"Will you go on record" merupakan kalimat yang sering di lontarkan di dalam film "She said" yang di bintangi oleh Carey Mulligan dan Zoe Kazan. Film bergenre drama / history yang diluncurkan pada tahun 2022 silam oleh Universal Studio, telah menuai berbagai pujian dari penikmat film, kritikus film, hingga pengamat isu sosial.Â
She Said  diadaptasi dari buku yang berjudul She Said: Breaking the Sexual Harassment Story That Helped Ignite a Movement yang ditulis Jodi Kantor dan Megan Twohey, dua sosok yang menulis artikel mengenai kebejatan yang dilakukan Weinstein, produser film papan atas.
Film ini diambil dari kisah nyata yang terjadi pada tahun 2020 silam. Harvey Weinstein merupakan seorang produser film ternama di Hollywood yang melakukan pelecehan seksual kepada dua puluh dua Perempuan. Jodi Kantor dan Megan Twohey, dua sosok jurnalis New York Times melakukan penyelidikan mengenai pelecehan seksual yang dilakukan oleh Weinstein.
Sutradara film ini, Maria Schrader membungkus dengan "bobot" yang tidak terlalu berat dan cukup mudah untuk dipahami penikmat film. Saya cukup kagum dengan penulis film ini, Rebecca Lenkiewics karena membawakan cerita yang begitu kompleks dengan fakta bahwa kasus ini berjalan cukup lama, menjadi lebih bisa dinikmati. Penulis bisa mengembangkan cerita ini dari kacamata jurnalis tanpa harus menghilangkan kode kode etik jurnalistik.
Merupakan hal yang tidak bisa diremehkan dimana film ini sukses mengambil empati dan emosi kita hanya dengan mendengarkan kesaksian para korban untuk berani mengungkapkan kebejatan Weinstein. Namun yang menjadi daya tarik saya pada saat Jodi dan Megan yang sangat berambisi untuk bisa mengungkap kasus ini ke publik dimana prosesnya sulit sekali.Â
Mereka harus mengorbankan kehidupan pribadinya dan waktu yang seharusnya bersama keluarganya agar kasus ini bisa cepat terungkap. Ditambah lagi ketidaksiapan para korban dalam bersaksi mendesak mereka berdua untuk memproses kasus ini dengan cepat. Namun segala usaha mereka sepadan saat artikel kasus Harvey Weinstein berhasil ter-publish.
Butuh sebuah keberanian dan referensi sangat kuat dalam menciptakan film dengan membawakan isu sensitif yang saat ini masih menjadi perbincangan. Belum lagi, film ini membawakan kasus seorang ternama yang memiliki pengaruh sangat besar sekali. Namun produser, sutrada, dan para pemeran berhasil melewati tantangan tersebut.
Sama halnya seperti Jodi dan Megan yang memenangkan nobel dari artikel mereka dalam memecahkan kasus Harvey Weinstein, Film ini patut untuk diberikan penghargaan film Sejarah terbaik tahun 2000-an.
