Mohon tunggu...
Dio Danvin
Dio Danvin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Vin

Perkenalkan saya Dio Danvin Saya adalah Mahasiswa Hubungan Internasional Semester 4

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pembelian Pesawat Jet Rafale oleh Indonesia dari Prancis, Apakah Bisa untuk Mencegah Perang Modern?

17 April 2022   20:11 Diperbarui: 18 April 2022   11:59 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Pikiran Rakyat

Indonesia atau bisa disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia, selain itu Indonesia memiliki nama alternatif yaitu Nusantara. Negara ini terletak di Asia Tenggara. Lebih dalam lagi, indonesia berada di antara garis khatulistiwa yang berada diantara benua Asia dan Oceania, indonesia juga menganut sistem demokrasi yang dimana sistem ini bertumpu pada pembagian tanggung jawab dan pembagian kekuasaan atau bisa kita sebut (Sharing Of Power) dan (Sharing Of Responsibility). Perdebatan siapa yang harus bertanggungjawab untuk menjawab ancaman keamanan tertentu pasti menjadi rumit dan politkal : rumit karena ketidakpastiannya setelah perang dingin dan perkembangan konsep politikan, dikarenakan adanya landasan yang bersifat konstitusional, realita politik dan sejarah yang bisa menjadi kekuatan inersia untuk membangun pola pembagian kerja yang baru, apalagi, bahkan, beberapa ketentuan yang dimasukan dalam perundangan tidak operasional, tidak menuding pada pengertian yang sama, contohnya seperti tentang operasi militer selain adanya perang, atau disusun pada konteks politik yang sama sekali dapat dikatakan berbeda dengan semangat reformasi yang dilakukan. Dalam hal seperti intelijen, terlebih belum adanya ketentuan perundangan yang cukup dapat dikatakan demokratik.

Jakarta -- Kementerian Pertahanan resmi menandatangani kesepakatan pembelian 42 unit pesawat tempur Dassault Rafale dengan perusahaan penerbangan Perancis, Dassault Aviation. perjanjian ini resmi disepakati di Jakarta, pada hari ini, Kamis, 10 Februari 2022, disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.Menurut Donny pada diskusi Menyongsong Pesawat Rafale yang diadakan Pusat Studi Air Power Indonesia, Pada Kamis (17/2/22). Hubungan yang relatif pantang menyerah antara Indonesia dan Prancis juga menjadi alasan untuk menjadikan Prancis sebagai sumber pengadaan alutsista bagi Indonesia sendiri. Pada akhirnya, Indonesia dan Prancis secara resmi sepakat untuk mengaktifkan kontrak pembelian enam dari total 42 jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation. Harga dari jet ini dikatakan dapat mencapai US$8,1 miliar atau sekitar Rp116 triliun. Indonesia membeli pesawat ini karena dunia sedang gencar melakukan pembersihan gudang senjata, dan terutama juga untuk pertahanan. Kesepakatan inipun termasuk dalam salah satu dari empat kesepakatan yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly dalam pertemuannya. Sekretaris Jenderal Kementrian pertahanan han Marsekal Madya TNI Donny Ermawan Taufanto mengungkapkan alasan mengapa memilih produk pertahanan yang diproduksi oleh Prancis dalam upaya untuk menaikan kekuatan alat utama sistem senjata milik Indonesia. Karena dalam pembelian produk senjata untuk keamanan Faktor dari segi kualitas juga menjadi hal dibilang sangat penting dalam pemilihan alutsista. Apabila merasakan adanya ketertinggalan tekonologi dalam beberapa tahun kedepan, tentu saja tidak dapat menjadi pilihan. Tetapi, dalam hal ini Rafale dapat dirasa bisa menjawab tantangan teknologi tersebut.

"Produk-produk industri pertahanan Perancis juga tidak kalah kuatnya dengan Amerika dan negara-negara yang berada di kawasan Eropa lainnya, bahkan kandungan dalam negeri Perancis pada produk alutsista dapat dikatakan sangatlah tinggi." Ucap Donny. Tetapi, itu bukan satu-satunya alasan. Kondisi alutsista yang cukup tua juga menjadi faktor lain. Jika tidak adanya pembaruan dari sekarang, dapat mengancam pertahanan Indonesia. Kesepakatan yang terjadi antara Indonesia dan Prancis memang dapat dikatakan melalui proses yang sangat lama dan panjang, yang dimana Menteri Pertahanan sudah melaukan banyak survey dari negara satu ke negara lainnya untuk mencari Alutsista yang terbaik. Selain Prancis, Prabowo juga mengunjungi Amerika Serikat, Korea Selatan, Jerman Hingga Rusia, tetapi pilihan terakhir tetap tertuju kepada Prancis.

Dalam hal ini mantan Kepala Staf Angkatan Udara Chappy hakim pun turut berkomentar tentang pembelian pesawat jet tempur Rafale asal Prancis, yang dilakukan oleh menteri pertahanan Indonesia Prabowo, menurut Chappy pembelian ini dilakukan di waktu yang dapat dikatakan tepat, menurut ia pembelian ini sangatlah tepat untuk melakukan pembaruan pertahanan di Indonesia, ia juga memberikan persoalan tentang dua dekade terakhir, para perancang atau pabrik pesawat tempur yang sudah canggih saat ini dalam mencoba dua pilihan dalam pembaruan keamanan, lebih terus untuk mengembangkan pesawat tempur atau beralih ke senjata baru yaitu drone yang dimana ia menyebutan pesawat tanpa awak, menurutnya juga, perkembangan drone akhir-akhir ini menjadi perhatian bagi perancang pesawat tempur yang canggih, disisi lain, Chappy mengatakan, pembelian ini merupakan sebuah pencapaikan besar Indonesia sepanjang sejarah indonesia pasca 1965, ujar Chappy. Dengan adanya pembelian itu, Chappy pun memberi tanggapan bahwa keberadaan pesawat tempur yang dibeli merupakan salah satu sub sistem dari sistem pertahanan udara yang menjadi bagian dari integral sistem pertahanan negara Indonesia.

Apakah Bisa Untuk Mencegah Perang Modern ?

Berdasarkan informasi yang sudah saya baca, Keputusan yang diambil oleh Indonesia dikarenakan salah satunya adalah dinamika situasi pertahanan dan keamanan di kawasan Asia Pasifik. Hal ini lah yang menjadi salah satu faktor Indonesia menerapkan modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yaitu dengan cara memutuskan berbelanja alutsista berupa jet tempur buatan Prancis, Dassault Rafale. Pesawat mutakhir itu akan digunakan TNI AU untuk menggantikan peran sejumlah jet tempur yang sudah terlalu tua.

Selain itu, penggunaan alutsista yang sudah terlalu tua dapat dijadikan alasan lain hal ini juga dilakukan untuk memenuhi postur pertahanan nasional yang dirancang sejak jauh-jauh hari untuk memenuhi kualifikasi kekuatan minimum esensial (MEF) yang kini sudah memasuki tahap ke-3. Keputusan yang dilakukan oleh pemerintah ini atas pembelian alutsista juga dapat dikatakan adalah bentuk tanggapan dari situasi dunia saat ini yang dimana akan banyak perang modern yang akan timbul pada saat-saat sekarang.

Referensi : 

Kompas.com (2022), Jet Rafale dan Modernisasi Alutsista untuk Perkuat "Kuda-kuda" RI, https://nasional.kompas.com/read/2022/02/11/20505931/jet-rafale-dan-modernisasi-alutsista-untuk-perkuat-kuda-kuda-ri

Kusnanto Anggoro (2003), KEAMANAN NASIONAL, PERTAHANAN NEGARA, DAN KETERTIBANUMUM.http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/1%29%20Indonesia%20dan%20isu%20global/6%29%20Food%20and%20Energy%20Security/Keamanan%20Nasional%20Pertahanan%20Negara%20-%20koesnanto%20anggoro.pdf

Gramedia Blog (2022), Fakta Unik Indonesia Yang Harus Kamu Tahu!, https://www.gramedia.com/best-seller/fakta-unik-indonesia/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun