Baru-baru ini LSI Denny JA merilis hasil survei terkait Capres-Cawapres setelah pilkada. Survei tersebut dilakukan tanggal 28 juni - 5 juli 2018 dengan menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden dan margin of error sekitar 2,9%
Dalam rilis survei tersebut, LSI mempertanyakan dua hal penting yaitu bentuk pemerintahan yang diidealkan pubik di pilpres 2019? Dan siapakah cawapres Jokowi?. Pemerintahan yang diinginkan publik pada pilpres 2019 tersebut terbagi kedalam tiga hal yaitu pilpres 2019 menghasilkan pemerintahan yang kuat untuk menumbuhkan ekonomi, pilpres 2019 menghasilkan pemerintahan yang bersih, dan pilpres 2019 menghasilkan pemerintahan yang menjalankan hak asasi manusia.
Pemerintahan yang kuat juga terbagi kedalam beberapa hal dan mendapat persentase besar yang disetujui oleh masyarakat. Pertama, Pemerintahan yang kuat adalah jika presiden didukung oleh mayoritas DPR mendapat 78,8%.Â
Kedua, Pemerintahan yang kuat adalah jika presiden didukung oleh pelaku bisnis/dunia usaha dalam dan luar negeri dengan 77,5%. Ketiga, pemerintahan yang kuat adalah jika presiden mampu mengendalikan aparat hukum dan keamanan dengan 72,5%. Keempat, Pemerintahan yang kuat adalah jika presiden didukung oleh mayoritas pemuka agama yang berpengaruh dengan 69,8%.
Dari empat kriteria pemerintahan yang kuat tersebut, LSI merilis beberapa nama cawapres yang berada di posisi teratas di setiap kriteria yang ada. Hasilnya Cawapres ideal Jokowi agar kuat di parlemen (cawapres kategori partai) ada nama Airlangga Hartarto dari Partai Golkar yang mendapatkan elektabilitas 35,7%.Â
Cawapres ideal Jokowi agar tumbuhkan ekonomi (cawapres kategori profesional) ada nama Sri Mulyani dengan 32,5%. Cawapres ideal Jokowi agar kuat didukung aparat hukum, polisi, dan militer ada nama Tito Karnavian dengan 32,6%. Cawapres ideal Jokowi agar kuat didukung oleh tokoh agama berpengaruh ada KH. Ma'ruf Amien (ketua MUI) dengan 21,0%.
Terlepas dari semua hal diatas, kita menunggu keputusan Jokowi nanti terkait siapa yang akan mendampinginya dalam kontestasi pemilu 2019. Jokowi tentu akan mempertimbangkan dengan matang siapa cawapresnya yang bisa menjadi penyokong suara dalam pilpres dan tetap menyatukan koalisi yang sudah dibangun selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H