Nongkrong sudah menjadi aktivitas wajib para mahasiswa di seluruh Indonesia. Nongkrong sendiri memiliki arti berkumpul di suatu tempat untuk bercengkrama dan beristirahat dari kejenuhan. Tempat yang umumnya jadi tempat kumpul-kumpul mahasiswa untuk nongkrong biasanya beragam. Ada yang dari cafe sampai ke warung. Mahasiswa biasanya sudah mempunyai tempat nongkrong langganannya sendiri sendiri. Namun bagi mahasiswa Kalbis Institute dan Universitas Jayabaya, satu satunya tempat yang mereka anggap tempat nongkrong legendaris adalah Warung Bang Doel.
Bang Doel, yang bernama asli Zulmartin merupakan sosok dibalik tempat nongkrong legendaris mahasiswa. Beliau mendapatkan panggilan “Bang Doel” dari para mahasiswa Universitas Jayabaya yang sering berkumpul setelah pulang kuliah di warung beliau. “Dari sebelum ada Kalbis (Institute) itu. Dari Jayabaya itu. Awalnya dari mahasiswa Jayabaya.” Ujar Bang Doel. Bang Doel memulai membuka warung sejak tahun 2000. “Kita sudah buka sebelum Kalbis (Institute) dibangun. Sebelumnya yang ke warung saya ini anak anak Jayabaya.” papar Bang Doel.
Warung Bang Doel beralamatkan di Jl. Pulomas selatan, Pulogadung, Jakarta. Bertepatan di depan Kampus Kalbis Institute dan bersebelahan Kampus Jayabaya dan Kantor Mitsubishi.
Jiwa Wirausaha Bang Doel.
Sebelum memulai karir berdagangnya, beliau sempat bekerja di restoran selama 2 tahun. Beliau merasa bahwa dirinya memiliki jiwa berdagang dan tidak cocok untuk bekerja di bidang yang sedang ia kerjakan. Maka ia memutuskan untuk membuka warungnya sendiri. Beliau mengaku selama membuka warung dia tidak mengalami rintangan yang sangat memberatkan pekerjaan dia. “Kalo tantangan yang paling berat gaada sih. Paling kadang kadang tantangannya anak-anak (Mahasiswa) yang lupa untuk bayar saja.” ujarnya sambil tertawa.
Menurutnya tantangan yang sering ia lewati adalah tantangan dengan dirinya melawan rasa “tidak enakan” dalam menagih mahasiswa yang berhutang di warungnya. Namun hal itu dianggap Bang Doel sebagai hal yang wajar dikarenakan beliau menganggap kalau hal tersebut terjadi mungkin dikarenakan ketidak-sengajaan. “Yah gak gimana gimana. Namanya juga anak anak udah biasa. Diajak komunikasi lah. Inshaallah kelar.” Papar Bang Doel.
Bukan hanya sekedar tempat nongkrong
Bang Doel dekat dengan para mahasiswa berkat profesinya. Tidak hanya mahasiswa melainkan juga dosen dan pekerja kantoran yang lokasinya tidak jauh dari warung nya. Bagi para Mahasiswa, warung Bang Doel bukan hanya sekedar tempat mereka beristirahat saja melainkan tempat untuk curhat dan bercerita, khususnya dengan sang pemilik warung, Bang Doel. Beliau mengaku sangat menikmati waktunya pada saat bekerja. Beliau bisa belajar dan berkenalan dengan orang orang baru. Beliau merasa spesial yang sebenarnya juga diakui oleh para Mahasiswa. Setelah 20 tahun lebih berjualan di tempat yang sama, Bang Doel tidak pernah merasa bosan dalam melakukan kegiatan di tempat yang sama berulang ulang kali setiap harinya. Dia merasa nyaman sekaligus bangga dengan pekerjaannya sekarang.
Menu yang disediakan oleh Bang Doel di warung-nya sangat beragam. Beliau menyediakan makanan cepat saji yang ramah di kantong mahasiswa. Menurutnya itu merupakan salah satu faktor mengapa para mahasiswa merasa nyaman untuk menongkrong di tempatnya. “Karna emang harganya murahya. Jadi cocoklah untuk anak anak kuliahan” ujar Wika, Mahasiswa Kalbis Institute.
Menu populer yang biasanya sering dipesan oleh para mahasiswa biasanya Indomie dan juga roti bakar. Para mahasiswa mengaku harga dan rasa yang diberikan tidak berbanding jauh sehingga mereka merasa puas. “Gimana yah, kalo soal rasanya sih pasti enak. Apalagi roti bakarnya yah. Gak pelit toppingnya. Favorit gw banget. 9,5 dari 10 untuk warung Bang Doel” papar Surya, Mahasiswa Kalbis Institute.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H