Mohon tunggu...
diskusi GEMASABA
diskusi GEMASABA Mohon Tunggu... -

forum ilmiah DPN GEMASABA (DPP PKB)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Wasiat Gus Dur, Asli atau Rekayasa?

27 Januari 2014   13:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:25 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SURAT WASIAT GUS DUR, ASLI ATAU REKAYASA?


Beberapa hari yang lalu publik dihebohkan oleh pernyataan ibu Sinta Nuriyah di forum partai Nasdem yang menyatakan bahwa almarhum KH Abdurrahman Wahid sebelum wafat berwasiat bahwa nama dan foto almarhum tidak boleh digunakan oleh partai politik dan calleg manapun untuk kegiatan politik. Pada waktu yang bersamaan Yeny Wahid juga menyatakan bahwa partai politik dan calleg dilarang menggunakan foto dan gambar almarhum Abdurrahman Wahid tanpa seizin keluarga. Pernyataan istri dan anak almarhum ini sekaligus sebagai pembenaran aksi perobekan nama dan foto Gus Dur yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan jaringan Gus Durian pada beberapa calleg yang menggunakan nama dan foto Gus Dur pada baliho kampanyenya.

Tentu saja hal ini menjadi berita yang menghebohkan publik dan membuat publik bertanya-tanya, apakah benar almarhum Gus Dur membuat wasiat seperti itu atau ini hanya rekayasa manuver politik yang dilakukan oleh beberapa orang dari keluarga almarhum Gus Dur dengan merekayasa surat wasiat untuk tujuan politik jangka pendek mereka pribadi.

Seandainya almarhum berwasiat maka hemat penulis wasiat almarhum ada dua hal, pertama: wasiat makro, kedua: wasiat mikro. Wasiat makro adalah wasiat almarhum yang berkenaan dengan hal-hal yang besar yang selama ini diperjuangkan dan menjadi cita-cita almarhum seperti menjaga kerukunan, humanisme, demokrasi, pluralisme dan keutuhan NKRI. Sementara wasiat mikro almarhum berkenaan dengan masalah pembagian waris, wasiat almarhum yang meminta dimakamkan di dekat makam kakek dan ayahanda, dll.

Tidak sedikit pengamat atau warga yang curiga bahwa cerita wasiat almarhum Gus Dur hanyalah rekayasa belaka yang mengatasnamakan almarhum untuk memenuhi ambisi politik pribadi dan menaikkan bargaining mereka di mata para politisi dan partai-partai politik dengan mengarang cerita dan kebohongan wasiat atas nama almarhum.

Tidak lama berselang kemudian ibu Sinta ditemani Inayah dalam peringatan maulid nabi dan haul Gus Dur yang diselenggarakan oleh PPP mengeluarkan pernyataan yang lebih mengejutkan lagi, bu Sinta menyatakan: "Semua partai politik boleh menggunakan nama dan foto Gus Dur untuk kegiatan politik kecuali PKB"

Hal ini tentu saja terdengar lebih aneh lagi karena bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh Sinta Nuriyah sendiri di surabaya. jika sebelumnya dikatakan oleh bu Sinta bahwa nama dan foto almarhum Gus Dur tidak boleh dipakai oleh partai politik dan calleg manapun untuk kegiatan politik tetapi kemudian bu Sinta berbelok arah dan mengatakan sebaliknya bahwa semua partai politik boleh memakainya kecuali PKB.

Jika sebelumnya nama besar almarhum dijual mahal sekarang malah diobral murah di forum PPP, partai yang pernah berkomplot menjatuhkan Gus Dur dari kursi presiden dan selama ini ideologi PPP dikenal banyak berbeda dengan ideologi yang diperjuangkan almarhum Gus Dur.

Publik semakin meragukan integritas keluarga almarhum karena keanehan dan ketidak konsistenan pernyataan keluarga yang bertentangan sehingga mengindikasikan kebohongan atas nama almarhum yang sudah wafat.

Jika memang surat wasiat tersebut palsu maka akan semakin jatuhlah integritas dan ke-tsiqah-an keluarga almarhum karena telah berani membuat kebohongan publik atas nama seorang tokoh yang sudah wafat sekelas almarhum. Tentu bukan simpati yang didapat tetapi malah cibiran dari publik karena berani berbohong atas orang yang sudah wafat.

Setelah partai yang didirikannya PKBN tidak lolos verifikasi KPU, nampaknya ambisi politik pribadi Yeni untuk menjadi politisi tidaklah surut, Segala cara digunakan dan berbagai manuver telah dia lakukan. Sebelumnya Yeni sempat merapat ke Demokrat dan dikabarkan mengincar kursi sekjen partai Demokrat namun karena kuatnya penolakan dari internal partai Demokrat karena dianggap tidak etis seorang pendatang baru tiba-tiba datang dan mengincar kursi sekjen, maka akhirnya Yeni tidak jadi masuk ke partai berlambang mercy tersebut.

Setelah itu Yeni terlihat dekat dengan Prabowo apalagi suami Yeni adalah pentolan partai Gerindra yang juga anggota DPR RI dari partai Gerindra. Bahkan pada forum peringatan haul Gus Dur di Ciganjur akhir Desember 2013 kemarin apabila dicermati dengan seksama telah menjadi panggung politik bagi Prabowo, dimana Yeni banyak memuji dan menyebut-nyebut nama prabowo di depan jamaah haul yang hadir, bahkan prabowo juga diberi kesempatan untuk berpidato pada forum tersebut dimana banyak tokoh lain yang hadir namun oleh Yeni tidak diberi kesempatan untuk berpidato.

Hemat penulis jika seandainya dahulu pernah ada perbedaan pendapat antara almarhum dengan Muhaimin Iskandar ataupun pengurus PKB lainnya pada waktu itu, maka hal tersebut sangatlah wajar karena hal tersebut adalah bagian dari dinamika demokrasi yang harus dihargai oleh semua orang selama perbedaan tersebut tidak menyangkut hal-hal yang prinsipil seperti penyimpangan dari ideologi PKB yang menjaga toleransi, demokrasi, humanisme dan pluralisme. Seandainya PKB sudah menyimpang dari ideologi awal didirikan maka tentu para kyai dan tokoh NU seperti Hasyim Muzadi, kyai Ma’ruf Amin, Mahfud MD, Gus Yusuf Chudori, dll tidak akan mau kembali ke PKB, tetapi faktanya mereka sekarang aktif berkampanye untuk membesarkan PKB.

Seolah ingin terus bermanuver untuk menaikkan bargaining, Yeni dan keluarga almarhum kini terlihat dekat dan merapat ke PPP. Partai politik yang dahulu pernah menjatuhkan almarhum Gus Dur dari kursi presiden. Hal ini tentu saja membuat bingung publik ketika para kyai dan tokoh-tokoh NU sudah kembali bergabung dan mengajak warga NU untuk kembali mendukung PKB , seperti KH. Hasyim Muzadi (mantan ketua umum PBNU), KH. Ma’ruf Amin (mantan deklarator PKNU/mantan ketua MUI), Khofifah Indar Parawansa (mantan ketua umum Muslimat NU), Ida Fauziyah (ketua umum Fatayat NU) dan bahkan KH. Said Agil Siradj (ketua umum PBNU) dalam beberapa kesempatan secara terbuka menyampaikan dukungannya secara penuh kepada PKB sebagai satu-satunya partai yang dilahirkan secara resmi oleh PBNU dan AD/ART partai yang mirip persis dengan NU hanya PKB.

Sudah menjadi fakta dan diakui oleh semua orang bahwa selama ini memang hanya PKB, partai yang paling dekat dengan NU karena mempunyai sejarah kelahiran dan ideologi yang sangat dekat dan bahkan hampir tak terpisahkan dengan NU. Tengok saja keharmonisan NU dan PKB di jatim dalam mengusung Khofifah Indar Parawansa menuju kursi gubernur yang dengan gagah berani PKB maju sendirian mengusung Khofifah melawan koalisi partai-partai besar (Demokrat, Golkar, PAN, PKS, PPP, Gerindra, Hanura+puluhan partai gurem non parlemen ) dan hampir memenangkan pilkada jatim dengan perolehan 37% suara. Fakta lain yang membuktikan kedekatan PKB dan NU adalah bahwa hampir 100% pengurus dan konstituen PKB di seluruh indonesia adalah para tokoh dan warga NU di daerah masing-masing terutama di Jawa.

Pengamat Politik dari Lembaga Trust Survei Indonesia, Muhammad Arwani mengatakan, ideologi Gus Dur dan PPP tidak bisa bertemu. Sebab, kata Arwani, PPP memiliki ideologi Islam yang fundamentalis, sementara Gus Dur cukup toleran. "Gus Dur dan PPP itu tidak ketemu. Ideologi Gus Dur dan PPP itu justru bertentangan. PPP banyak memiliki kader yang punya ideologi Islam fundamentalis, Islam kanan, sementara Gus Dur sebagai tokoh pluralisme, demokrasi," kata Arwani
menurut arwani,
PPP hanya memanfaatkan kebesaran Gus Dur untuk kepentingan politik di Pemilu 2014. "Mempolitisasi Gus Dur dengan menggunakan simbol-simbol Gus Dur. Jadi agenda politik yang mereka gunakan yang bertentangan dengan Gus Dur dan Selain itu, kata Arwani, PPP adalah sebagai salah satu partai yang justru ikut melengserkan Gus Dur ketika jadi Presiden. "Satu-satunya yang membela Gus Dur saat itu hanya PKB," tegasnya.

Penolakan pemasangan foto Abdurahman Wahid (Gus Dur) oleh Yenny Wahid dan keluarga Gus Dur lainnya juga dinilai tidak tepat oleh pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarok, menurutZaki Mubarok sebagai tokoh nasional Gus Dur telah menjadi milik bangsa bukan lagi hanya keluarga. Dirinya juga berpendapat penolakan itu lebih kepada unsur politik.

Zaki mengatakan, siapa saja yang mengikuti ajaran positif yang selama ini diperjuangkan Gus Dur berhak memasang fotonya. Hal itu bisa dijadikan sebagai bentuk penghormatan atas nilai-nilai pluralisme, humanisme, dan keutuhan NKRI yang selama ini disampaikan mantan Presiden RI tersebut.

"Misalnya kita memasang foto Mahatma Gandhi masa kita diprotes oleh anaknya? Kan lucu. Gus Dur itu milik bangsa, bukan hanya milik keluarganya," kata Zaki di Jakarta

Hemat penulis setidaknya ada 6 alasan surat wasiat Gus Dur terduga kuat palsu:
1. Jika benar wasiat itu benar adanya tentu akan dibuka beberapa saat dan tidak lama setelah pemakaman almarhum, namun nyatanya tidak dilakukan
2. Jika benar wasiat itu benar adanya tentu akan dibuka dengan disaksikan keluarga besar dan diumumkan ke publik krn itu pesan terakhir almarhum yang harus segera dilaksanakan, namun nyatanya tidak dilakukan.
3. Gus Sholah sebagai adik almarhum tidak mengetahui kalau ada wasiat seperti itu, ini menandakan wasiat tersebut sangat mencurigakan karena kalau benar ada seharusnya sudah pasti beliau mengetahui, namun nyatanya tidak.
4. Wasiat itu baru disampaikan mendekati pemilu 2014 dan disampaikan di forum partai tertentu, ini memperkuat indikasi ada kepentingan politik tertentu dengan mendompeng dan mempolitisasi almarhum dengan berlindung di balik rekayasa surat wasiat.
5. Katanya boleh memakai nama dan foto Gus Dur jika mendapat izin keluarga, padahal kalau benar wasiat itu ada, maka wasiat itu akan berlaku umum sebagaimana redaksi bahasa yang disampaikan oleh bu Sinta sewaktu di surabaya dan keluarga tidak bisa memberi izin seorang caleg-pun untuk memakai foto almarhum. Ini semakin membuktikan kalau wasiat itu hanya rekaan belaka.

6.Sewaktu di Surabaya di forum partai Nasdem ibu Sinta membuat pernyataan akan mensomasi semua partai atau siapa saja yang menggunakan foto Gus Dur atau apapun yang berbau Gus Dur karena menurutnya ada surat wasiat yang melarangnya , namun di Jakarta di forum PPP, bu Sinta dan Inayah malah membuat pernyataan yang berbeda lagi yaitu semua partai boleh memakai foto Gus Dur kecuali PKB. Ini semakin menambah lucu dan membuktikan kebohongan bahwa wasiat almarhum terbukti palsu.

Keenam poin tersebut setidaknya bisa menjadipertimbangan bahwa terdapat kejanggalan dan keanehan atas klaim adanya surat wasiat almarhum.

Terakhir hanya satu kata: "sungguh berdosalah orang yg membuat kebohongan mengatasnamakan orang yg telah wafat apalagi utk ulama sekelas almarhum"

Semoga bermanfaat.

Penulis:

Ghozali Munir

Warga NU/ Alumni Ponpes Mambaul Ma’arif. Denanyar. Jombang. Jatim

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun