Kelompok-kelompok fokus sekarang menjadi metode yang populer dan banyak digunakan daam riset kualitatif di berbagai bidang ilmu sosial. Kelompok-kelompok fokus pada awalnya digunakan pada tahun 1920-an. Bila dipandang secara sekilas, metodologi kelompok fokus mungkin akan terlihat sebagai sesuatu yang mudah. Di sini melakukan pengumpulan data kualitatif, dengan melibatkan sejumlah kecil orang-orang dalam suatu diskusi kelompok informal yang ‘berfokus’ pada suatu topik tertentu atau persoalan tertentu.
Diskusi kelompok informal biasanya didasarkan atas serangkaian pertanyaan, dan pada umumnya peneliti bertindak sebagai ‘moderator’ bagi kelompok tersebut. Meskipun kelompok-kelompok fokus terkadang disebut sebagai ‘wawancara-wawancara kelompok’, namun moderator tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan sevara bergiliran kepada setiap partisipan kelompokmelainkan, moderator lebih berupaya memfalitasi diskusi kelompok, aktif mendorong para anggota kelompok untuk bisa berinteraksi satu sama lainnya. Adanya interaksi di antara partisipan riset ini menjadi satu ciri pokok dalam riset kelompok fokus-yang paling jelas membedakannya dari wawancara per orang. Dibandingkan dengan karakter yang ada pada wawancara, kelompok-kelompok fokus jauh lebih bersifat ‘alamiah’, dalam pengertian bahwa disana tercakup serangkaian proses komunikasi seperti penuturan kisah, gurauan, bantahan, dan lain-lain. Kualitas dinamika interaksi kelompok, seperti ketika para partisipan berdiskusi, berdebat dan (terkadang) berselisih mengenai satu persoalan pokok, secara umum merupakan ciri khas yang menonjol pada kelompok-kelompok fokus.
Salah satu alasan mengapa riset kelompok-kelompok fokus dewasa ini semakin populer adalah sifat metodenya yang luwes. Kelompok-kelompok fokus bisa digunakan sebagai metode kualitatif tumggal secara mandiri, atau dikombinasikan dengan teknik-teknik kuantitatif sebagai bagian dari suatu proyek bermetode ganda. Kelompok fokus bisa dijalankan dalam laboratorium psikologi atau di luar lapangan. Dari segi praktik juga terdapat kelebihan dan kekurangan bila kita menggunakan kelompok-kelompok fokus. Kelompok fokus selama ini dipandang sebagai cara pengumpulan data yang banyak secara relatif cepat dan mudah. Bagaimanapun juga, merekut dan mengumpulkan para partisipan yang teat bisa jadi akan merupkan kesulitan tersendiri; untuk menjadi moderator yang efektif dalam suatu kelompok dibutuhkan keahlian teknis yang (idealnya) mensyaratkan pelatihan dan praktik terlebih dulu; transkipsi dan analisis data (dari jenis apapun) merupakan proses yang amat melelahkan, memakan waktu, dan menuntut keahlian interpretasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H