Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Jumat Akhir Tahun 2016: Ikhlas

30 Desember 2016   07:22 Diperbarui: 30 Desember 2016   09:33 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini, 30 Desember 2016, insyaAlloh menjadi hari Jumat terakhir,hari kerja terakhir di tahun 2016. Mungkin banyak dari kita yang belum mencapai apa yang kita doakan, harapkan, cita-citakan saat memasuki tahun 2016 ini pada akhir tahun 2015 yang lalu. Lantas apa yang kita lakukan? Di akhir tahun kita pasti berdoa dan berharap lagi agar yang kita cita-citakan itu terwujud di tahun 2017, begitu seterusnya.

Ya, memang begitu lah seharusnya kita mensyukuri nikmat hidup dan kehidupan yang telah ditetapkan Alloh swt ini pada diri kita. Doa, Ikhtiar, Tawakkal dan Ikhlas. Bermimpi, Berusaha sekeras tenaga, Menyerahkan Diri pada Alloh swt dan Siap atas hasilnya.

Banyak dari kita yang seringkali mengeluh, berburuk sangka dan menyalahkan keadaan atas hasil yang diterima atas usaha yang telah kita lakukan untuk mewujudkan impian kita. Kita menyalahkan biro jodoh, teman, saudara, usaha pedekate kita ketika cewek atau cowok yang kita taksir menolak, kita juga sering menyalahkan dosen, guru, bahan pelajaran ketika kita tidak lulus mata kuliah yang kita sukai, kita menyalahkan bagian kepegawaian ketika nama kita tertunda naik pangkat, kita menyalahkan bagian keuangan ketika upah lembur kita tidak sesuai dengan perhitungan kita, kita menyalahkan Presiden ketika dulu saat kampanye menjanjikan lapangan pekerjaan kenyataannya kita masih menganggur, bahkan kita menyalahkan dokter, rumah sakit, obat ketika kita tidak jua sembuh dari penyakit.

Sungguh, ada yang kita lupa, bahwa memang ada hal-hal yang tak terjelaskan, tak terjawab, tak bisa dicerna akal pikiran tentang apa yang disebut ketentuan Alloh swt. Sebagaimana berbagai peristiwa, kejadian yang kita alami, kita lihat, kita rasakan saat ini, pada diri kita, keluarga kita dan masyarakat umumnya. Anak terlahir sehat, tau-tau meninggal, anak terlahir terbelakang hidup sampai tua, pengamanan rumah yang cukup memadai, dengan cctv, pagar tinggi, patroli keamanan lingkungan, 11 penghuni rumahnya disekap hingga ada yang meninggal. 

Apakah mereka tidak berdoa? Apakah mereka tidak berusaha, berikhtiar, melakukan beragam upaya dan strategi mencapai tujuannya? 

Tentulah mereka sangat sangat melakukannya. Apalagi zaman sekarang ini, serba gampang, serba mudah dan serba canggih. Mau cara apa, bagaimana tekniknya, apa doanya, semua bisa didapat, sekali klik semua kita dapatkan. Mendapatkan anak sehat, doa anak soleh, bagaimana menjadikannya penghapal Al Quran, bagaima cara, trik dan strateginya semua bisa kita dapatkan, tetapi kalau Alloh berkehendak dia harus meninggal hanya keikhlasan yang dibutuhkan. Begitu juga orang-orang yang idiot, keterbelakangan, pasti lah orang tuanya telah berupaya sekuat tenaga mengobati agar anaknya menjadi normal, sehat sebagaimana manusia lainnya, tetapi jika Alloh berkehendak bahwa ia sampai tuanya seperti itu hanya keikhlasan yang kita kuatkan.

Apalagi kejadian perampokan hingga pembunuhan di rumah mewah yang menimpa seorang arsitek. Untuk kenyamanan dan keamanan sebuah rumah, pastilah ia seorang yang ahli di bidangnya, tetapi jika Alloh berkehendak untuk menimpakan musibah itu baginya dan keluarganya, tentulah ini merupakan suatu rahasia Alloh, kehendak Alloh yang seringkali tak terjelaskan, tak terelakkan, tak bisa dicari dalilnya, tak bisa diterima akal sehat, hanya bisa diterima keadaannya, ikhlas dan tak menyalahkan apa pun yang telah terjadi. Itulah ketinggian Iman kita, bisa menerima Qada dan Qadar.

Sehingga, Ikhlas ini harus bisa kita terapkan disisi mana pun kehidupan kita, apa pun itu tanpa harus berburuk sangka pada Alloh swt dengan menyalahkan tidak sesuai dengan harapan. Sudah bertahun-tahun jadi honorer tapi tidak diangkat menjadi pegawai tetap, tetap bersyukur bahwa banyak pengangguran di luar sana, sudah berobat kesana kemari tak kunjung sembuh, tetap bersyukur di luar sana banyak yang tak mampu berobat, sudah berusaha mencari jodoh, tetap bersyukur masih bisa berusaha menjalin silaturahim sama orang, belajar bikin kue, bikin masakan sesuai contoh tapi tetap tidak enak, tidak laku, tetap bersyukur bahwa kita masih ada pengalaman, mampu bikin seperti itu, diluar sana masih banyak yang gak tau apa itu bahan-bahan masakan apalagi memasaknya. 

Jadi terus saja bersyukur atas apa yang telah dijalani dan didapatkan hingga detik ini. Muncul kan selalu di setiap bangun pagi bahwa Alloh swt masih beri kita usia untuk memperbaiki kesalahan dan memberi kesempatan mewujudkan apa yang kita idam-idamkan.

Selamat memasuki 2017 dengan capaian yang jauh lebih baik lagi

 

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun