Jika pemerintah membolehkan sebenarnya kekurangan jam mengajar, dapat saja diberikan solusi dengan satu mata pelajaran diampu oleh dua guru. Misalnya Bahasa Inggris mempunyai dua guru, sehingga di kelas siswa akan lebih mudah belajar, karena akan ada dua instruktur yang membantu dan melayani mereka ketika mereka membutuhkan bantuan.
Kelas Ekonomi dan Pendidikan Kewirausahaan juga bisa bergabung karena dua mata pelajaran itu sangat terkait dan bersinggungan. Ide satu pelajaran diampu dua guru tentu dapat menyelesaikan masalah guru yang kekurangan jam mengajar. Hapus UN dan meringankan beban belajar.
Tentu hal ini juga menjadi alternative solusi bagi sekolah yang mempunyai rombongan belajar (rombel) kecil, gurunya tak perlu susah payah melamar ke sekolah lain untuk sekedar memenuhi tuntutan sertifikasi yang harus mengajar 24 jam satu minggu. Ide ini berbeda dengan ide Mantan Mendikbud Muhadjir Effendy yang merekomendasikan satu guru mampu mengajar dua mata pelajaran yang berbeda. Ide Pak Muhadjir sempat mendapat penolakan, karena akan membebani guru yang tidak menguasai mata pelajaran lain.
Akan tetapi jika satu mata pelajaran diampu oleh dua guru, maka guru tersebut tidak akan merasa terbebani, namun sebaliknya terkesan mendapat keringanan. Satu pelajaran dua guru juga akan meningkatkan kolaborasi antara guru semata pelajaran atau guru serumpun. Saya yakin dan percaya, guru-guru di Indonesia akan setuju dengan ide ini.
Karena sedikit jam mengajar dapat berpengaruh pada kreatifitas ide dan inovasi guru dalam mengajar. Sehingga nantinya guru tak lagi melulu mengajar untuk memenuhi tuntutan kurikulum, melainkan guru dapat lebih merdeka dalam memupuk dan menemukan bakat terpendam siswa kemudian dengan tangan dinginnya, mengarahkan pada aktifitas yang tepat. Saya selalu mendukung ide dan gagasan progresif dari Bapak Nadiem, semoga Merdeka Belajar benar-benar dirasakan hingga ke pelosok tanah air dengan menghapus UN dan mengurangi beban mata pelajaran siswa.
Penulis: Dion Ginanto, Ph.D, Pemerhati Pendidikan dan Guru SMAN 1 Batang Hari, Jambi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "100 Hari Nadiem Makarim, Merdeka UN tapi Belum Merdeka Beban Belajar".
Editor : Yohanes Enggar Harususilo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H