Mohon tunggu...
Dirimu Diriku
Dirimu Diriku Mohon Tunggu... -

Someone Mellow...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Atasan Selalu "Benar"?

25 September 2012   16:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:42 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita mendengar pernyataan seperti ini:
1. Atasan tidak pernah salah
2. Jika atasan salah, silahkan membaca kembali poin No. 1

Mungkin ada beberapa diantara pembaca yang tersenyum setelah membacanya. Walaupun mungkin hanya minoritas ataupun tidak ingin menyetujui hal tersebut, tetapi itulah fakta yang sering kita lihat bahkan kita alami di lingkungan kerja kita, bukankah begitu? Dimana kadang kita sendiri sampai bingung, apa sebenarnya yang diinginkan atasan kita. Serasa dirinya yang paling hebat dan benar. Selalu mengkritik pedas terhadap hasil kerja di depan umum dengan tanpa menghargai kinerja bagus dari karyawan. Patutkah hal tersebut dinilai benar?

Tentunya disisi lain sebagai seorang atasan, beliau harus menghadapi tekanan-tekanan yang tidak dapat dijelaskan secara satu per satu kepada bawahannya. Tetapi dengan mengoceh tidak jelas dan selalu menganggap diri sendiri paling benar, bukanlah hal yang baik untuk dipertahankan. Ada kata bijak "selama kita hidup, maka tidak ada kata untuk berhenti belajar".Sebagai atasan, mulailah belajar dengan menegur kekurangan dengan teguran yang bersifat membangun bukan mencaci. Hargailah kinerja yang diberikan bawahan, bukannya dianggap sebagai hal yang "sewajarnya" dikontribusikan.

Dengan cacian dan sikap tidak menghargai hanya akan membentuk jiwa karyawan yang semakin tidak peduli pada perusahaan, dimana kerja hanya untuk mendapatkan gaji bukan demi kemajuan perusahaan bahkan sikap AAS(Asal Atasan Senang). Belajarlah menghargai jika Anda (Atasan) ingin dihargai.Jadilah atasan yang "disegani" oleh bawahan, bukan "ditakuti" bawahan. Karena bawahan yang merasa segan terhadap atasan akan kerja sepenuh hati serta melakukan hal yang dianggap baik terhadap perusahaan walaupun tidak dalam pengawasan. Sedangkan bawahan yang hanya ada rasa "takut" terhadap atasan, akan berusaha "kelihatan" bagus didepan atasan dan kerja ogah-ogahan dibelakangnya (kadang malah disertai gossip dan omelan).

Atasan yang bagaimanakah anda...? ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun