Pagi tadi aku diminta menemani Ibuku ke sebuah rumah tempat seorang ahli ‘bekam’. Bekam, kata ini masih cukup asing bagiku. Ketika aku tanya pada Ibuku apa itu bekam, dia hanya berkata aku harus melihat sendiri.
Sepasang suami istri yang umurnya cukup berbeda jauh, seperti ayah dan anak. Ternyata perempuan itu istri kedua sang uwak yang ditinggal mati istri pertamanya, keduanya merupakan ahli bekam. Bagi pasien perempuan, bekam dapat dilakukan bersama si mbak, dan pasien laki-laki dengan si uwak. Wak Mad, begitu panggilannya, laki-laki paruh baya ini berasal dari tanah sunda. Beliau cukup banyak berpindah-pindah di nusantara Indonesia. Menurut beliau, pengobatan yang beliau lakukan berpedoman pada cara pengobatan nabi. Beliau tak ingin disebut dukun, meski banyak yang sembuh karena pengobatan nya.
Bekam ternyata sebuah cara pengobatan menggunakan tanduk sapi (namun sekarang banyak menggunakan plastik), lilin, air dan silet. Mengetahui alat-alatnya mungkin bagi beberapa orang cukup menakutkan. Hal ini juga banyak terjadi saat pengobatan, bagi uwak Mad bekam tidak bisa dilakukan kalau si pasien takut. Lalu seperti apa pengerjaannya ?.
Pertama, kita mengutarakan keluhan penyakit kita kepada si uwak, kemudian si uwak menentukan titik tempat dimana harus di bekam. Misalnya kaki kita sering kesemutan, titik bekam bisa jatuh di pergelangan bawah lutut atau di pergelangan badan telapak kaki. Titik yang ingin dibekam harus tidak terdapat rambut, jadi apabila penderita sakit kepala ingin dibekam di kepalanya harus merelakan rambutnya untuk dicukur sebatas daerah bekam.
Lalu setelah menentukan titik, mulailah memasang tanduk yg sebelumnya dicuci-cuci sedikit dengan air dan ujungnya dibakar-bakar sedikit dengan api lilin. Setelah tanduk ditempelkan, maka si uwak/mbak mulai mengisap dari ujung tanduk, sehingga darah menjadi terkumpul di pangkal tanduk. Sekitar +- 3menit tanduk dicabut perlahan, lalu kulit kita disilet-silet sedikit agar darah kotor keluar, lalu darah yang keluar tidak dilap dengan tisu atau kain, cukup digeser dan dimasukan ke dalam sebuah mangkuk.
Bekam bisa saja selesai sampai disitu, namun bisa jadi diulangi dititik yang sama karena mungkin darah yang keluar belum tuntas. Bekam sangat baik karena mengeluarkan darah kotor dalam tubuh kita, sehingga mencegah terjadinya penyumbatan-penyumbatan darah kotor yang menyebabkan kita terserang penyakit. menurut pendapat si ahli bekam tersebut, pada dasarnya penyebab dari segala penyakit adalah penyumbatan dari darah kotor. berpedoman pada cara pengobatan zaman Nabi Muhammad yang belum banyak mendevinisikan atau menamakan penyakit, bahwa apa pun namanya dikatakan penyebabnya adalah darah kotor.
Bagi seorang yang hanya ingin menjaga kesehatan, bekam dilakukan sebulan sekali, tapi bagi yang bertujuan untuk penyembuhan bisa dilakukan satu minggu sekali.
Keep health all :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H