Motivasi berasal dari kata dasar motif. Motif adalah sebuah tindakan yang mendasari terjadinya sesuatu. Semua hal selalu diawali dengan motif kecuali hal yang terjadi tanpa sengaja / reflect. Jadi motivasi bisa kita artikan sebagai suatu landasan yang mampu menggerakan manusia untuk mencapai apa yang diinginkannya.
Sesorang mahasiswa memiliki keinginan menyelesaikan kuliahnya dalam kurun waktu 3,5 tahun. Dia memiliki motivasi agar dapat segera bekerja. Selanjutnya setelah bekerja dia memotivasi dirinya untuk mendapatkan gaji seperti seharusnya. Setelah mendapatkan gaji manusia tidak lantas puas. Dia memiliki motivasi untuk naik jabatan dan memiliki penghasilan yang lebih besar lagi. Begitulah seterusnya, selalu ada motivasi untuk dapat menyelesaikan sesuatu.
Namun, bisa saja seorang mahasiswa menginginkan selesai kuliah segera agar dapat berumah tangga. Tentu motivasi setiap orang tidak sama meskipun tujuan mereka satu. Seseorang menolong orang lain bisa karena motif untuk sebuah imbalan atau untuk sebuah pahala. Jika kita lihat dari motivasi setiap manusia yang beragam, kita dapat persentasekan dari pengamatan kita sendiri.
Namun yang paling mendominasi motivasi manusia melakukan sesuatu adalah uang dan pahala. Jika berbicara sesorang melakukan sesuatu untuk berbuat baik, motif dari berbuat baik adalah pahala yang dikejar. Jika berbicara seseorang bekerja keras untuk jabatan yang lebih tinggi, penghasilan yang lebih tinggi pula yang dikerjarnya. Kita dapat amati dari profesionalitas seseorang yang bekerja tanpa bayaran dengan seseorang yang bekerja dengan imbalan.
Contohnya seorang wartawan majalah/ Koran kampus yang bekerja tanpa dibayar memiliki motivasi hanya untuk menyalurkan bakat terkadang masih jauh dari profesionalisme seorang wartawan sesungguhnya. Kita bisa uji coba, apakah dengan memberikan honor pada setiap tulisan yang diberikan oleh wartawan kampus akan meningkatkan semangat bekerja mereka?. Temukanlah jawaban kalian sendiri.
Apakah semua orang ingin jadi bos dengan gaji yang sama dengan pembantunya?. Tentu saja tidak. Jika begitu tidak akan ada kata persaingan untuk posisi yang lebih baik. Manusia selalu berharap kehidupannya meningkat. Penghasilan meningkat dapat diperoleh dari karier yang semakin meningkat.
Contohnya saja, apa yang membedakan guru (pegawai negeri sipil) golongan 3a dengan golongan 4a?. Apakah guru yang golongan 3a akan mengajaar matematika sedangkan guru 4a akan mengajar bahasa asing?. Toh, apabila guru tersebut berlatarbelakang pendidikan di Fkip Matematika sekalipun golongan 4a guru tersebut tetap mengajar matematika. Lagi-lagi kita kembali pada perbedaan besar gaji PNS golongan 4a dan 3a.
Hakekatnya manusia bukan sekedar makhluk materil namun juga makluk teisme. Manusia beragama tentu memiliki cara beribadah terhadap Tuhannya. Manusia yang memiliki kepercayaan bahwa akan ada kehidupan baru setelah kematian (surga dan neraka) tentu berharap bisa memiliki kehidupan yang indah nan kekal abadi nantinya. Manusia yang memiliki tujuan masuk surga tentu memiliki motivasi mengumpulkan pahala sebanyak mungkin.
Sebenarnya pahala tidak bisa dikatakan motivasi yang menjadi ambisi karna pahala didapat dengan wujud yang tak tampak. Pahala memasuki alam bawah sadar kita bahwa agar selalu berbuat baik dan beribadah. Shalat merupakan jalan menabung pahala yang wajib, meskipun seseorang memotivasi diri dengan pahala masih saja ada yang meninggalkan shalat. Sekali lagi karna pahala wujudnya tak tampak.
Bukan berarti semua perbuatan baik kita hanya sekedar mengharap pahala, karna seseorang yang mempercayai Tuhan akan selalu ingin merasa dekat denganNya. Terlepas dari kuat atau tidaknya iman seseorang dalam melawan godaan duniawi. Seseorang selalu ingin dilindungi oleh-Nya di dunia ini dan diberikan surge di akhirat nanti. Lagi-lagi mengumpulkan pahala menjadi motivasi manusia.
Dalamnya hati manusia tak pernah ada yang tau begitu pun motivasi peribadi seseorang. Namun, dua hal tersebut menjadi yang paling dominan memotivasi manusia secara umum. Selama manusia masih hidup, akan selalu hadir motivasi dalam dirinya untuk meraih dan terus meraih.