Mohon tunggu...
Diana Santi
Diana Santi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis adalah Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Nasib Rumah Kost, Siapa Peduli?

30 April 2015   13:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah Kost-kostan kembali jadi perhatian banyak kalangan beberapa hari belakangan ini. Tayangan aktifitas razia rumah kost pun seolah berlomba lomba menunjukkan aksinya. Kost-kostan di wilayah jabodetabek di-razia alias di-grebek. Acara grebek menggrebek ini memang kerap dilakukan oleh aparat namun tak jarang aksi ini juga berupa aksi yang hangat hangat (maaf) tai ayam. Jika ada peristiwa yang menggemparkan publik terkait rumah kost, barulah semua pihak sibuk me-razia rumah kost yang sebelumnya adem ayem tentrem dan tak ada yang peduli.

Pemberitaan tentang ditemukannya jenazah seorang wanita di rumah kost bilangan Tebet tempo hari seolah kembali menjadi api pemantik bagi banyak kalangan untuk sedikit menoleh ke arah rumah kost. Pasalnya, Deudeuh -wanita cantik  bernasib malang itu dikabarkan tewas di dalam rumah kost yang dimanfaatkannya sebagai tempat mencari penghasilan dengan cara menjual jasa seks. Pemberitaan semakin tajam setelah beberapa hari sesudahnya diberitakan bahwa memang di beberapa wilayah sekitar Tebet , kost-kostan seringkali digunakan untuk transaksi jualan seks dan ternyata itu bukan rahasia lagi...   Kasus  yang paling anyar adalah peristiwa ditemukannya mayat perempuan belia berusia sekitar 20 tahun di kamar koostnya di Jogyakarta. Yang menyedihkan, Perempuan yang diduga masih menjadi mahasiswa itu ditemukan tak bernyawa bersama bayi yang juga sudah meninggal. Dugaan sementara si belia tewas saat proses melahirkan. Hiyy ... syerem ya..

Rumah kost yang biasanya dihuni oleh Pelajar, Mahasiswa atau Karyawan. Ada wilayah tertentu yang rata rata penghuni kostnya memang Mahasiswa, biasanya lokasi kost kostan dekat dengan kampus. Harga sewa kost-kostan pun sangat bervariasi, dari yang paling murah sampai harga setinggi langit sesuai dengan sarana rumah kost itu sendiri. Kost-kostan yang paling elit biasanya menyediakan lahan parkir kendaraan roda empat, free wifi, TV Kabel dan kamar full AC.  Nah, untuk yang termurah biasanya cuma terdiri dari satu ruangan berukuran 4 x 4 m tanpa AC dengan kamar mandi diluar kamar dan biasanya terdiri dari deretan ruangan sekecil itu.  Semua jenis kost-kostan ada pangsa pasarnya sendiri.

Menurut  saya sedikitnya ada 3  faktor yang bisa membuat kost-kostan menjadi tempat yang "berisiko"  antara lain:

1. Kost-kostan yang tidak memisahkan jenis kelamin pada satu lokasi

Jenis kost-kostan ini ada banyak tersedia disekitar kita. Kost-kostan ini memungkinkan penghuni Laki laki dan perempuan ada pada lokasi  yang berdekatan bahkan menggunakan kamar mandi yang sama. Biasanya kost-kostan model begini laris karena tak memasang tarif yang tinggi sehingga banyak peminatnya. Kondisi kost-kostan seperti ini sangat rentan terjadinya hal hal yang tidak diinginkan. Penghuni kost kan biasanya tak ada hubungan darah sehingga sangat memungkinkan terjadinya hubungan hubungan yang tak semestinya

2. Kost-kostan tanpa Ibu Kost

Nah, kost-kostan tipe inilah yang sesungguhnya paling berisiko untuk disalahgunakan fungsinya. Setiap penghuninya dapat dengan bebas keluar masuk membawa orang lain yang bukan penghuni tanpa ada yang mengawasi apalagi melarang. Ibu Kost yang saya maksudkan bukan selalu Ibu-ibu (hehe), tetapi adalah Pemilik Kost-kostan dalam arti yang sebenarnya, bukan orang suruhan atau bayaran yang ditugaskan untuk menjaga kost-kostan. Yang terjadi pada Deudeuh - wanita korban pembunuhan di Tebet itu , kamar kostnya memang ada yang menunggu tetapi dia tidak punya "power" untuk melarang orang lain masuk ke kamar kostnya Deudeuh. Ironisnya, justru penjaga kost itu sebenarnya mengetahui begitu banyaknya tamu yang berganti ganti mendatangi penghuni kost itu. Ketidakberdayaan penjaga kost itu melonggarkan kesempatan penghuni kost untuk menyusupkan orang lain masuk ke kamarnya.  Jadi Peran dan Power Ibu Kost  sangat diperlukan untuk menegakkan aturan main bagi penghuni kost. Namun kondisi ideal ini memang tak mudah diaplikasikan di lapangan. Banyak juga Ibu kost yang memakai prinsip tahu sama tahu dengan penghuninya. Daripada kehilangan penyewa kost, lebih baik melonggarkan aturan. Ini dia penyakit masyarakat....Duh!

3. Ketidakpedulian Masyarakat di Lingkungan Kost-kostan

Penghuni kost-kostan biasanya jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar kost itu. Penghuni kost datang dan pergi silih berganti dan sedikit yang bergaul dengan lingkungannya. Tetangga pun tak ada yang peduli. Wong gak saling  kenal. Dengan penghuni Kost saja tak kenal  apalagi dengan tamunya penghuni kost itu.  I Dont care! mungkin begitu yang ada dipikiran para tenggan kost kostan.Akibat ketidakpedulian itu maka apapun yang terjadi dengan penghuni kost-kostan , masyrakat sekitar tak ada yang peduli.  Masyarakat akan memalingkan wajah dan menoleh ke arah kos-kostan hanya jika kejadian mengerikan sudah terjadi. Semua orang Kepo - ingin tahu dan mencari informasi. Itu sangat tidak adil...!


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun