Muncul lagi satu kasus baru dimana Pemimpin Spiritual memiliki kekuatan ghoib yang bisa menggandakan uang dan perhiasan. Setelah beberapa minggu lalu mencuat kasus Aa Gatot yang menipu daya perempuan-perempuan cantik dengan Aspatnya dan dituduhkan dengan kasus narkoba, senjata api dan hewan dilindungi. Kini Dimas Kanjeng dihadapkan dengan masalah penipuan, penggandaan uang dan pembunuhan.
Jikalau Anda berhubungan dengan jin dan setan, semua keinginan Anda akan dengan mudah terpenuhi. Gampang sekali. Apalagi jika ada yang memfasilitasi seperti guru spiritual, dukun atau apalah sebutannya, langsung makbul keinginan Anda. Tentu ada mahar yang harus Anda bayar. Hal ini jelas beda banget jika Anda mintanya ke Tuhan. Jungkir balik Anda kerja keras, ibadah siang malam, dapatnya dikit, lama, itu juga kalo dapet, meskipun Anda dan keluarga Anda sehat wal afiat, kalau dalam agama diajarkan sebenarnya permintaan Anda itu dikabulkan, hanya masalah waktu, diganti bentuk lain, atau diberikan secara bertahap. Tetapi namanya juga manusia, pemberian Tuhan yang harusnya disukuri apa pun bentuknya tetap tidak memuaskan. Tetap keinginan harus dipenuhi.
Suatu ketika penulis pernah ngobrol sama orang pintar. Dia mengatakan kasarnya ada 3 aliran dalam ilmu ghoib ini. Ilmu Putih, Hitam dan Abu-abu. Hitam dan Putih jelas jalurnya. Hitam yang jahat, Putih yang baik. Umumnya kedua aliran ini, tidak suka pamer. Yang putih jelas menetralisir, menyembuhkan, mengusir yang jahat. Yang hitam fokus merusak, menyakiti, mencuri, bahkan menghilangkan nyawa melalui pesugihan, tuyul, ngepet, santet dan sebagainya. Nah, yang bahaya itu justru yang abu-abu ini. Karena ia mengetahui kebaikan dan kejahatan tetapi kebanyakan memanfaatkannya lebih untuk kebatilan. Aliran yang begini ini umumnya suka pamer, promosi dan beriklan untuk mendapatkan pasiennya. Bentuk yang ditawarkan pun macam-macam mulai dari penglaris jualan, dapat jodoh, susuk pemanis, sampai jadi anggota dewan.
Kembali ke kasus Dimas Kanjeng, kalau kita berurusan jin, seberapa besar usaha Anda untuk menutupinya, sama halnya dengan bangkai, suatu saat pasti akan ketahuan juga. Seperti ada saja yang menggerakkan agar kegiatan itu terbongkar. Beberapa bulan lalu penulis sudah menemukan video Dimas Kanjeng ini di youtube. Saat itu saya takjub, lebih kaget lagi saat melihat yang baca-baca sholawat itu telanjang dada, waah aliran apa ini hehe.. Tetapi kami punya firasat wah pamer nih orang, mungkin maksudnya mau menunjukkan kehebatan dan kekayaannya, tetapi itu lah yang kami maksud jin dan setan mengarahkannya untuk pamer dan ternyata beberapa bulan kemudian kejadiannya seperti ini.
Kalau kami ditanya apakah duit itu asli? Karena ibu Marwah Daud yang S3 itu mengatakan asli, kami pun percaya duit itu asli. Bisa dibelanjakan? Diterima pasar? Jelas bisa. Masalahnya itu duit siapa? Ya, kemungkinan pertama duit itu adalah uang mahar yang dibayarkan orang untuk digandakan. Kemungkinan kedua duit itu adalah duit palsu yang dicetak sendiri tapi ini sudah dibantah sama orang berpendidikan tinggi dan pernah jadi anggota dewan.
Nah, kemungkinan ketiga ini lah yang ingin kami jelaskan. Duit itu adalah duit asli yang diambil melalui perantara jin.
Saya, Anda dan kita semua pasti memiliki uang di rekening. Katakanlah Rp 100 juta total dari tabungan, deposito dsb. Nah, Anda yakin kan duit Anda segitu. Dimana? ya di bank, di koperasi, di perusahaan, bukan riil di tangan Anda kan. Kalo Anda tarik itu duit cepek, butuh waktu berapa lama? Untuk ambil di bank saja, Anda perlu telepon hari ini untuk di ambil besok, jarang sekali tuh, dana serta merta ada. Begitu juga dengan bank, atm, dananya terbatas, semua disetor ke BI dan beredar di masyarakat. Yang namanya uang asli itu jumlah yang dicetak oleh BI dengan yang beredar di masyarakat itu sama, kalo lebih itu duit palsu.
Nah karena kita percaya sama bank, bahwa uang kita nilainya sekian, itu lah yang tercetak di rekening. Tetapi secara fisik yang ada di dompet, di bawah bantal, di lemari paling beberapa juta saja kan.
Disisi lain kita juga sering mengalami kehilangan uang, perasaan kemarin ambil ATM sejuta kok tinggal 800 ribu ya. Perasaan mau bayar tukang, duit sudah disiapin 5 juta kok kurang 1,5 juta ya. Nah itu kejadian sehari-hari yang kita alami. Tuyul, babi ngepet, pesugihan berseliweran dimana-mana. Sehingga uang yang dihadirkan, dilempar-lempar oleh Dimas Kanjeng, dihitung-hitung pengikutnya itu boleh jadi adalah duit yang dipindahkan oleh jin yang berada di brankas-brankas, rumah-rumah orang, kantor-kantor, warung-warung dan pasar-pasar. Secara nominal sih duit Anda tidak berkurang, dicetak buku rekening bank sih tetap jumlahnya, disisi lain pihak bank pun tidak mengalami kekurangan uang, kecuali orang-orang yang kehilangan uang tadi.
Kalau duit di bank dan rekening sih tidak akan berkurang, karena orang yang punya hajat untuk menggandakan uang itu seperti yang diceritakan ibu Marwah Daud punya keperluan untuk bangun mesjid, pesantren yang terbengkalai, bayar utang dan yang punya keperluan lainnya, begitu menerima uang hasil penggandaan itu langsung membelanjakan kembali duitnya, ke toko material, pasar, bayar utang dan sebagaiya, balik-balik lagi ke bank, sehingga duit itu tetap duit asli. Cuma caranya nyolong dengan bantuan jin atau apalah sebutannya.
Sama halnya dengan Aa Gatot dengan ketinggian ilmunya, mengelabui pengikutnya dengan cara-cara tak masuk akal, dimasukin roh uncle, memberi aspat yang sebenarnya jenis sabu, tujuannya sama aja memenuhi kepuasan diri dengan berinteraksi dengan jin.
Kasus-kasus seperti ini tak akan pernah berakhir di negeri yang penuh klenik ini. Meskipun tahun memasuki 2017, samsung bergelar S7, penggunaan drone menjadi kebutuhan sehari-hari, masyarakat kita tetap lah percaya dan tak lepas dari urusan klenik, ghoib. Apakah itu orang kaya, berpendidikan tinggi, tetap saja urusan yang satu ini bisa memperdayainya.
Eyang Subur, Guntur Bumi, Aa Gatot, Dimas Kanjeng hanyalah segelintir nama yang saat ini mencuat. Berikutnya pasti ada nama-nama baru yang akan bermunculan sebagai penghubung manusia dan jin untuk mengelabui manusia demi pemenuhan hasrat orang-orang yang pengen cepat kaya, cepat sukses, cepat tenar tanpa melalui proses kerja keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H