Mohon tunggu...
dio
dio Mohon Tunggu... -

its all good

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sampah Menggunung, Gubernur Bingung

25 Maret 2018   17:23 Diperbarui: 25 Maret 2018   17:32 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengelolaan limbah cair maupun padat merupakan salah satu bagian yang penting dalam lingkungan khususnya daerah perkotaan. Jakarta, pastinya memiliki banyak limbah jika dilihat dari banyaknya orang yang meninggalinya. Masalah pencemaran lingkungan tentu menghantui bahkan telah terjadi. Pencemaran perairan yang terlihat sangat mencolok telah terjadi dan masalah ini terkesan lambat ditangani oleh pihak pemprov Jakarta.

Beberapa masalah pencemaran di Jakarta terkuak akhir-akhir ini. Masalah yang pertama adalah menumpuknya sampah di muara angke. Sampah ini telah diketahui dari awal februari, namun baru ditangani pertengahan bulan maret lalu. Pihak pemrov melakukan pembersihan dan hingga kini pembersihan sudah sekitar 90% (Liputan6.com)

Beberapa hari ini, setelah dunia memperingati hari air, kembali terlihat pencemaran perairan di Jakarta. Perairan di daerah Banjir Kanal Timur terlihat penuh busa. Busa diperairan ini diketahui sekitar beberapa hari lalu. Namun masyarakat sekitar menyebutkan bahwa kejadian ini sering terjadi dan sering kali pula dibiarkan begitu saja. Gubernur Jakarta, Anies baswedan memastikan bahwa busa yag ada diperairan tersebut berasal dari limbah deterjen warga sekitar, bukan dari industri.

 Hal ini dikarenakan tidak adanya pabrik disekitar perairan tersebut. Anies juga mengatakan bahwa tidak akan menggunakan zat kimia untuk menghilangkan busa tersebut. Ia akan mencari tau penyebab dari kejadian ini, baru akan memikirkan langkah yang akan diambil. Selain itu, busa tersebut juga tidak berbahaya bagi masyarakat (Detik.com). 

Pendapat ini berbanding terbalik dengan pendapat masyarakat yang menduga bahwa busa itu berasal dari limbah pabrik yang memang ada disekitar daerah tersebut. Masyarakat juga kerap merasakan gatal-gatal jika terkena oleh busa tersebut. Selain itu, perairan tersebut menjadi lebih bau (Detik.com)

Dalam suatu kejadian, apapun itu, mengidentifikasi penyebab masalah adalah hal yang penting untuk mencari solusi apa yang tepat. Namun, penanganan cepat saat terjadi suatu masalah juga adalah hal yang penting. Anies-Sandi dinilai lambat dan seperti tidak memiliki solusi apapun dalam menangani permasalahan lingkungan di Jakarta. entah pengkajian seperti apa yang akan dilakukan. Yang jelas belum terlihat hasilnya. 

Mungkin Anies akan membiarkan sungai mengelola sendiri permasalahannya. Baik itu sampah maupun busa. Sesuai dengan konsep Naturalisasi yang selama ini ia sebut. Tidak cuma masalah sampah dan busa yang tidak jelas penyelesaiannya, permasalahan reklamasi teluk jakarta yang dijanjikan anies akan dihentikan demi kelestarian lingkungan, juga tidak jelas juntrungannya. Apakah akan terus dilanjutkan atau dihentikan. Semua serba jalan ditempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun