup Bermasyarakat
Sebagaimana telah dijelaskan baik secara umum maupun berdasarkan perspektif Dayak Desa tentang masyarakat di atas, kita mengetahui bahwa masyarakat manusia terbentuk berdasarkan kekurangan dan kelebihan dalam hidup masyarakat dan setiap individu, ketidaksempurnaan dalam hidup masyarakat tersebut harus diatasi dan terjadinya masyarakat dapat ditemukan dari akarnya atau sumbernya, yaitu kodrat manusia. Manusia secara hakiki bersifat sosial, selalu melibatkan diri dengan "yang lain" (Bakker, 1994:23). Dalam mencapai masyarakat yang ideal ada beberapa unsur atau komponen yang mendukung agar masyarakat menjadi ideal.
Pemerintah atau Pejabat Desa
Pemerintah atau Pejabat Desa amat berperan penting dalam mewujudkan masyarakat yang ideal atau harmonis. Pejabat desa memberikan pelayanan kepada masyarakatnya, serta mengorganisasikannya. Keberhasilan suatu desa dalam mengorganisasi masyarakat dapat dilihat dari beberapa peran strategis pejabat desa, diantaranya adalah memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya, menumbuhkan kemandirian dan perkembangan masyarakat (Agus, 2003:15).