Mohon tunggu...
Dipta Furi
Dipta Furi Mohon Tunggu... -

Food Industry Practitioner. Advertising observant. Quotes Collector. A dreamer. A writer.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

R&D of Research and Destroy (The Beginning)

2 Juli 2016   02:42 Diperbarui: 2 Juli 2016   02:54 1832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

R&D. Apa sih yang pertama kali terbersit di pikiran orang-orang ketika pertama kali mendengar "istilah" ini? 

Masih agak atau bahkan sangat asing sebenarnya istilah ini di masyarakat Indonesia khususnya masyarakat awam. Contohnya? Pernah pada suatu ketika kita berkumpul dengan keluarga besar saat lebaran, dan pastinya semua orang akan dapat pertanyaan yang aneh-aneh dan banyak macemnya. "Udah lulus belom?", atau sekedar "Gimana sekolahnya dapet ranking berapa?", yang paling umum dan paling sensitif biasanya adalah "Kapan nikah?" dan "Kapan punya momongan?". Tapi itu semua sesungguhnya adalah pertanyaan standar yang bisa dijawab secara gamblang and it's done, end of discussion either you like it or not! Tapi ketika lo ditanya "Kerja dimana sekarang?". Damn, untuk seorang R&D itu adalah pertanyaan yang dilematis untuk dijawab. Why? Cause R&D person mostly is a person of detail. Mereka ingin menjawab pertanyaan lo sampe lo bisa ngerti apa yang mereka omongin dengan penambahan detail karena mereka ga ingin dianggap sepele kerjaannya. In fact, kerjaan R&D itu bukanlah pekerjaan yang sepele!  Jadi, ketika pertanyaan tersebut terlontar, lo akan mulai menjawab "Di Perusahaan A", dan ketika perusahaan lo bukanlah perusahaan yang sangat umum diketahui orang banyak seperti Coca Cola, Indofood, dan Mayora, lo bakalan ngeliat muka mereka mendadak aneh, kayak baru aja ngedenger Bahasa dari planet lain. Nah, saat itulah lo akan mulai mikirin cara penjelasan yang paling efektif buat bikin mereka mengerti. Bagi yang baru lulus dan kerja sebagai R&D, dengan idealisme yang tinggi mereka akan mulai ngejelasin berbagai macam brand yang paling terkenal dari perusahaan mereka ataupun berbagai macam jenis produk makanan atau bahan pangan yang paling umum dijumpai sama orang banyak. WOW, buat yang kerja di perusahaan ingredients atau flavor, selamat! Karena akan memerlukan waktu dan puteran otak yang lebih banyak klo lo mau ngejelasin produk lo ke semua orang. Hehe. 

Eits, tunggu semua belom selesai disitu, ibaratnya itu baru appetizer aja. Tau appetizer? Makanan kecil pembuka. Hehe. Here comes the main course (baca: makanan utama). Ketika lo selesai sudah menjelaskan lo kerja dimana, here comes the hardest part, "Bagian apa kerjanya?". Buat yang baru banget kerja jadi R&D dengan bangganya mereka akan bilang "Bagian R&D Mbah" (sambil cengar-cengir mesam-mesem). R&D Mbahmu, lo pikir mereka tau! akan lebih gampang klo lo bilang, marketing, sales, keuangan, HRD, Produksi atau Office Boy. Pertanyaan selesai biasanya. (Ya gak sih?). Tapi klo R&D, hmm bakalan muncul deh tuh urat-urat di muka mereka (bagian kening loh ya!). Reaksinya cuma 2, antara yang nanya males nanya lagi karena takut dikirain norak, gak ngerti atau kuper, dan satu lagi bakalan nanya lagi dengan muka seolah baru pertama kali ngeliat Robocop patroli di Indonesia, "Apa tuh? Ngapain kerjanya?". Dan awan mendung beserta petir pun mulai mendekat di atas kepala sang R&D Technologist. Masih mau saya jelasin apa kerjanya R&D? Hehe... Sabar nanti aja di artikel selanjutnya ya... Singkat kata, si R&D akan mulai muter otak untuk cas-cis-cus ngejelasin kerjaannya dari mulai "Riset dan Pengembangan Produk", masih gak ngerti lagi? "Bikin penelitian dan ngembangin produk baru gitu lho mbah", dan ketika masih terlalu sulit untuk dicerna, biasanya kita akan bilang "itu yang bikin-bikin produk makanan atau minuman". Jeng-Jeng.... Dan akhirnya terbuka lah wawasan si Mbah seraya berkata "Oooo yang bikin produk, Produksi ya berarti?" atau "Oooo, yang masak-masak gitu ya?" Dan si R&D kehabisan kata lalu hanya meng'iya'kan biar obrolannya cepet selesai dan ngeloyor pergi merenungkan apakah ini benar-benar pekerjaan yang ia inginkan. Hehe... (Nyerah bro). 

Buat yang udah lama makan asam lambungnya kehidupan di R&D, biasanya mereka akan dengan cueknya jawab "Di Pabrik Makanan gitu deh pokoknya" (sambil berusaha mengalihkan topik pembicaraan yang lain). Karena mau dijelasin secara ilmiah atau teknikal, orang lain bakalan nguap dan sabodo amat, dijelasin dengan gamblang, gak ngerti juga. What's in it for me? So, buat kalian yang masih kuliah di Jurusan Teknologi Pangan, apakah masih ingin meneruskan perjalanannya? Gak  gampang lho buat lulusnya (in fact, banyak yang di tahun kedua merasa salah jurusan dan muter balik nyari bis yang lain). Dan buat yang lagi nyari Jurusan Perkuliahan, yakin mau ambil Tek. Pangan? Karena sekarang, peminatnya membludak tetapi lapangan kerjanya terlalu spesifik. Tapi buat yang cuma mau sekedar kuliah karena ga kuat mau ambil Teknik, bisa-bisa aja ambil Jurusan ini dan belok arah setelah lulus ke Perbankan, in fact Institut Perbankan Bogor sudah banyak sekali mencetak lulusan seperti itu, dan banyak juga yang sudah menjadi Teknikal Manajer bahkan Direktor di Industri Pangan. Mungkin karena persaingan ketat dan kompetensinya juga mumpuni untuk belok arah, why not? Karena untuk bekerja di R&D, satu hal mutlak yang diperlukan jika ingin berhasil adalah harus punya passion di bidang ini. Passion is all that matters. Karena passion bisa banget buat nentuin jalan kehidupan lo, ada temen gue seorang sarjana pangan bisa jadi produser di acara berita olah raga loh! True! (Bangga banget gue sama dia) Bukan cuma di R&D, kerja di bagian apapun tetap harus punya passionnya untuk melakukan pekerjaan tersebut, kalo enggak paling akan cuma jadi ordinary employee, pegawai yang biasa-biasa aja cuy!. Hanya saja di R&D, passion itu penting banget karena kalo ga punya, ga akan tahan deh sama kerjaannya. Hehehe...  

So, when it comes for you, what're you gonna do?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun