Jakarta: Kampanye anti tembakau sesungguhnya adalah konspirasi asing tingkat tinggi untuk menghancurkan produksi tembakau dalam negeri agar rokok kretek (rokok produk khas indonesia) gulung tikar danmasyarakat beralih rokok putih hasil produksi pengusaha asing.
Demikian salah satu kesimpulan diskusi mingguan yang disampaikan Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (GEMASABA) Ghozali Munir, dalam diskusi: Membaca Geo Politik: Mewaspadai Kampanye Anti Rokok, yang bertempat di sekretariat Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (DPN GEMASABA) di daerah Ciputat, Tangerang Selatan (Jumat 3/1/2014). GEMASABA adalah organisasi intelektual mahasiswa underbow Partai Kebangkitan Bangsa.
“Masyarakat Indonesia harus berhati-hati dalam menanggapi kampanye anti tembakau yang secara massif digerakkan oleh LSM-LSM yang didanai oleh asing dan para pejabat dinas kesehatan yang secara adar dan tidak sadar sudah menjadi kaki tangan mereka, sebab jika tidak diwaspadai, industri rokok kretek dalam negeri perlahan akan mati dan pemenangnya adalah bisnis rokok global yang akan merajai pasar rokok di Indonesia.” tegas Ghozali
“Fakta dan data dari kementerian perindustrian membuktikan bahwa market share rokok kretek tangan, segmen rokok yang menyerap 97% tenaga kerja dalam industri rokok nasional, terus menurun dalam 5 tahun terakhir. Dan sebaliknya industri rokok putih yang dikerjakan oleh mesin terus mengalami kenaikan. Kampanye anti tembakau berhasil mempengaruhi otak bawah sadar masyarakat bahwa rokok putih dianggap lebih aman dibandingkan rokok kretek” papar Ghozali lebih jauh..
Lebih jauh organisasi mahasiswa PKB ini mengajak masyarakat berfikir kritis, bahwa rokok tidaklah sebegitu berbahaya seperti yang dikampanyekan oleh LSM-LSM tersebut. Buktinya banyak perokok yang sehat wal afiat dan panjang umur, yang tidak boleh adalah berlebihan dalam merokok, tetapi dalam kadar yang normal merokok tidak mengganggu kesehatan.
Konspirasi kampanye anti tembakau juga berkibat jutaan petani tembakau dan pekerja pabrik akan kehilangan mata pencaharian, sekarang sudah banyak pekerja yang di PHK dan dikhawatirkan akan lebih banyak lagi yang di PHK yang berimplikasi menambah angka kemiskinan dan angka putus sekolah anak-anak mereka. Harga tembakau anjlok dan pemerintah sama sekali tidak berusaha membantu petani.
Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa juga menyayangkan pemerintahan SBY yang tidak bisa menjadi pelindung bagi petani tembakau tetapi malah disetir para pemodal asing untuk mematikan petani tembakau dan industri rokok kretek dalam negeri.“Lihat saja data dari Kementerian Pertanian yang menunjukkan terjadinya lonjakan impor tembakau secara gila-gilaan. Tahun 2007 kita mengimpor tembakau 46.956,83 ton tetapi tahun 2012 kemarin impor tembakau kita mencapai 137.425,70 ton. Dalam 5 tahun kenaikan impor tembakau mencapai 300%, Indonesia mengimpor tembakau dari Cina, India dan Thailand karena petani tembakau kita sudah mati” Jelas Ghozali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H