Mohon tunggu...
Boby Lukman Piliang
Boby Lukman Piliang Mohon Tunggu... Politisi - Penulis, Penyair dan Pemimpi Kawakan

Penulis, Penyair dan Pemimpi Kawakan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jansen dan Sikap Demokrat di Koalisi Adil Makmur

20 Mei 2019   19:28 Diperbarui: 21 Mei 2019   03:51 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar pada video Twitter JANSEN SITINDAON @jansen_jsp

Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, SH mengabarkan sikap terbarunya terkait situasi terkini di tubuh Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Uno. Jansen menegaskan ia tengah mengevaluasi keterlibatannya di BPN dan akan segera memutuskan untuk mundur dan keluar dari BPN Prabowo - Sandi. 

Tentu bagi saya Jansen tidak asal bicara. Ia punya alasan jelas bahwa rencananya itu adalah sebuah ketegasan dan bentuk kekecewaan atas sikap sebagian anggoat BPN yang sudah melewati batas kepatutan dalam berpolitik.

Sebagaimana kita tahu bahwa sepekan terakhir, suasana sangat tidak kondunsif tengah terjadi di BPN dan Koalisi Adil Makmur. Pemicunya kalau mengikuti kata kata yang disampaikan kubu pendukung Prabowo adalah kedatangan Komandan Kogasma Partai Demokrat ke Istana Negara memenuhi undangan Presiden Joko Widodo pada saat proses penghitungan suara tengah berlangsung di berbagai daerah.

Kedatangan AHY yang jelas jelas untuk memenuhi undangan Jokowi itu dianggap kubu pendukung Prabowo sebagai bentuk bahwa Demokrat tengah memainkan politik dua kaki.

Saya mencoba meluruskan peristiwa tersebut. Karena sedikit banyak saya tahu peristiwa itu. Kedatangan AHY adalah untuk memenuhi undangan Presiden Joko Widodo. Ia datang ke Istana atas undangan Jokowi sebagai Presiden dan bukan Jokowi sebagai Capres yang tengah bersaing dengan Prabowo. Jadi, siapapun rakyat Indonesia jika ia dipanggil oleh Presidennya maka ia harus datang.

Namun disanalah asal muasal perkaranya. Ada saja pihak yang kemudian memanfaatkan momentum itu untuk melancarkan serangan kepada Partai Demokrat, SBY dan juga AHY. Terakhir, ketika Demokrat menegaskan sikap bahwa akan tetap bersama Prabowo sampai 22 Mei lusa dan mengingatkan teman sejalan itu untuk mematuhi semua proses dengan baik dan mengikuti aturan main, Demokrat, SBY dan juga SBY malah dianggap sebagai pihak yang tengah memainkan politik dua kaki. 

Hingga pada puncaknya, kemudian sebuah pertunjukan perang kata kata di media sosial merembet pada penderitaan sakit yang tengah mendera Mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang kini tengah menjalani terapi kanker di National University of Singapore.

Saya jelas mendukung langkah Jansen untuk mundur dari Koalisi. Saya juga bisa memahami sikap Jansen dan tentu lebih dari itu mendukung penuh aksinya untuk keluar saja dari BPN. Sebab jelas jelas perang kata kata itu sudah offside.

Koalisi Adil Makmur boleh saja membully sikap politik SBY dan Demokrat, namun menyangkut pautkan dengan penderitaan Ani Yudhoyono yang amat sangat dihormati dan dicintai kader Demokrat jelas sebuah perbuatan yang sangat tidak terpuji pula.

Tudingan miring kepada Demokrat tentulah tidak sekali ini saja disampaikan. Masih segar dalam ingatan kita pada saat awal awal penetapan Capres dan Cawapres oleh Komisi Pemilihan Umum tahun 2018 silam, sebuah tudingan miring dialamatkan kepada Partai Demokrat. Partai besutan Presiden RI ke Enam itu disebut tidak serius mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai dan bermain dua kaki dengan membebaskan sebagian kader untuk mendukung pencalonan Jokowi - Amin.

Demokrat sudah berupaya penuh mendukung pencalonan Prabowo dan Sandiaga. Bahkan berbagai saran dan masukan dari SBY kepada Prabowo dan Sandiaga telah pula disampaikan. Seharusnya, sikap Partai Demokrat di dalam Koalisi Adil Makmur harus dibaca dengan kacamata yang jernih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun