Tak terasa, hari raya Natal sudah semakin dekat. Pada kali ini, PGI dan KWI mengangkat tema "Marilah kita pergi ke Betlehem..." yang diangkat dari injil Lukas 2:15. Sebagai umat beriman, tentu Betlehem sudah tak asing bagi kita, terlebih karena Betlehem menjadi tempat kelahiran Yesus Kristus, Sang Juruselamat ke dunia dan mengawali karya keselamatan Allah Bapa.
Mungkin beberapa umat awam kurang mengerti dengan tema yang diambil pada Hari Raya Natal 2024 kali ini. Untuk memahaminya, tentulah kita harus memahami seluruh perikop dari ayat yang diambil menjadi tema Natal 2024. Perikop tersebut diambil dari Lukas 2:8-20.
Dalam perikop, diceritakan bahwa para gembala yang menjaga kawanan ternak di malam hari didatangi oleh malaikat Tuhan. Malaikat Tuhan memberitahu bahwa Sang Juruselamat sudah hadir di Betlehem, kota Daud.Â
Malaikat Tuhan kemudian mengajak para gembala untuk melihat Sang Juruselamat yang sedang terbaring di sebuah palungan. Para gembala kemudian pergi ke dalam palungan yang dimaksudkan malaikat Tuhan tersebut dan menjumpai Maria dan Yusuf serta bayi Yesus.
Pada teks argumentasi kali ini, penulis ingin membagikan pandangannya mengenai tema Natal 2024 yang sudah dibagikan KWI dan PGI. Hal ini didasari karena penulis melihat banyak sekali pesan yang bisa diambil dari tema dan perikop Natal 2024.Â
Pada kali ini, penulis ingin memfokuskan pada peristiwa malaikat Tuhan yang membagikan kabar gembira pada para gembala bahwa Yesus, Sang Juruselamat, sudah hadir ke dunia.
Dalam pesan Natal 2024 yang disampaikan KWI-PGI, dijelaskan bahwa para gembala yang dimaksudkan dalam Injil Lukas 2:8-20 adalah para masyarakat kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Mereka adalah orang pertama yang mendapat kabar sukacita tentang kelahiran Sang Juruselamat.Â
Setelah para gembala mendapat kabar dari malaikat Tuhan, mereka dengan sigap menanggapi ajakan tersebut, "Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana." para gembala yang siap mendapatkan kabar gembira dari malaikat Tuhan kiranya menjadi contoh bagi kita untuk siaga dan siap dalam menerima dan menanggapi kabar keselamatan Allah.Â
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan. Pada Maret 2024, jumlah masyarakat miskin di Indonesia adalah sebanyak 25,22 juta jiwa (9,03%).Â
Ini merupakan kabar gembira bagi kita semua, karena pemerintahan sekarang sukses dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Tetapi, kita tak boleh puas sampai sini saja. Kita harus terus berusaha dan berjuang dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia.Â