Mohon tunggu...
Dion Nasution ✅
Dion Nasution ✅ Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Enjoy life

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gaya Penulisan Jurnal Internasional

10 Mei 2024   08:36 Diperbarui: 10 Mei 2024   13:50 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikutip dari Al-Makki Publisher menulis untuk jurnal akademis adalah aspek penting dalam komunikasi ilmiah, memungkinkan para peneliti untuk menyebarkan temuan mereka, terlibat dalam diskusi kritis, dan berkontribusi pada kemajuan pengetahuan dalam bidang masing-masing. Namun, konvensi dan gaya penulisan jurnal dapat bervariasi secara signifikan di berbagai disiplin ilmu dan wilayah geografis, mencerminkan beragam tradisi penelitian, norma linguistik, dan preferensi editorial. Dalam artikel ini, kita akan menyelami ke dalam kompleksitas gaya penulisan jurnal internasional, menguji ciri khas mereka, norma disiplin ilmu, dan implikasi lebih luasnya bagi wacana akademis.

1. Wacana Ilmiah Anglo-Amerika: Ketepatan dan Keterangannya

Penulisan ilmiah Anglo-Amerika ditandai dengan penekanan pada ketepatan, keterangannya, dan objektivitas. Bermula dari tradisi penelitian empiris dan penalaran logis, gaya ini memprioritaskan penggunaan bahasa yang jelas, aktif, dan ekspresi yang ringkas. Kalimat-kalimat biasanya terstruktur secara linear, dengan pernyataan tesis yang jelas, bukti pendukung, dan kesimpulan yang logis. Selain itu, gaya kutipan APA (American Psychological Association) dan MLA (Modern Language Association) umum digunakan untuk merujuk sumber-sumber, memastikan transparansi dan ketelitian dalam komunikasi ilmiah.

2. Tradisi Filsafat Eropa Benua: Ketegasan dan Kedalamannya

Berbeda dengan pendekatan pragmatis dalam wacana ilmiah Anglo-Amerika, tradisi filsafat Eropa benua menekankan pada ketegasan, kedalaman, dan abstraksi teoritis. Berakar dalam karya-karya pemikir seperti Kant, Hegel, dan Heidegger, gaya penulisan ini mengeksplorasi konsep-konsep kompleks melalui penalaran dialektis, analisis konseptual, dan refleksi filsafat. Kalimat-kalimat sering kali panjang dan rumit, dengan fokus pada kejelasan konseptual dan kohesi logis. Selain itu, catatan kaki dan daftar pustaka yang luas adalah fitur umum dalam teks filsafat, memungkinkan penulis untuk terlibat dengan karya ilmiah yang ada dan memajukan debat teoritis.

3. Tradisi Akademik Asia: Harmoni dan Konteks

Tradisi akademik di Asia, yang mencakup negara-negara seperti Cina, Jepang, dan India, dibentuk oleh nilai-nilai budaya harmoni, kontekstualitas, dan saling ketergantungan. Dalam penulisan akademik, ada kecenderungan untuk mengintegrasikan pengalaman pribadi, narasi sejarah, dan wawasan budaya ke dalam wacana ilmiah. Kalimat-kalimat mungkin terstruktur secara lingkaran atau non-linier, mencerminkan pandangan dunia holistik yang lazim dalam pemikiran Asia. Selain itu, praktik kutipan mungkin bervariasi, dengan preferensi untuk merujuk pada teks-teks otoritatif dan sarjana-sarjana terkemuka dalam konteks budaya yang bersangkutan.

4. Wacana Kritis Amerika Latin: Interdisipliner dan Advokasi

Scholarship Amerika Latin ditandai oleh sifat interdisipliner dan komitmennya pada keadilan sosial dan advokasi. Dalam penulisan akademik, terjadi pencampuran kerangka kerja teoritis dari beberapa disiplin, termasuk sosiologi, antropologi, dan studi budaya, untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang mendesak. Kalimat-kalimat seringkali diwarnai dengan gairah dan keyakinan, mencerminkan keinginan untuk menantang struktur hegemonik dan mempromosikan suara-suara yang terpinggirkan. Selain itu, praktik kutipan mungkin mencakup kombinasi sumber-sumber akademis dan kesaksian dari gerakan-gerakan basis, menyoroti keterkaitan antara teori dan praksis.

5. Sistem Pengetahuan Asli Afrika: Oralitas dan Komunitas

Dalam banyak masyarakat Afrika, produksi pengetahuan tertanam dalam tradisi lisan, ritual komunal, dan sistem pengetahuan asli. Penulisan akademik di Afrika mungkin mengambil dari narasi lisan, peribahasa, dan kebijaksanaan komunal untuk menyampaikan ide-ide kompleks dan wawasan budaya. Kalimat-kalimat mungkin berirama dan bersajak, mencerminkan irama tradisi bercerita lisan. Selain itu, praktik kutipan mungkin memberikan prioritas pada sumber-sumber asli dan para tetua komunitas sebagai penjaga pengetahuan, menghormati keterkaitan antara masa lalu dan masa kini, dan kearifan kolektif komunitas.

Kesimpulan

Keanekaragaman gaya penulisan jurnal mencerminkan kekayaan dari keilmuan global, mencakup sejumlah perspektif disiplin ilmu, tradisi budaya, dan kerangka epistemologi. Saat para peneliti menavigasi kompleksitas wacana akademis, penting untuk mengakui dan menghormati konvensi dan norma dari beragam tradisi penulisan. Dengan merangkul keberagaman bahasa, dialog interdisipliner, dan pertukaran lintas budaya, para akademisi dapat memperkaya upaya ilmiah mereka dan berkontribusi pada komunitas akademis global yang lebih inklusif dan adil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun