Status facebook sahabat saya semalam sangat menyita perhatian saya. Dia menulis betapa buruknya tayangan di televisi kita. Sangat sangat mengamini hal itu.
Setelah selesai masa Pemilu dan Pemilihan Presiden tahun lalu, saya nyaris tidak pernah nonton televisi. Hahahaa.. mungkin ada yang tidak percaya tetapi ini kenyataan lho... Sebelum hiruk pikuk pemilu Presiden itu pun saya sangat jarang nonton televisi. Buat saya tak ada acara yang menarik dari begitu banyak stasiun televisi di negeri ini. Saya tak mendapat manfaat dari tayangan di layar kaca itu. Acara acara yang disuguhkan sedikit sekali yang "membangun", selebihnya "melemahkan". Panasnya pemberitaan masa kampanye pemilu Presiden yang fenomenal itu saja yang berhasil memalingkan pandangan saya ke layar televisi. Ya cuma itu!
Apakah pilihan saya yang ogah nonton televisi itu tergolong lebay? Hehe... mari kita lihat analisanya terutama analisa tayangan yang paling sering ditonton. (yaelaahh.. serius amat seehh...) :
1. Acara Berita dan Talkshow
Perhatikanlah acara berita di televisi kita. Beritanya seragam. Meski penyiarnya keren-keren, tetapi tak membuat acara berita itu jadi menarik. Isi beritanya horor alias syereeemmm... Seperti tidak ada filter. Berita tidak dikemas dengan santun. Semua telanjang tanpa pembungkus. Sebagian besar isi berita adalah kericuhan, pertikaian, sengketa, perkelahian, pembunuhan (baik fisik maupun karakter), pertentangan, dan kekerasan. Saya mengerti bahwa memang semua peristiwa itu memang sungguh terjadi, namun saya rasa itu tidak harus dikemas dengan apa adanya. Kan bisa diolah sehingga tidak vulgar. Nah.. acara talkshow seringkali menghadirkan nara sumber yang cara bicaranya masih harus dipoles. Masih sering mereka memakai bahasa yang kurang enak ditelinga. Narasumber juga membosankan karena yang itu itu saja. Kurang variasi.
2. Acara Hiburan
Coba perhatikan acara yang disebut hiburan. Acara itu seragam. Menayangkan format acara yang mirip bahkan sama. Menampilkan sejumlah artis ibukota yang mengambil sebagian job pelawak. Isi acara ya cuma obrolan dan olol-olokan gak karuan dari artis-artis itu. Tak ada muatan yang mendidik penonton. Menurut saya justru pembodohan. Selain obrolan dan olok-olokan yang mendominasi, juga kostum yang digunakan seringkali kurang pantas diperlihatkan kepada penonton yang kebanyakan kaum muda. Menurut saya mereka sungguh nekad! Bagaimana tidak? Wong tayangan hiburan itu nayris 100% adalah acara live! artinya jika ada "slip" maka tak ada "U Turn" bagi mereka untuk meralat, padahal aksi obrolan mereka seringkali nyerempet bahaya. Hiyy...
3. Sinetron
Di hari hari belakangan ini artis India mendapat ruang yang sangat luas di Industri per-sinetronan tanah air. Kemolekan dan kegagahan artis Bollywood begitu mempesona membuat silau mata pemirsa sehingga rela duduk berjam jam di depan kotak ajaib. Sinetron India telah menyihir penggemar opera sabun di Ibu Pertiwi ini. Hahahaaa... kebanyakan yang nonton ya ibu-ibu... Lalu, meski jalan cerita terkesan aneh dan mengada ada, sinetron asli Indonesia yang masih tayang di stasiun televisi juga tetap mendapat tempat dihati para pemirsa. Dengan judul yang menarik perhatian, para penggiat sinetron berlomba sekuat tenaga merebut mata pemirsa. Ide cerita sinetron tak ada yang membumi, semua di awang awang, bagai di dunia lain. Tak ada unsur yang dapat memberikan pendidikan bagi pemirsanya. Ah.. pokoknya gak banget lah!
Begitulah kira kira analisa saya yang sangat simple.
Kesimpulannya sih saya tetap ogah nonton televisi. Titik!