Mohon tunggu...
Disma Ramdhan Fadhila
Disma Ramdhan Fadhila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

love yourself before loving someone else

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rangkuman Terjemahan Kitab Adab Al-'Alim Wal Muta'allim Karya KH Hasyim Asy'ari

3 Januari 2021   22:12 Diperbarui: 4 Januari 2021   20:41 13460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Penulis akan mengambil atau meringkas isi Kitab Adab Al-'Alim Wal Muta'allim yang terdapat pada halaman 26-29. Jadi di dalam kitab adab al-'alim wal muta'allim (etika orang berilmu dan pencarian ilmu) merupakan salah satu kitab Kiai Hasyim Asy'ari yang terdapat dalam Isryadus Syari yang di dalamnya terdapat kitab adab al-'alim wal muta'allim. Adapun pembahasan dalam kitab ini setidaknya bisa diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) bagian. Bagian pertama membahas tentang keutamaan ilmu, keutamaan belajar, dan mengajarkannya. Bagian kedua membahas tentang etika seorang dalam tahap pencarian ilmu. Bagian ketiga membahas tentang etika seseorang ketika sudah menjadi alim atau dinyatakan lulus dari lembaga pendidikan.

Langsung saja membahas pembahasan yang terfokus pada halaman 26-29. Yang membahas bagaimana akhlak seorang murid pada dirinya sendiri dan kepada gurunya.

Imam Al Syafi'i telah berkata: "Orang yang mencari ilmu tidak akan bisa merasa bahagia, apabila ketika mencari ilmu disertai dengan hati yang luhur dan kehidupan yang serba cukup, akan tetapi orang-orang yang mencari ilmu dengan perasaan hina, rendah hati, kehidupan yang serba sulit dan menjadi pelayan para ulama', dialah orang yang bisa merasakan kebahagiaan."

  • Harus bisa membagi seluruh waktu dan menggunakannya setiap kesempatan dari umurnya, sebab umur yang tersisa itu tidak ada nilainya. Maka dari itu kita harus bisa membagi waktu atau mengatur waktu dengan menggunakannya dengan maksimal dan memanfaatkannya dengan baik umur yang kita miliki. Karena tanpa hal baik yang kita lakukan umur yang tersisa itu tidak akan ada nilainya.
  • Harus mempersedikit makan dan minum, karena apabila perut dalam keadaan kenyang maka akan menghalangi semangat dalam ibadah dan badan menjadi berat. Dalam artian kita boleh makan dan minum tetapi dengan takaran yang sesuai karena jika kebanyakan makan dan minum akan membuat kita malas dalam belajar maupun beribadah karena faktor makan dan minum yang berelebihan. Maka daripada itu makan dan minumlah secukupnya dan sebutuhnya.
  • Harus mengambil tindakan terhadap dirinya sendiri dengan sifat wira'i (menjaga diri dari perbuatan yang bisa merusak harga diri) serta berhati-hati dalam setiap keadaan, memperhatikan kehalalan makanannya, baik itu berupa makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal dan setiap sesuatu yang ia butuhkan, agar hatinya terang dan pantas untuk menerima ilmu, cahaya ilmu dan mengambil kemanfaatan ilmu. Dan sudah dijelaskan bahwa kita harus bisa mengambil tindakan terhadap diri sendiri, menjaga diri dari perbuatan hal yang tidak baik yang bisa merusak diri yang bisa berdampak ketika kita menuntut ilmu akan susah menerimanya karena dampak daripada tidak bisa menjaga diri.
  • Harus mempersedikit makan yang merupakan salah satu penyebab tumpulnya otak (dedel: Jawa), lemahnya panca indra. Dalam artian kita juga harus menghindari segala macam makanan yang dapat menimbulkan sisi buruk terhadap tubuh dan akal fikiran kita. seperti buah apel yang masam, kacang sayur, minum cuka', begitu juga makanan yang menimbulkan banyak dahak, yang dapat mempertumpul akal fikiran dan memperberat badan. Atau yang biasa orang kita bilang jangan kebanyakan makanan yang mengandung micin nanti bodoh.
  • Harus berusaha untuk mengurangi tidur selama tidak menimbulkan bahaya pada tubuh dan akal pikirannya. Jam tidur tidak boleh melebihi dari delapan jam dalam sehari semalam. Dan itu sepertiga dari waktu satu hari (dua puluh empat jam). Jika keadaannya memungkinkan untuk beristirahat kurang dari sepertiganya waktu dalam sehari semalam maka ia dipersilahkan untuk melakukannya. Apabila ia merasa terlalu lelah, maka tidak ada masalah untuk memberikan kesempatan beristirahat terhadap dirinya, hatinya dan penglihatannya dengan cara mencari hiburan, bersantai ke tempat-tempat hiburan sekiranya pulih kembali dan tidak menyia-nyiakan waktu.
  • Harus meninggalkan pergaulan, karena meninggalkannya itu lebih penting dilakukan bagi pencari ilmu, apalagi bergaul dengan lawan jenis khususnya jika terlalu banyak bermain dan sedikit menggunakan akal fikiran, karena watak dari manusia adalah banyak mencuri kesempatan (nyolongan). Bahaya dari pergaulan adalah menyia-nyiakan umur tanpa guna dan berakibat hilangnya agama, apabila bergaul bersama orang yang tidak beragama. Jika ia membutuhkan orang yang bisa menemaninya, maka orang itu harus shaleh, kuat agamanya, takut kepada Allah, wira'i, bersih hatinya, banyak berbuat kebaikan, sedikit berbuat kejelekan, memilki harga diri yang baik, sedikit perselisihannya (tidak ngeyelan). Jika ia lupa, maka temannya mengingatkan, dan bila ia ingat, maka berarti temannya telah menolongnya.
  • Nah yang dimaksud yaitu kita harus meninggalkan perbuatan yang dapat merusak kehidupan kita yang baik. Boleh bergaul tetapi lihat-lihat dengan siapa kita bergaul dan berteman. Karena seperti yang sering saya dengar pernyataan yaitu seperti ini "bila berteman sama tukang minyak wangi, kita akan terbawa menjadi wangi. Dan ketika kita berteman dengan tukang minyak tanah, ya kita juga akan terbawa menjadi bau minyak tanah" dalam artian ruang lingkup itu penting dalam kehidupan dalam menentukan hal baik buruknya dalam pergaulan.

Adapun akhlak seorang murid terhadap gurunya yaitu :

  1. Berangan-berangan, berfikir yang mendalam kemudian melakukan shalat istikharah, kepada siapa ia harus mengambil ilmu atau menuntut ilmu dan mencari bagusnya budi pekerti darinya. Jika memungkinkan, seorang murid hendaklah memilih guru yang sesuai dalam bidangnya, yang juga mempunyai sifat kasih sayang, menjaga muru'ah (etika), menjaga diri dari perbuatan yang merendahkan mertabat seorang guru. Ia juga seorang yang bagus metode pengajaran dan pemahamannya.
  2. Bersungguh-sungguh dalam mencari guru sebagai pendidik yang sesuai dengan syariat agama Islam, dapat dipercaya, dan jelas pula sumber ilmu yang didapat oleh gurunya yang terdahulu. Dan mengadakan diskusi bersama.
  3. Menurut terhadap gurunya dalam segala hal dan tidak keluar dari nasehat-nasehat dan aturan-aturannya. Bahkan, hendaknya hubungan antara guru dan muridnya itu ibarat pasien dengan dokter spesialis. Sehingga ia minta resep sesuai dengan anjurannya dan selalu berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh ridhanya terhadap apa yang ia lakukan dan bersungguh sungguh dalam memberikan penghormatan kepadanya dan mendekatkan diri kepada Allah ta'ala dengan cara melayaninya. Hendaknya seorang pelajar tahu bahwa merendahkan diri di hadapan gurunya merupakan kemulyaan, kertundukannya kepada gurunya merupakan kebanggaan dan tawadlu' dihadapannya merupakan keterangkatan derajatnya. Dalam artian murid harus mematuhi nasihat atau aturan dari gurunya selama itu dalam hal baik, tidak boleh melanggar. Dan merendahkan diri kepada guru yaitu sama dengan memuliakannya.

Mungkin itu saja yang dapat penulis bahas pada kesempatan kali ini, kurang lebihnya mohon maaf baik dari penulisan atau pembahasannya yang kurang tepat pada sasaran. Mohon dimaafkan. Sekian terimakasih..

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun