Mohon tunggu...
Diana Santi
Diana Santi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis adalah Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Gubernur Gila (Kerja)

26 September 2016   07:14 Diperbarui: 26 September 2016   07:25 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita melintas jalanan Jakarta saat ini maka sejauh mata memandang akan terpampang jalan jalan diatas kepala kita yang sedang dibangun oleh Pemprov DKi. Alat berat dan ahli ahli bangunan selalu terlihat di area pembangunan jalan , tak kenal waktu.  Saya melintas subuh subuh, mereka ada. Saya lewat tengah hari bolong, mereka sedang berpeluh kerja keras menantang matahari. 

Saat malam hari, mereka tetap ada dan tetap bekerja keras. Sejauh ingatan saya, baru kali ini saya menyaksikan seriusnya upaya pembangunan jalan di Ibukota. Tanda tanda mangkrak kok gak kelihatan ya. Keseriusan membangun ini sangat terasa setiap hari.  Setiap hari ada saja ruas jalan yang "terpaksa" ditutup karena digunakan untuk misalnya alat berat. 

Masyarakat seputar jakarta yang setiap hari mau tak mau  melewati area pembangunan jalan memang sedikit terganggu. Bayangkan saja, jalan jadi sempit dan akibatnya harus antri puanjaaaaannnnggggg.  Situasi makin parah jika jam pulang kantor plus bonus hujan deras. Namun seperti seorang teman berkata bahwa " gak masalah lah macet gini sekarang , tapi hasilnya kelihatan", saya mengamini juga hal tersebut.   Masyarakat sepertinya sedang ingin membuktikan pepatah yang bilang : Bersakit sakit dahulu, bersenang senang kemudian. Hehe.

Sekarang soal kali. Iya, kali. Di jakarta kini kali nya bersih dan tidak lagi berbau sampah. Bukan hal yang mudah untuk merubah itu. Butuh Gubernur yang nekat membasmi pemukim liar sekitar kali. Menurut sejarah yang saya baca, baru dua gubernur yang sukses salam soal ini. Ali Sadikin dan BTP alias Ahok. Soal birokrasi di Pemrov juga dilibas dengan tak segan memecat PNS yang malas dan selama ini menjadi benalu. Sistem satu atap yang serba cepat pun digulirkan. Wes, pokoke ini tuh kerja nekad!

Nah,

Soal pembangunan jalan layang dan lain lain di jakarta kan tak lepas dari tangan besi Sang Gubernur-nya. Apa yang sedang dirintisnya ini sejatinya berkelanjutan alias gak mangkrak, bahkan meskipun akhirnya Jakarta punya Gubernur baru nantinya.  Melihat pola kepemimpinan di Negeri ini, yang jika ganti pejabat maka akan berganti pula kebijakan, kok rasanya jadi ngeri ya. Misanya yang paling umum terjadi yaitu soal kebijakan  buku pelajaran untuk anak sekolah. ganti menteri, ganti buku, ganti kurikulum. Capeeee deeeeee...  Itu soal buku. bagaimana kalau soal pembangunan infrastruktur yang notabene untuk kepentingan peningkatan ekonomi masyarakat?  hiyy....

Para Cagub dan Cawagub yang telah mendeklarasikan diri  untuk (mencoba) memimpin Jakarta apakah akan serius melanjutkan pembangunan yang saat ini sedang hot hot nya digenjot? apakah mereka tidak akan mengedepankan egonya dengan tidak melanjutkan upaya pembangunan karena menganggap itu program kerja Gubernur lama? Apakah pilar pilar jalan layang yang kini mulai terlihat gagah akan tinggal puing puing?  Apakah kali kali di Jakarta akan kembali menghitam dan berbau? Apakah pemukiman di bantaran kali akan kembali dihalalkan? Apakah PNS yang malas akan kembali dininabobokkan? Apakah Jakarta akan kembali dipimpin  oleh orang yang mainstream alias gitu gitu aja? Ah... sepertinya kekuatiran saya berlebihan alias lebay. Hahahaaaaaa.

eiittsssss....!! tapi coba analogikan ini dengan soal lain yang terkait sepak terjang Gubernur Incumbent. apakah Gubernur baru (kalau ganti), akan se-gila Petahana?  Karena Jakarta sableng, maka dibutuhkan Gubernur Gila!

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun