Mohon tunggu...
Dios Yuceka
Dios Yuceka Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi dalam Melakukan Analisis Daerah Rawan Longsor

1 Juni 2023   22:13 Diperbarui: 1 Juni 2023   22:17 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Longsor merupakan sebuah bencana alam yang terjadi akibat adanya gerakan massa tanah atau batuan yang berjalan menuruni suatu lereng dataran tinggi. Longsor tidak hanya disebab oleh satu faktor saja, namun lebih dari itu. Beberapa faktor penyebab longsor antara lain seperti terjadinya erosi tanah, intensitas curah hujan yang tinggi, keberadaan bebatuan di lereng yang cenderum lemah, terjadinya gempa bumi atau gunung berapi, muatan yang berlebihan diatas lereng, ataupun dari aktivitas manusia seperti penebangan liar dan penggalian ilegal.

Dewasa ini, masalah tanah longsor sudah bukan lagi menjadi hal yang langka, sudah banyak daerah-daerah yang terkena musibah bencana tanah longsor ini. Keberadaan daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap longsor akan memiliki masalah serius yang dapat mengancam kehidupan dan tentunya infrastruktur. 

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, tentunya akan memerlukan sebuah langkah mitigasi yang benar dan tepat sasaran, akan semua pihak dapat bekerjasama meminimalisir dampak yang akan terjadi. 

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untung langkah awal memitigasi bencana tanah longsor, yaitu dengan memanfaatkan sebuah teknologi yang dikenal dengan nama Sistem Informasi Geografi (SIG). Nantinya, SIG akan membantu dengan cara memadukan teknologi informasi dengan data geografis untuk menyajikan informasi yang relevan secara spasial.

Sebelum membahas tentang manfaat dari SIG dalam melakukan terhadap daerah rawan longsor, berikut ini terdapat beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa lembaga di dunia:

1. Badan Meteorologi Dunia (WMO)

WMO mengakui pentingnya SIG dalam menganalisis daerah rawan longsor dengan memanfaatkan data cuaca dan iklim. Mereka mendorong penggunaan SIG untuk mengintegrasikan data cuaca, seperti curah hujan dan suhu, dengan data topografi dan geologi dalam pemetaan daerah rawan longsor. WMO juga menyebutkan bahwa SIG dapat membantu dalam pemodelan perubahan iklim dan mengevaluasi dampaknya terhadap kejadian longsor.

2. Pusat Penelitian Bencana Internasional (IRIDeS)

IRIDeS telah mengembangkan dan menerapkan metode SIG yang canggih untuk menganalisis daerah rawan longsor. Mereka menggunakan data spasial untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada kejadian longsor, termasuk kondisi tanah, topografi, dan vegetasi. IRIDeS juga mengintegrasikan data cuaca dan pemantauan lereng secara real-time ke dalam sistem SIG untuk menghasilkan prediksi dan peringatan dini yang akurat.

3. United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR)

UNDRR mengakui peran penting SIG dalam menganalisis tanah longsor dan mengurangi risiko bencana. Mereka mendukung penggunaan SIG sebagai alat untuk identifikasi daerah rawan longsor, pemetaan kerentanan, dan pengembangan sistem peringatan dini. UNDRR juga mendorong negara-negara untuk memanfaatkan SIG dalam perencanaan penanggulangan bencana dan pembangunan yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun