Mohon tunggu...
Vox Pop Pilihan

Moeffreni Moe'min: Perjuangan Revolusi Indonesia

16 Februari 2017   22:05 Diperbarui: 10 Juli 2017   10:20 1936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
onesearch.perpusnas.go.id

Sudah 7 (tujuh) dekade lalu kemerdekaan Bangsa Indonesia diproklamirkan oleh bapak proklamator kita Soekarno-Hatta tepat pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah kemerdakaan bangsa tidak berhenti pada proklamasi kemerdekaan saja, mempertahankan deklarasi kemerdekaan cukup panjang dan banyak membutuhkan pengorbanan dari segala aspek kehidupan bangsa saat itu. Peristiwa yang cukup besar dan penting salah satunya adalah Rapat raksasa Ikada pada tanggal 19 September 1945. Dimana peristiwa tersebut telah melibatkan ratusan ribu orang untuk membulatkan tekad dan memperlihatkan pada dunia internasional bahwa Republik Indonesia telah berdiri dan merdeka.

Peristiwa Rapat Raksasa Ikada adalah agenda kebangsaan yang dikonsepkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), dengan tujuan Agar Presiden Soekarno dapat menyampaikan penjelasan kepada rakyat mengenai berdirinya Negara Republik Indonesia. Namun Agenda besar tersebut mendapatkan reaksi keras dari pemerintahan Jepang dengan melakukan pelarangan dan pihak militer Jepang siap mengambil tindakan kekerasan apabila Republik Indonesia tetap melaksanakan Rapat tersebut. Walaupun peristiwa tersebut berjalan tidak sesuai dengan agenda, namun ternyata berlangsung dengan tertib dan aman tanpa ada korban dari pihak manapun.

Bahwa perlu diketahui peristiwa tersebut, tidak terlepas dengan peran tokoh Letkol. Moeffreni Moe’min yang turut mengamankan Dwi Tungal dan Massa pada umumnya. Beliau adalah Komandan Pertama Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jakarta Raya, yang paling bertanggung jawab atas pelaksanaan Rapat Raksasa Ikada tersebut, tentu bersama-sama dengan tokoh lain Seperti Soewiryo Walikota Jakarta, dan Mohhamad Roem Komite Nasional Indonesia Jakarta serta dengan bantuan elemen masyarakat lainnya. Moeffreni Moe’Min Sebagai Komandan Badan keamanan Rakyat Jakarta Raya juga turut mengkoordinir dan membina para laskar pejuang di Jakarta untuk turut mempertahankan Republik Indonesia dari Sekutu.

Peran Perjuangan Moeffreni Moe’min juga berlanjut pada perjuangan angkat senjata, upaya mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dari Nederlands Indies Civil Affair Officier (NICA). Dimana pertempuran besar di Front Timur Jakarta adalah serangkaian perang dalam memperkuat posisi Indonesia untuk tetap mempertahankan Kemerdekaan Indonesia yang dikomandoi langsung oleh Moeffreni Moe’min.

Kepiawaian Moeffreni dalam mengorganisir laskar-laskar pejuang Jakarta yang turut serta dalam pertempuran di Front Timur Jakarta (Jakarta-Bekasi-Kerawang), sering membuat repot pihak NICA. Bahkan tidak sedikit kerugian dan kekelahan pertempuran yang dialami oleh pihak sekutu ketika berhadapan langsung dengan pasukan Moeffreni Moe’min. Taktik perang konvensional Hit andRun dalam serangan geriliya terbukti efektif dan memaksa NICA harus menelan pil pahit. Dengan sengitnya pertempuran di Front Timur Jakarta pihak Sekutu meminta pihak Republik Indonesia untuk berdiplomasi dan melakukan Gencatan Senjata.

Banyak orang yang mengenal puisi “Karawang Bekasi” karya Chairil Anwar, akan tetapi hanya sedikit dari banyak orang yang mengetahui peristiwa yang melatarbelakangi Chairil Anwar menciptakan puisi yang melegenda dengan tema patriotik nasionalisme. Bahwa peristiwa itu tidak lain adalah Pertempuran Besar di Front Timur Jakarta yang sengat mengerikan dengan banyaknya pertumpahan darah dari kedua belah pihak baik itu NICA maupun Republik Indonesia.

Moeffreni yang ditakuti oleh banyak tentara sekutu di era itu, ternyata namanya bak ditelan zaman, bagaikan debu yang tertiup angin lalu berlalu begitu saja. Sampai saat ini tidak banyak orang tau dan mengenal beliau, Sosok pejuang dari tanah Betawi dengan semangat patriotisme, demi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia telah terlupakan. Bahkan gelar Pahlawan pun tidak kunjung disandangnya. Sudah saatnya Pemerintah memperhatikan jasa-jasa para pejuang kemerdekaan seperti Moeffreni Moe’min dan pejuang-pejuang lainnya. Karena Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.

“saya merasa tidak berjasa. saya hanya membawa batu-batu kecil untuk membangun Republik yang besar ini. Sebab Itu, selama Republik Indonesia masih tegak berdiri perjuangan mengisi kemerdekaan masih berlanjut, tentu dalam corak yang berbeda”  -Moeffreni Moe’min-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun