Menjadi Petugas P3S ternyata tidak semudah yang dilihat kebanyakan orang, selain melakukan penjagaan dan penjangkauan di titik rawan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), mereka juga menyelamatkan bayi atau lanjut usia telantar.
"Pengalaman paling tidak mengenakkan saat menyelamatkan Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) yang meludahi petugas, Ada juga saat ODMK buang air besar di kendaraan operasional PMKS," ujar Sunarti P3S Suku Dinas Sosial Jakarta Timur saat ditemui, Rabu (21/12).
Di samping pengalaman tidak mengenakkan, ada pula pengalaman yang berkesan bagi Sunarti selama satu tahun menjadi petugas P3S.
Dalam melakukan penjangkauan dan penyelamatan, sebagai petugas Sunarti memiliki kewajiban untuk bertindak secara humanis dan persuasif di lapangan, Karena menurutnya kerja sosial mengutamakan cara pendekatan individu.
"Waktu itu baru dua bulan pertama di lapangan, kami bisa menolong itu rasanya luar biasa, Itu seperti menjadi kebahagian buat saya," tandas wanita kelahiran Jakarta ini.
Dirinya sempat mengabaikan petugas itu, setiap hari ia selalu melintas wilayah itu, lalu kebetulan ia melihat petugas sedang melakukan penyelamatan orang stres di lampu merah.
"Saya coba mencari di google apa itu satgas P3S dari situ saya mengetahui kinerja P3S, saya melihat akun di sosial media facebook yang banyak menyebarkan aktivitas P3S," kata Sunarti.
Ketika mulai menjadi Petugas P3S, Sunarti telah mengetahui klasifikasi PMKS seperti pengamen, pengemis, gelandangan, psikotik/ODMK dan orang telantar, ia juga diajarkan bagaimana melakukan penjangkauan dan penyelamatan secara persuasif.