Selama periode Januari hingga Juni 2019, jumlah warga binaan perokok di lingkungan Panti Sosial Bina Laras (PSBL) Harapan Sentosa 1 berkurang 14,95 persen. Dari total keseluruhan 750 warga binaan, setidaknya 150 diantaranya menjadi perokok aktif. Namun, saat ini sudah berkurang 60 dan tersisa 90 orang. Hal tersebut disampaikan Kepala Panti Bina Laras (PSBL) Harapan Sentosa 1, Maria Margareta, Selasa (9/7).
"Sudah ada 60 orang yang berhasil menghilangkan kebiasaan merokok," ungkap Maria.
Ia menjelaskan, berkurangnya kebiasaan merokok di kalangan  warga binaan, sebagai dampak positif dari terapi yang diberikan oleh patugas panti. "Jadi seminggu tiga kali, kami memberikan coklat atau permen kepada warga binaan. Treatment ini gunanya agar warga binaan mau menghilangkan kebiasaan merokok. Sejauh ini, upaya itu berhasil," terang Maria.
Maria menilai kebiasaan merokok di kalangan warga binaan dapat berdampak negatif, bagi perokok aktif maupun pasif. "Merokok mengakibatkan dilusi, sehingga menambah gangguan mental. Dimana ia meyakini sesuatu terjadi, padahal tidak terjadi. Sehingga proses gangguan jiwa akan semakin parah," jelas Maria.
"Tak hanya itu, merokok juga dapat berakibat fatal pada perokok pasif. Meski tidak merokok, tapi yang menghirup asapnya bisa terkena gangguan pernafasan," tambahnya.
Selain menghilangkan kebiasaan merokok, Maria menjelaskan terapi memberi cokelat dan permen, sebagai upaya mendisiplinkan warga binaan untuk menggunakan sandal saat beraktifitas. "Treatment ini berhasil. Febuari itu warga binaan hanya ada 15 orang, sekarang sudah 600 orang yang pake sandal. Kenapa mewajibkan sandal? Agar melindungi kaki dari kondisi tanah dan terhindar dari cedera saat akitifitas," jelas Maria.
Tak hanya itu, PSBL HS 1 juga melakukan medical check up dan terapi neuromodulasi secara rutin kepada warga binaannya. "Terapi ini sangat berguna untuk mengasah kemampuan kognitif, memantau perkembangan motorik dan pola stress pada warga binaan," tuturnya.(mar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Healthy Selengkapnya