Seorang mantan pengamen di daerah Angke, Jakarta Utara, yang mengalami disabilitas tubuh kini telah mampu membuat telur asin, Hendrik (20) asal Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, kehilangan kaki kanannya yang diamputasi karena jatuh ketika turun dari kereta.
Dengan kondisi disabilitas tubuh, akhirnya ia mendapat pembinaan di Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti milik Dinas Sosial DKI Jakarta, ketika di panti ia mengaku ingin mempunyai usaha telur asin.
Di samping itu, kata Hendrik, proses pembuatan telur asin tidak sulit, asal bisa tekun dan tetap sabar maka akan terlihat hasilnya.
"Pemasarannya juga mudah, saya sudah mencoba menitipkan hasil karya saya (telur asin) di warung-warung dan di sekitar panti saya yang ada di Cengkareng," kata Hendrik.
"Ia merupakan pengamen di daerah Angke, Jakarta Utara sejak tahun 2009 ketika masih berusia 13 tahun," kata Prayitno.
Hendrik sendiri anak ketiga dari enam bersaudara, dua orang kakaknya serta bapaknya tinggal di Malaysia, Hendrik belum pernah bertemu dengan kakaknya, karena kakaknya pergi waktu dirinya masih bayi.
Tidak hanya Hendrik yang mampu membuat telur asin, Warga Binaan yang lain pun diberi pelatihan keterampilan membatik, membuat keset, sapu lantai dan sebagainya.
"Pelatihan itu untuk bekal mereka, karena kami berupaya agar mereka mampu hidup mandiri meskipun memiliki keterbatasan, di sini kami berikan motivasi kepada mereka," ujar Prayit.