Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Transportasi Berbasis Aplikasi

23 Maret 2016   14:53 Diperbarui: 23 Maret 2016   15:18 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urusan Transportasi khususnya Taxi jadi teringat kejadian beberapa tahun lalu. Pada saat kunjungan kerja di Palembang, kami ingin jalan2, setelah agak lama menunggu, berhentilah taxi yg kami cegat di pinggir jalan. Setelah masuk, sopir pun bertanya, dari Jakarta ya Mas, Iya jawab kami, lalu pak sopir bilang seumur2 saya narik disini baru kali ini saya dicegat dijalan seperti ini Mas. Nah lo..

Trus bapak dapat penumpangnya dari mana? Kami biasa mangkal di hotel saja. Seperti ini, selesai antar penumpang ke Bandara, kami balik lagi ke hotel. Oo gitu..

Pernah juga beberapa kali ketemu angkot2 yg unik di beberapa daerah. Unik dalam arti tidak umum seperti angkot2 di Kota-kota besar lainnya. Kejadian juga beberapa tahun lalu. Angkot2 di Palu, Batam waktu itu tidak memiliki trayek, lalu? Ya ketika kita mencegat angkot disana, seandainya kosong, maka tujuan kita lah yang menjadi tujuan utama dari angkot tersebut. 

Namun ketika kita cegat angkot yg sudah terisi penumpang maka kita akan ditanya ke mana, daerah mana? Nah seandainya tujuan kita sejalan dengan tujuan angkot itu maka kita bisa naik tetapi kalau tidak searah maka kita harus menunggu angkot dengan tujuan kita. Ada2 saja. Begitu juga di Bali, kita akan kesulitan menemui angkot berseliweran di daerah pariwisata ini. Rental sepeda, motor, mobil menjadi andalan disini.

Sebenarnya tidak ada yg salah dengan transportasi berbasis aplikasi online seperti Gojek, Uber dan Grab, sejauh pas dalam penerapannya dan di kota mana diterapkannya. Seperti di kota Medan. Disini tidak ada ojek, ada pun di pinggiran kota, atau di kampung2 ada ojek sepeda motor yang disebut RBT. Di kota adanya becak dayung (becak sepeda) dan becak mesin (becak bermotor). 

Nah begitu Gojek masuk dgn aplikasinya di kota ini, semua dimudahkan, konsumen bisa bepergian dengan mudah kemana saja, belanja jadi gampang, pesan makanan tinggal buka aplikasi dan gak timbul gesekan dengan pihak taxi, angkot dan becak. Masyarakat bisa menerima kehadiran ojek onlilne, Gojek ini.

Saya pikir, jika transportasi berbasis online ini diterapkan di daerah2 yg belum berkembang sarana transportasinya, kemungkinan ia akan sangat membantu konsumen dalam hal ini penumpang. Daerah2 yg sulit kendaraan umum atau taxinya tidak memadai atau angkotnya yg sore dan malam hari sudah tidak beroperasi lagi tentunya penumpang akan sangat tertolong dengan kehadiran transportasi online ini. Terutama para pendatang atau wisatawan yg kebetulan sedang berkunjung atau pegawai2 yg sedang dinas ke daerah, daripada menyewa/rental mobil lebih baik menggunakan taxi atau ojek online. 

Tetapi manakala penerapannya di daerah yg sudah jenuh dgn moda transportasinya yang kompleks seperti Jakarta dan Bandung yang ada kejadian di lapangannya ya seperti yg terjadi sekarang2 ini, demo taxi konvensional, timbul gesekan opang (ojek pangkalan) dengan ojek online, begitu juga di Bandung, ojek online tidak berani menggunakan seragamnya karena takut dipukuli ojek konvensional. Tetapi beda halnya dengan di Medan. Masyarakat sangat terbantu dan transportasi lain tidak terusik sama sekali.

Kita tidak bisa menolak perkembangan teknologi termasuk dalam hal ini ojek dan taxi online apalagi tarifnya murah dan pelayanannya baik. Yg kita butuhkan adalah bagaimana beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini. Apakah bersinergi dgn yg online, melakukan inovasi, memindahkannya ke daerah yang transportasinya belum jenuh, berkolaborasi dengan layanan lain, seperti rental, penginapan, kuliner dsb. Yang pasti, kehadiran transportasi online sangat dibutuhkan masyarakat yg dengan cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi.

 Di luar sana sedang dikembangkan mobil-mobil yang bergerak tanpa awak. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti Taxi pun tanpa sopir juga. Kita pesan melalui aplikasi, melalui program pintar taxi tanpa sopir itu datang dan mengantarkan kita ke tempat tujuan. Apakah kita juga akan mendemonya, menyalahkan Pemerintah, Pengusaha, Teknologi, sana sini, ya gak bisa lah. Kita yang harus berlari mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut.

Semoga masing-masing pihak bisa menyikapi keadaan ini dengan sebaik mungkin

Be changed !

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun