Anak Lanang
Kali ini Ravacana films berkolaborasi dengan Humoria films memproduksi film yang berjudul Anak Lanang. Film pendek Anak Lanang ini disutradara  oleh Wahyu Agung Prasetro dan di produksi di tahun 2017 dan berhasil mendapatkan tiga penghargaan. Penghargaan didapatkan dalam ajang Indonesian Short Film Festival SCTV 2019, Indonesian Film Festival Australia 2019, dan Panasonic Young Filmmaker 2018.
Anak lanang berceritakan tentang 4 anak SD laki-laki yang pulang sekolang naik becak bersama. Dan selama perjalan pulang mereka saling berbincang tentang kemajuan teknologi dan kehidupan pribadinya dan hari itu adalah hari ibu mereka membahas tentang apa itu hari ibu dan bagaimana respon ibu mereka jika mereka mengucapkan selamat hari ibu kepada Ibu mereka. Satu persatu anak – anak itu sampai ke rumahnya namun ada 2 anak terakhir yang selalu bertengkar dan ternyata mereka bersaudara.
Sudut pandang Saya dari film Anak Lanang dari segi wardrobe dimana Kostum atau wardrobe merupakan unsure penting dalam sebuah film. Kostum membantu mewujudkan karakter dalam cerita menjadi tokoh yang nyata, dan sudut pandang Saya adalah sebagai berikut :
- Film ini diperankan oleh 4 anak SD dengan menggunakan pakaian seragam merah putih dan 2 orang menggunakan ikat pinggan dan 2 yang lainnya tidak menggunakan ikat pinggang namun menurut saya akan lebih lengkap jika mereka menggunakan topi sekolah dan juga nama dada agar memperkuat kesan anak sekolah
- 3 orang anak membawa hp dan memainkan hp di lingkungan sekolah sedangkan murid yang lain tidak ada yang memainkan alat elektronik dalam bentuk apapun
- Dan tukang becaknya menggunakan pakaian kaos partai pemilu dan menggunakan celana pendek berwarna hitam, namun menurut Saya tukang becak ini kurang mencerminkan bahwa dirinya adalah seorang tukang becak karena tidak mengenakan handuk kecil di pundaknya yang berguna untuk mengelap keringat dan topi khas yang biasa tukang becak gunakan atau menggunakan caping. Kurang adanya aksesoris tambahan yang memperkuat bahwa dirinya adalah tukang becak.
- Lingkungan sekolah yang kurang baik di cerminkan dengan adanya tuturan kata yang mereka ucapkan dan ditambah dengan seorang gondes yang berpenampilan seperti anak jalanan dengan baju oblong hitam dan adik perempuannya yang menggunakan rok pendek dan hiasan kepala yang besar dan mencolok, ditambah tidak adanya satpam atau guru yang masuk dalam frame.
- Sosok Sigit yang pandai dan tidak banyak tingkah diperkuat dengan latar belakang Ibunya yang menggunakan baju hijab dan terlihat Sigit sangat menghormati dan menyanyangi Ibunya.
- Segi kostum Bapak Yudho dan Danang terlihat formal dengan menggunakan baju polo dan celana pendek sambil memandikan burung peliharannya mencerminkan karakter yang rapi, bersih dan penyayang.
- Acuan saya mengenai kostum yang saya dapatkan adalah dari survey yang saya lakukan dari beberapa Sekolah Dasar dan beberapa Orang yang berprofesi sebagai tukang Becak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H