Mohon tunggu...
Jonathan Kedley
Jonathan Kedley Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Siswa SDH

(^)o(^)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbandingan 2 Kerajaan Maritim Islam di Indonesia

17 Oktober 2019   23:59 Diperbarui: 22 November 2019   19:02 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi kesultanan Banten (sumber : https://salamadian.com/kerajaan-kesultanan-banten/)

Sejarah masuknya Islam di Indonesia

Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama Islam. Pada masa ini, baru sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah yang mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping itu, para pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah pantai. Sampai pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran pengaruh Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat melakukan peran politik. Misalnya, saat mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya.

Ada 4 teori bagaimana Islam dapat masuk ke Indonesia, yaitu teori Gujarat, teori Persia, teori Cina, dan teori Makkah. Namun, yang paling tepat untuk kedua kerajaan ini adalah teori Gujarat. Teori Gujarat menyampaikan jika proses kehadiran Islam ke Indonesia ini datang dari Gujarat pada abad ke-13, Islam dibawa serta disebarkan oleh pedagang-pedagang Gujarat yang berkunjung di kepulauan Nusantara, Mereka meniti jalan perdagangan yang telah terjadi antara India dan Nusantara. Buktinya adalah terdapat batu nisan Sultan Samudra Pasai yakni Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak ciri khas Gujarat. Karena kedua kerajaan (Banten & Mataram) adalah pusat perdagangan pada masanya, jadi orang-orang dari negara berbeda juga pasti berdagang disana, dan pusat perdagangan juga telah dibuktikan menjadi tempat yang efektif untuk menyebarkan agama.

Kerajaan Banten (1526-1813) 

Kerajaan Banten terletak di wilayah barat Pulau Jawa sampai ke Lampung di Sumatra, Kesultanan Banten menjadi urat nadi pelayaran dan perdagangan yang melalui Samudera Hindia. Raja-raja (sultan) yang pernah memerintah kerajaan/kesultanan Banten adalah:

  • Maulana Hasanuddin (1552-1570)

Raja pertama Banten (sumber : http://kataem.blogspot.com/2017/07/sultan-hasanudin-banten-ayam-jantan.html)
Raja pertama Banten (sumber : http://kataem.blogspot.com/2017/07/sultan-hasanudin-banten-ayam-jantan.html)

Raja pertama Banten adalah Maulana Hasanuddin, di bawah pemerintahannya, banten berhasil menguasai lampung ( di sumatra ) yang banyak menghasilkan rempah-rempah dan selat sunda yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan. Selama pemerintahannya, sultan hasanuddin berhasil membuat pelabuhan banten menjadi pelabuhan yang ramai dikunjungi para pedagang dari berbagai bangsa. banten kemudian berkembang menjdi bandar perdagangan maupun pusat penyebaran agama islam. setelah sultan hasanuddin wafat pada tahun 1570 M, ia digantikan oleh putranya yaitu maulana yusuf.

  • Sultan Ageng Tirtayasa [ Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah ] (1651 - 1683)

Raja terkenal Banten (sumber : https://www.kompasiana.com/nurwigati/5519122281331149739de128/sultan-ageng-tirtayasa-pahlawan-tersohor-dari-banten)
Raja terkenal Banten (sumber : https://www.kompasiana.com/nurwigati/5519122281331149739de128/sultan-ageng-tirtayasa-pahlawan-tersohor-dari-banten)

pada masa beliau memerintah, Banten mencapai masa kejayaannya. sultan ageng tirtayasa berusaha memperluas wilayah kerajaannya ini pada tahun 1671 M, sultan ageng tirtayasa mengangkat putranya menjadi raja pembantu dengan gelar sultan abdul kahar atau sultan haji. sultan haji menjalin hubungan baik dengan belanda. melihat hal itu, sultan ageng tirtayasa kecewa dan menarik kembali jabatan raja pembantu bagi sultan haji, akan tetapi, sultan haji berusaha mempertahankan dengan meminta bantuan kepada belanda. akibatnya terjadilah perang saudara. sultan ageng tirtayasa tertangkap dan dipenjarakan di batavia hingg beliau wafat pada tahun 1691 M.

  • Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1809 -- 1813)

Semenjak tahun 1809, Wilayah Kesultanan Banten sudah banyak diotak-atik penjajah Asing dengan pembagian-pembagian wilayah yang meminimalisir kekuatan pengaruh Kesultanan Banten dan untuk memperlemah perlawanan Rakyat Banten yang seringkali terus melawan. Akhirnya Pada tahun 1832, dikarenakan adanya perlawanan dari rakyat Banten yang terus menerus kepada pemerintah Hindia Belanda, terutama dengan adanya Bajak Laut Selat Sunda. Pemerintah Belanda menganggap adanya bantuan Kesultanan Banten dalam perlawanan tersebut, sehingga pada tahun tersebut Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin dan keluarga dibuang Belanda ke Surabaya hingga wafatnya pada tahun 1899 dan dimakamkan di Pemakaman Boto Putih Surabaya di seberang pemakaman Sunan Ampel.

Banten adalah pusat perdagangan berbagai negara, berbagai sumber asing, mulai dari sumber Tiongkok yang berjudul Shung Peng Hsiang Sung hingga berita Tome Pires, menyebutkan Banten sebagai salah satu dari beberapa rute pelayaran mereka. Dalam berbagai sumber pustaka Nusantara pun, Banten dikenal dengan berbagai nama, seperti Wahanten Girang dalam naskah Carita Parahyangan serta Medanggili dalam Tambo Tulangbawang dan Primbon Bayah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun