Mohon tunggu...
Dio Armansah
Dio Armansah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi suka menggambar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pahlawan yang Membunuh Bakat Melukis Anak-Anak

25 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   11:53 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pelukis-pelukis khususnya di Indonesia banyak sudah mati sejak sekolah dasar. Tak bisa dipungkiri lagi banyak anak-anak yang berbakat di bidang seni baik itu senang menggambar atau melukis sering dimarahi guru maupun orang tua. Anak-anak yang menggambar di kelas maupun di rumah di pandang sebelah mata dan di remehkan tentang apa yang anak-anak itu lakukan. Bahkan anak-anak sering dijadikan contoh buruk hanya dia suka menggambar atau melukis dengan perkataan yang menyakitkan perasaan anak tersebut. Tak banyak juga anak-anak ini melakukan kenakalan seperti mencoret-coret meja, kursi, dan tembok hanya untuk bentuk pengakuan bahwa menggambar atau melukis itu bukanlah tindak kejahatan serta mereka juga ingin menunjukkan bahwa anak-anak tersebut senang menggambar atau melukis dan jauh di dasar hati anak-anak tersebut mereka ingin di dukung bukan hanya di marahi serta di anggap sebelah mata saja.

Anak-anak hanya dituntut untuk belajar pelajaran sekolah, sehingga anak-anak hanya bisa belajar agar tidak takut dimarahi. Sebagian orang tua bahkan guru menuntut anak-anak agar menjadi anak yang pintar diberbagai mata pelajaran. Tanpa orang tua serta guru sadari bahwa anak-anak memiliki kekurangan dan kelebihan di bidang masing-masing. 

Anak-anak dituntut agar menjadi orang pintar supaya bisa menjadi orang sukses kedepannya seperti pegawai negeri sipil dan lain-lain. Padahal menjadi orang sukses kedepannya bukan hanya menjadi pegawai negeri sipil dan lain-lain, banyak seniman di Indonesia yang bisa sukses di bidang menggambar serta melukis bahkan banyak seniman di Indonesia yang bisa sukses didalam negeri maupun luar negeri. 

Guru serta orang tua hanya membatasi serta membunuh bakat anak-anak hanya karna anak-anak suka menggambar maupun melukis dan membuat bakat anak-anak menjadi tidak bisa berkembang.

Bakat yang di miliki anak-anak terutama masih menginjak sekolah dasar, guru maupun orang tua harus membantu dalam pengembangan bakat anak-anak tersebut. Namun sebagian guru dan orang tua banyak yang mendoktrin anak-anak dengan kata-kata yang membuat bakat anak-anak tersebut menjadi terhenti tidak bisa di kembangkan serta membuat anak-anak menjadi takut untuk mengembangkan bakat menggambar serta melukis. 

Pada masa sekolah dasar anak-anak hanya membutuhkan dukungan dari guru maupun orang tua untuk bisa mendukung apa yang mereka sukai dalam hal menggambar maupun melukis. Anak-anak akan semakin bisa mengembangkan bakat mereka tersebut bila mendapatkan dukungan penuh dan sangat bisa membuat anak-anak menjadi percaya diri bahwa mereka bisa menjadi seniman gambar atau pelukis hebat di masa yang akan datang.

Seharusnya di sekolah anak-anak tersebut di berikan ruang tempat dimana mereka bisa merasa dengan nyaman untuk mengembangkan bakat menggambar serta melukis tersebut. Sekolah harus bisa dalam memfasilitasi anak-anak yang mempunyai bakat tersebut. Guru juga harus bisa berkolaborasi terhadap orang tua anak-anak tersebut untuk bisa memberikan dukungan terhadap anak-anak akan apa yang mereka kuasai dan senangi. Guru juga perlu hadir dalam perkembangan anak baik dalam bakat anak-anak yang suka menggambar ataupun melukis ini karena anak-anak membutuhkan arahan dari guru yang mengetahui hal-hal dalam bidang menggambar atau melukis ini. Anak-anak berhak memilih jalan yang mereka pilih untuk masa depan mereka baik mau menjadi seniman gambar maupun pelukis dan anak-anak tersebut bisa menjadi orang sukses dengan jalannya sendiri asalkan anak-anak ini didukung, diarahkan, serta difasilitasi dengan baik dan benar sejak sekolah dasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun