Mohon tunggu...
Pohon Kata
Pohon Kata Mohon Tunggu... Freelancer - Going where the wind blows

Ketika kau terjatuh segeralah berdiri, tak ada waktu untuk menangis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Itu tentang Kebaikan

20 Februari 2020   12:28 Diperbarui: 20 Februari 2020   12:39 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prolog...

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya liburan menjelang Tahun Baru 2020. Saya, istri tercinta bersama ketiga anak kami Tikta, Sulthan dan Bintang serta Azis keponakan dari Blitar mengisi liburan. Si Sulung Tikta, yang sudah 1 tahun lebih belajar hidup mandiri di Malang pulang. Kami berencana untuk long weekend, tapi saat itu belum ada gambaran mau kemana.

Setelah melalui pertimbangan bersama istri kami putuskan untuk berlibur ke Pantai Pelang tepatnya di Wonocoyo Kecamatan Panggul Trenggalek. Pantai Pelang sudah jauh berubah, bahkan saya bersama istri hampir tidak mengenalinya...terlihat begitu asing bila kami bandingkan dengan ingatan  puluhan tahun yang lalu.

Sudah banyak sentuhan dari pihak pemangku kepentingan disana sini, cukup indah dan tertata rapi. Udara sejuk, lembutnya pasir pantai dan deburan ombak tetap masih seperti dulu, yang tersimpan di memori kami berdua, saya dan istri.

Melihat anak-anak bermain air dengan senyum mereka terasa menemukan kebahagiaan yang luar biasa, suatu hal yang kami cari selama ini. Selepas dan selelah kami menghabiskan kerinduan akan nyanyian pantai kamipun bergegas dan berkemas untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya...Magetan.

Magetan...

Cukup lama kami tidak melalui rute lintas selatan menuju Magetan, banyak hal baru yang kami lalui dan temui.Tetapi jalur selatan masih merupakan jalur teduh, seteduh hati kami menikmati kebahagiaan bersama keluarga...berbagi senyum dan keriangan.Kali ini tujuan favorit kami masih destinasi andalan Magetan, tak lain adalah Telaga Sarangan.

Sulthan dan Bintang terlihat bahagia, hal yang kami maklumi karena mereka lahir di Magetan...Kota kecil namun punya banyak potensi di ujung Barat Jawa Timur.Seakan mereka merasakan kembali sowan ke tempat kelahirannya, mungkin di ingatan mereka hal-hal indah masa kecil masih terangkum dan tertata rapi dalam sanubari.

Sebelum ke Sarangan saat itu tiba waktu Ashar, kami berhenti di alun-alun Magetan menyempatkan diri menunaikan kewajiban sholat di Masjid Agung Baitussalam Magetan.Masjid ini terletak di pusat Pemerintahan Kabupaten Magetan, disebelah Barat alun-alun. Seberes kami berkomunikasi dengan Tuhan kamipun menyempatkan dulu berkeliling kota menikmati ingatan yang sedikit menghilang.

Tak lupa membeli Teh Sinten, teh waralaba kesukaan keluarga kami yang mempunyai rasa khas dan cocok di lidah kemudian membeli beberapa makanan ringan sebagai pengganjal perut sebelum kami menuju Telaga Sarangan. Sengaja kami tidak menghubungi teman-teman lama kami bahwa kami di Magetan, sudah menjadi kebiasaan...kami takut merepotkan.

Jalanan yang kami lalui menuju Telaga Sarangan masih sama, tanjakan, pemandangan kanan kiri yang hijau, udara segar, kabut...masih saja seperti ingatan kami. Tapi ada beberapa spot yang berubah, penangkaran anggrek spot wisata baru bermunculan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun