Turning Red (2022) merupakan film yang diproduksi oleh Walt Disney Pictures dan Pixar Animation Studios serta didistribusikan oleh Walt Disney Studios Motion Pictures dan ditulis oleh Domee Shi, Julia Cho dan Sarah Streicher yang menceritakan seorang anak gadis bernama Mei Lee yang menjadi tokoh utama dalam film ini. Cerita film ini mengambil latar permasalahan dari sikap Mei Lee yang mengalami beberapa perubahan sikap akibat emosi yang tidak stabil yang dialaminya di masa pubertas.Â
Singkat cerita dari film ini yang menggambarkan seorang gadis berusia 13 tahun bernama Mei Lee yang bingung antara tetap Tidak lama dari itu, Mei kemudian mengetahui bahwa perubahannya menjadi panda merah berkaitan dengan sejarah keluarganya di masa lalu. Ming Lee lalu mengungkapkan bahwa nenek moyang Mei bekerja sama dengan arwah panda merah raksasa untuk melindungi keluarganya di masa lalu.
Hal itu membuat setiap keturunan keluarga Mei dapat berubah menjadi panda merah raksasa. Namun, kutukan itu bisa dihilangkan dengan melakukan ritual khusus pada malam purnama. Mei Lee menjadi putri ibunya yang berbakti bernama Ming Lee, ia ingin berbakti kepada ibunya seiring perubahan masa remaja yang seolah-olah menjadi tantangan bagi dirinya untuk selalu mengontrol emosi. Akan tetapi jika Mei Lee terlalu bersemangat atau menunjukan emosi yang kuat ia akan berubah menjadi seekor panda merah raksasa. Suatu ketika Mei Lee bertemu seorang pegawai toko swalayan yang sangat menarik perhatiannya bernama Devon.Â
Beberapa hari setelahnya, Mei Lee menggambar karakter Devon yang abnormal. Suatu ketika Ming, ibunya menemukan buku harian Mei Lee yang ia sembunyikan di bawah kasur serta hasil gambaran Mei Lee tentang Devon. Melihat hal tersebut ibunya begitu kaget akan tingkah laku anaknya yang mulai menutupi sesuatu dari ibunya terkait hal asmara dan secara tidak sengaja mempermalukan Mei di depan umum, termasuk di depan Tyler yang merupakan si pengganggu di sekolahnya.Â
Suatu hari, Mei mengalami mimpi buruk tentang panda merah. Ketika dia bangun di pagi hari, Mei telah berubah menjadi seekor panda merah besar. Dia bersembunyi dari orang tuanya dan menemukan bahwa dia hanya berubah ketika dia berada dalam keadaan emosi yang tinggi. Ming percaya bahwa Mei hanya sedang mengalami menstruasi pertamanya, tetapi mengetahui hal itu ketika dia semakin mempermalukan Mei di sekolah dengan memberikan Mei alat-alat yang dibutuhkan mei pada saat menstruasi pertamanya yang menyebabkan Mei malu dan berubah menjadi panda merah raksasa dan berlari pulang ke rumahnya dengan sikap frustasi. Melihat hal itu Ming ibunya langsung bergegas pulang dan mencari Mei yang masih menjadi wujud panda merah di kasurnya, menyedih.Â
Tidak lama dari itu, Mei kemudian mengetahui bahwa perubahannya menjadi panda merah berkaitan dengan sejarah keluarganya di masa lalu. Ming lalu mengungkapkan bahwa nenek moyang Mei bekerja sama dengan arwah panda merah raksasa untuk melindungi keluarganya di masa lalu. Hal itu membuat setiap keturunan keluarga Mei dapat berubah menjadi panda merah raksasa. Namun, kutukan itu bisa dihilangkan dengan melakukan ritual khusus pada malam purnama.Â
Sesuai dengan saran Ming Lee, Mei akan melakukan ritual pelepasan panda merah pada malam purnama terdekat. Namun, malam ritual itu ternyata bertepatan dengan konser boyband 4*Town di kota Mei. Mei dihadapkan dengan dilema yang tidak dapat terhindarkan.Â
Pada satu sisi, dia harus menuruti ibunya untuk melakukan ritual demi mengusir panda merah raksasa. Namun disisi lain, ia juga sangat ingin menonton konser bersama sahabatnya dan merasa bahwa konser itu menjadi kesempatan mereka satu-satunya. Kebingungan juga bertambah ketika Mei mengetahui bahwa panda merah raksasa yang ada di dalam dirinya ternyata disukai teman-teman sekolah. Mei dihadapkan dengan pilihan sulit, antara menjadi anak yang patuh dan menuruti orang tuanya atau menjalani hidup remaja yang penuh kebebasan.Â
Film Turning Red menggambarkan perjalanan Mei untuk mengendalikan kesabaran dan emosinya supaya tidak kembali menjadi seekor red panda, seringkali Mei marah kepada sang ibu yang terlalu protective juga membatasi aktivitas Mei terhadap dunia luar juga kesenangan bersama temannya, dan nilai-nilai keluarga seperti mematuhi tradisi dan mengabdikan diri kepada keluarganya serta leluhur. Anggota keluarga serta sahabatnya mendukungnya menghadapi masalah. Ini menekankan pentingnya dukungan dan penerimaan diri. Mei belajar menerima kelebihan dan kekurangannya, memunculkan kepercayaan diri. Dengan elemen kekeluargaan, persahabatan, dan penerimaan diri, film ini memberikan pesan moral yang mendalam dalam hiburan.
Dikutip dari perkataan seorang kritikus bernama Rosalie Chiang yang memberikan tanggapan berupa kritik tentang alur cerita film yang berjudul "Turning Red". Beliau berkata bahwa "Seorang teman saya yang melihat film ini bersama putra mereka yang berusia 10 tahun tiba-tiba harus berbicara tentang seksualitas dan apa yang dialami para gadis." katanya.Â