Mohon tunggu...
Dion Oktavian
Dion Oktavian Mohon Tunggu... -

lelaki yang mencari keseimbangan hidup, belajar menulis dan menuangkan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika Harus Merelakan Jokowi

12 September 2012   02:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:35 2851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1347423321497246290

[caption id="attachment_211897" align="aligncenter" width="620" caption="Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama./Admin (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO)"][/caption]

Berbicara mengenai Pilkada putaran kedua ini, seolah tak ada habisnya untuk masyarakat kota Jakarta maupun di luar Jakarta. Bagaimana tidak, Jakarta adalah ibukota dengan segala macam suku, adat istiadat. Apa yang bisa Jakarta berikan untuk kita, sepertinya menjadi sasaran utama bagi sebagian orang, sehingga pada akhirnya kini Jakarta telah menjelma menjadi sebuah kota super metropolis.

Pilkada putaran kedua ini adalah sebuah langkah yang menentukan, bagaimana wajah Jakarta di kemudian hari. Tentunya sebagai masyarakat yang cinta dengan kota ini, sudah selayaknya kita sama-sama menjaga dan turut mensukseskan pilkada ini dengan meminimalisasi konflik. Lain halnya jika memberikan opini, saya rasa itu sah-sah saja. Menurut pandangan saya, pertarungan kedua kubu saat ini semakin memanas. Keduanya berusaha memaksimalkan segala usaha agar apa yang menjadi targetnya dapat tercapai. Bagaimana dengan pihak Jokowi sendiri?

Seperti judul tulisan ini, apakah Anda sudah bisa merelakan ketika salah satu kandidat terpilih menjadi Gubernur? Bisa jadi, harapan sebagian orang akan tercapai, namun sebagian lagi harus berlega hati karena ternyata calon yang diidolakan tidak bisa memenangkan pertarungan ini.

Ketika Harus Merelakan Jokowi

Dengan prestasinya yang luarbiasa di Solo, yaitu mobil Esemka hasil karya para siswa SMK di Solo, Jokowi mampu membius jutaan manusia ditambah pencitraan pribadinya yang rendah hati dan selalu menggambarkan dirinya sebagai semut yang harus melawan gajah. Namun, Sepertinya dalam hal ini, sebagian masyarakat Solo harus merelakan Jokowi semakin berkibar walau sementara di wilayah Solo lainnya, masih banyak anak putus sekolah yang mungkin saja terlupakan oleh perhatian Jokowi, (Sumber).

Lalu ketika ditanya kembali mengenai programnya di Jakarta, Jokowi mengatakan bahwa “Kalau ditanya hal-hal teknis, , kepalanya puyeng. Toh, ahli yang memikirkan hal itu sudah ada”. (Sumber). Dengan begitu, Jokowi hanya mampu sampai pada tingkat meneruskan program-program sebelumnya yang telah diusung oleh Fauzi Bowo. Lagi, masyakarat Jakarta pun harus merelakan hadirnya Jokowi tanpa kejelasan program yang akan di usung.

Sebagai warga yang tinggal di wilayah Jakarta, saya pribadi tidak heran jika Jokowi begitu fenomenal, karena sasaran dari tim sukses Jokowi adalah media, apalagi citra yang dibangun adalah sosok yang merakyat. Oleh karenanya, sebagian warga Jakarta harus merelakan kota tercintanya di pimpin oleh “Wong Solo” yang menurut berita ini, sebenernya citra Jokowi sendiri tidak berbanding lurus dengan  angka kemiskinan yang melanda kota Solo.

Jakarta, sudah relakah menerima sosok pemimpin seperti Jokowi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun