Mahasiswa dari Jurusan Sastra Inggris di UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah sukses menyelesaikan program magang di Museum Sri Baduga, Bandung. Selama 1 Bulan 3 Minggu ini, mahasiswa tersebut mengambil peran penting sebagai pemandu wisata (tour guide) dan penerjemah koleksi museum ke dalam bahasa Inggris.
[Bandung, 27 Agustus 2024] ---Selama magang, para mahasiswa ini diberikan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengelolaan museum. Mereka berpartisipasi dalam pemanduan dan juga penerjemahan koleksi yang ada di museum. Melalui tugas-tugas ini, para peserta magang mendapatkan pengalaman praktis yang tak ternilai dalam penerapan teori akademis ke dalam dunia kerja nyata.
Program magang ini juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk belajar dari para profesional berpengalaman di Museum Sri Baduga. Mereka berpartisipasi dalam pelatihan khusus dan lokakarya yang berfokus pada pariwisata, pemanduan dan penerjemahan. Selain itu, para mahasiswa juga terlibat dalam proyek-proyek yang bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pengunjung museum.
Dalam peran mereka sebagai pemandu wisata, para mahasiswa bertugas untuk memberikan tur edukatif kepada pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan pengetahuan mendalam tentang sejarah dan budaya yang ada di Jawa Barat, mereka mampu menyampaikan informasi yang menarik dan mendidik kepada audiens yang beragam, Hasilnya, pengunjung tak hanya melihat, tetapi juga merasakan dan memahami kekayaan budaya yang ada.
Tidak berhenti di situ, para mahasiswa juga mengemban tugas penting sebagai penerjemah koleksi museum. Mereka dengan cermat menerjemahkan deskripsi koleksi museum yang terbagi dalam berbagai klasifikasi, menjembatani perbedaan bahasa dan membuka pintu bagi pengunjung internasional untuk lebih memahami dan mengapresiasi warisan budaya Indonesia. Ini adalah langkah signifikan dalam memperluas daya tarik dan aksesibilitas Museum Sri Baduga di mata dunia.
Magang ini memberikan para mahasiswa pengalaman berharga yang jauh melampaui teori di kelas. Mereka mendapatkan pemahaman langsung tentang pentingnya komunikasi lintas budaya, pelestarian warisan sejarah, dan keterampilan praktis yang siap diaplikasikan dalam karir profesional mereka di masa depan. Program ini tidak hanya memperkaya mereka secara akademis tetapi juga membentuk mereka menjadi profesional yang siap menghadapi tantangan global.
Tentang Museum Sri Baduga:
Didirikan pada tahun 1974 dan diresmikan pada 5 Juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Joesoef serta Gubernur Jawa Barat H. Aang Kunaefi, Museum Sri Baduga awalnya dikenal sebagai Museum Negeri Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1990, nama museum ini berubah menjadi Museum Negeri Provinsi Jawa Barat "Sri Baduga". Terletak di Jl. BKR No.185, Pelindung Hewan, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung, museum ini menyimpan 6.979 koleksi yang menggambarkan kekayaan sejarah dan budaya Jawa Barat. Koleksi tersebut terbagi dalam 10 klasifikasi, termasuk geologika/geografika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika, seni rupa, keramologika, dan teknologika. Dengan misi melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Jawa Barat, Museum Sri Baduga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penelitian sejarah yang berperan penting di wilayah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H