Mohon tunggu...
Dinu Tahir Ahmad
Dinu Tahir Ahmad Mohon Tunggu... profesional -

Revolusi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Don Kisot Dari Indonesia-(Sajak2kiswah)-

18 November 2013   07:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:01 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah wahai sobatku siapa Don Kisot itu.Dia adalah pahlawan kesiangan yang mencoba bertarung melawan kincir angin.Cerita konyol dari negeri Belanda.Rupanya si Menteri ini tidak pernah mau berhenti.Mencari sensasi ingin berkuasa di negeri ini, walau harus sikut kanan kiri dan banyak menzalimi.
Lagi-lagi sesama saudaranya Muslim kembali dia jadikan korban Provokasi.Hanya karena beda interpretasi.Hai Tuan menteri, pepatah Belanda bilang DE HONDEN BLAFFEN DE KARAVAAN TREKT VERDES, anjing menggonggong kafilah berlalu.Demikian sikapku atas ulahmu.Saranku padamu, CURA TE IPSUM, urusi dirimu sendiri.
Jadi pejabat itu amanat.Nasehatku padamu dalam pepatah Spanyol, EN BOCA DEL MENTIROSO LO CIERTO ES DUDOSO, dalam mulut pembohong itu tentu menjadi diragukan.Jutaan kali kau fitnah aku.Apa ini maksudmu, seperti pepatah Latin, AD CAPTANDUM VULGUS, mengambil perhatian rakyat.
Sebagai pejabat, saya rakyat hanya bisa minta Tuan resapi pepatah Latin ini berkali-kali, BEATI PAUPERES SPIRITU, berbahagialah mereka yang rendah hati.SI DECEM HABEAS LINGUAS MUTTUM ESSE ADDECET, bahkan jika engkau memiliki sepuluh lidah sebaiknya engkau tetap diam.SALUS POPULI SUPREMA LEX ESTO, hendaklah keselamatan rakyat menjadi hukum yang tertinggi.PAX MELIOS EST QUAM INSTISSIMUM BELLUM, perdamaian lebih baik ketimbang perang yang beralasan.
Saya paham, Tuan menteri kebelet didekap nafsu birahi ingin jadi Presiden di negeri ini.Tapi tahukah Tuan? Bahwa RADIX MALORUM EST CUPIDITAS, akar dari kejahatan adalah nafsu.Jangan teruskan perlawananmu terhadap kincir angin.Karena sudah banyak yang kalah terhina.Zulfikar Ali Bhutto dan Jenderal ZiaulHaq di Pakistan sana.Juga Idi Amin asal Uganda.Alexander Dowie dari Amerika.Abdullah Atham dan Lekhram dari India.Raja Arab pun tak luput dari azab-NYA.Mau susul mereka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun