Mohon tunggu...
Dionisius Kurnia Nirpataka
Dionisius Kurnia Nirpataka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya Dionisius Kurnia Nirpataka. Saya sedang menempuh pendidikan S1 Manajemen di Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Money

Perkembangan, Prospek dan Tantangan Penggunaan E-Money

13 Juni 2022   18:38 Diperbarui: 13 Juni 2022   18:41 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam beberapa tahun belakangan ini, penggunaan uang elektronik atau e-money kian meningkat setiap harinya. Dari sistem konvensional yang mengharuskan kita memegang uang secara fisik dalam aktivitas sehari-hari sebagai alat pembayaran maupun hanya sebagai dana jaga-jaga kini telah berubah menjadi dalam bentuk elektronik atau digital. 

Pergantian sistem pembayaran dan perilaku ini juga didasari dengan keinginan manusia modern yang lebih menyukai hal-hal yang sederhana dan praktis. E-money ini sangat praktis dan juga tidak memakan banyak tempat sehingga masyarakat sekarang lebih senang menggunakan uang elektronik ini. Sekarang e-money tidak hanya digunakan untuk membeli suatu barang tetapi juga bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti melewati jalan tol kita memerlukan e-money untuk alat pembayarannya dan masih banyak lainnya.

Perkembangan e-money sendiri telah meningkat setiap tahunnya. Seperti yang dilansir dari situs Bank Indonesia, pada tahun 2015 jumlah e-money yang beredar masih sebanyak 34,314,795, sementara pada bulan Desember tahun 2021 jumlah e-money yang beredar telah mencapai 575,323,419. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan sejumlah 541,008,624. 

Melihat dari data tersebut, perkembangan e-money di Indonesia ini sangat cepat hanya dalam beberapa tahun sudah menjadi sangat banyak. Hal itu juga didukung dengan bank-bank di Indonesia yang sangat mendukung perkembangan e-money ini dengan mengeluarkan jenis pembayaran e-money versi mereka sendiri. Jenis pembayaran tersebut antara lain BCA (Bank Central Asia) dengan produk Flazz, Bank Mandiri dengan produk Mandiri e-Money, BRI (Bank Rakyat Indonesia) dengan produk Brizzi, dan masih banyak lainnya.

Pesatnya perkembangan e-money di Indonesia pastinya memberikan prospek yang cerah bagi masyarakat Indonesia maupun bagi bangsa Indonesia di kancah global. Prospek e-money di Indonesia akan jauh lebih meningkat lagi setiap tahunnya, apalagi ditambah dengan semakin banyaknya generasi milenial yang lebih menyukai hal-hal yang berbau modern dan tidak ingin rumit. 

Selain itu, e-money di Indonesia sendiri kedepannya akan semakin menggantikan peran uang tunai yang masih beredar sekarang ini. Apalagi Indonesia sedang menuju era cashless society yaitu kehidupan masyarakat yang menggantikan e-money sebagai alat pembayaran seutuhnya untuk segala jenis pembayaran.

Di era menuju cashless society selain kita mendapatkan banyak dampak positifnya tetapi kita tidak dapat mengesampingkan tantangan yang didapatkan di era modern ini. Tantangan yang sedang di hadapi bangsa Indonesia dalam menerapkan sistem cashless society antara lain belum optimalnya permasalahan bisnis model. 

Bisnis model yang ada masih belum mampu memberikan keuntungan bagi seluruh pelaku industri elektronik di Indonesia. Selain itu, tantangan lainnya adalah standarisasi uang elektronik yang belum ada di Indonesia. Antar penerbit uang elektronik di Indonesia masih belum dapat berinteraksi melalui suatu protokol yang disetujui bersama melalui berbagai macam jalur. 

Tantangan terakhir adalah sumber daya manusia di Indonesia yang belum seluruhnya memahami apa itu e-money dan bagaimana mengoperasikannya. Kebanyakan yang telah memahami e-money adalah kalangan milenial, sedangkan apabila kita mengambil contoh dari pedagang-pedagang yang membuka warung ataupun pedagang kaki lima mungkin masih banyak yang belum mengetahui apa itu e-money. 

Oleh sebab itu, dengan berbagai tantangan yang dihadapi ini diharapkan kita dapat lebih menyosialisasikan dan juga membiasakan masyarakat kita agar setahap demi setahap berubah ke alat pembayaran elektronik.

Penulis: Dionisius Kurnia Nirpataka

(Mahasiswa Manajemen Universitas Airlangga)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun